Friday 8 February 2013

HABLUMMINALKAUN





Pendahuluan

Terdapat dua surah dalam kitab suci Al-Quran yang melahirkan sebuah pandangan hidup Islami diperlukan untuk menjalani kehidupan dunia saat ini, yakni: Ali-Imran ayat 112 dan Ar-Rum ayat 41. Keduanya memberi jalan untuk mengatasi pencemaran lingkungan hidup di bumi, muncul sejak dimulainya revolusi industri pada penghujung abad ke-18 hingga permulaan abad ke-19 di Eropa silam, dan masih terus berlanjut sampai hari ini:
 Surat Ali-Imran ayat 112:
dhuribat 'alayhimu aldzdzillatu ayna maa tsuqifuu illaa bi-”hablin mina allaah”-i wa-“hablin mina alnnaas”-i wabaauu bighadhabin mina allaahi wadhuribat 'alayhimu almaskanatu dzaalika bi-annahum kaanuu yakfuruuna bi-aayaati allaahi wayaqtuluuna al-anbiyaa-a bighayri haqqin dzaalika bimaa 'ashaw wakaanuu ya'taduuna.
                Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia,  dan  mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. [ Al Qur’an
               Dan Terjemahnya, 1412 H].
dan surat Ar-Rum ayat 41:
             zhahara alfasaadu fii albarri waalbahri bimaa kasabat aydii alnnaasi liyudziiqahum ba'dha alladzii 'amiluu la'allahum yarji'uuna.
             Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah  mera-   sakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
             [Al Qur’an Dan Terjemahnya, 1412 H].

Surah pertama mengingatkan umat kepada: hablin mina allaah” (mematuhi perintah Allah) dan mengamalkan “hablin minaalnaas” (menjalin kesepakatan diantara sesama manusia) dalam menjalani kehidupan dunia. Sedangkan surah kedua merasakan manusia kepada perbuatan yang menim-bulkan kerusakan di bumi: darat, laut, udara, hingga angkasa, agar kembali ke jalan yang benar.
Kedua surah Al-Quran ini memperkenalkan sekawan pernyataan: hablumminallah (taat pada pe-rintah Allah), hablumminannas (menjalin hubungan diantara sesama manusia), dan hablummin-akaun (menjaga kelestarian Alam Raya) yang Islami menghadapi kenyataan dunia saat ini. Keti-ganya menjadikan “tiga-serangkai pandangan hidup” (weltanschauung) yang dibutuhkan manusia kini untuk mengatasi pencemaran lingkungan hidup yang semakin mengancam mahluk di bumi.

HABLUMMINALLAH
Setiap orang lahir ke dunia, setelah memasuki usia dewasa akan dengan akal sehatnya bertanya dalam hati siapakah dia, dan dimana berada? Apabila kepadanya dikatakan ada Yang Maha Pencipta dan alam, maka ia akan bertanya lagi siapa Dia dan dialam mana? Pertanyaan pun berlanjut hingga akhirnya tiba pada hablumminallah. Masih banyak pertanyaan anak Adam yang akan berujung pada hablumminallah, antara lain: dimana langit ini berada, mengapa bintang dan benda-benda langit itu mengelompok kedalam galaksi, dan masih banyak lagi lainnya.
Langit
Langit, menurut ahli falak (astronom), ialahi tempat keberadaan benda atau materi juga dikenal dengan sebutan “Alam Raya”. Tempat keberadaan berjenis mahluk: tanaman, hewan, dan manusia ini hampir seluruhnya ruang hampa (vacum) berupa noktah tak-terbilang bilangan galaksi. Akan tetapi karena langit itu sendiri, sejauh yang diketahui orang hingga saat ini ialah himpunan dari tak-terbilang jumlah galaksi, maka galaksi dimana berdiam mahluk dinamakan Bima Sakti, atau Pending Dadih (Milky Way).

Sumber: Google
Galaksi
Galaksi adalah kumpulan tak-terhitung banyak bintang, setiap darinya dikitari benda-benda langit beredar dalam orbit masing-masing yang dinamakan orang planit. Salah satu dari sekian banyak bintang yang dikitari sejumlah planit beredar dalam orbitnya sendiri dimana terdapat mahluk yang sejauh ini diketahui orang terdapat dalam galaksi Bima Sakti ialah tatasurya.  
Sumber: Google
Tatasurya
Tatasurya adalah sebuah bintang memancarkan cahaya dan panas yang terdapat dalam galaksi Bima Sakti. Keluarga bintang ini terdiri dari bintang bernama matahari dikitari delapan planit yang beredar dalam orbitnya masing-masing. Salah satu dari sekian planit keluarga bintang ini bernama bumi, dimana berjenis mahluk hidup berdiam dan berkegiatan.  
Sumber: Google
Bumi
Bumi ialah planit keempat yang terdapat dalam tatasurya, diperkirakan lahir 4.500 - 4.600 juta tahun silam, dimana beragam mahluk: tanaman, hewan, dan manusia berdiam. Awalnya benda-langit ini adalah  sebuah bola-api menyala amat panas suhu tinggi, akan tetapi dalam perjalanan waktu lalu mendingin di permukaan dan menadikan bola bumi. Meski demikian di dalam perut bumi masih tersimpan neraka bola-api yang amat panas bertemperatur ribuan derajat celsius yang dikenal dengan inti, dan yang disebut akhir ini dibalut oleh berbagai lapisan, masing-masing dinamakan: kulit, mantel, zona peralihan, area D; semuanya bersama-sama membalut bola-api yang amat panas tadi. 
Sumber: Google
Kulit bumi dinamakan juga kerak, adalah bagian terluar planit terbentuk dari reruntuhan batu-api, batu-metamorphosis, dan endapan bebatuan lainnya. Menurut susunan dan pembentukannya, kerak bumi dibedakan kedalam landas kontinen (continental crust) dan landas samudra (oceanic crust). Landas kontinent lebih tebal sifatnya, dengan kedalaman antara 30 hingga 50 km, dan umumnya di-dominasi batuan menyerupai granit, sedangkan landas samudra lebih tipis sifatnya, terletak antara 5 hingga 10 km dalamnya, umumnya terbentuk dari batuan api basalt, diabase, dan gabbro yang su-sunnya lebih beragam.
Mantel membentuk 84 % dari volume bola bumi, adalah bagian yang langsung berada dibawah ke-rak. Yang membedakan mantel dari kerak ialah susunan unsur kimia batuan dan mineral yang ter-kandung didalamnya, umumnya berupa magnesium, tetapi sedikit silikon dan aluminium. Mantel bumi terdiri dari dua bagian, masing-masing: mantel atas dan mantel bawah. Lithosphere adalah mantel bagian atas terbentuk dari batuan keras yang langsung bersentuhan dengan kulit. Lithosphere terbentuk dari berbagai lapisan tektonik yang dapat mengapung dengan sendirinya. Tebal la-pisan lithosphere samudra berada antara 50 hingga 100 km, sedangkan tebal lapisan lithosphere kontinen berada antara 40 hingga 200 km. Yang langsung berada dibawah lithosphere ialah as the-nosphere lengket padat yang tidak mudah bergerak, dengan ketebalan rata-rata antara 100 hingga 200 km di kedalaman 410 km.
Diantara mantel bagian atas dan bawah terdapat zona peralihan pada kedalaman 410 hingga 660 km, kebanyakan terbentuk dari peridotite, batuan api kasar; tetap meleleh meski berada dibawah tekanan lithosphere yang amat tinggi dengan temperatur antara 1400 hingga 1600 derajat Celcius. Mantel bagian bawah berada pada kedalaman 670 km hingga 2798 km. Masih belum banyak yang diketahui orang tentang bagian ini selain gelombang seismograf yang memperlihatkan prilaku sera-gam. Area D mantel terdapat pada kedalaman 2798 km hingga 2900 km, bertugas memisahkan mantel dari inti bagian luar yang cair. Pada bagian ini tekanan diperkirakan mencapai 1,4 juta at-mosphere dengan suhu sekitar 4000 derajat Celcius.
Inti bumi terdiri dari dua bagian, yakni: inti bagian luar dan inti bagian dalam. Inti bagian luar ber-ada pada kedalaman 2900 km hingga 5150 km terdiri dari campuran besi dan nikel yang cair dengan sedikit beragam unsur kimia ringan lainnya, dengan temperatur antara 4000 hingga 6100 derajat Celcius di perbatasan keduanya. Dari perbatasan kedua inti menuju pusat bumi terdapat jarak sejauh 1220 km yang membentuk inti bumi bagian dalam. Berbeda dengan inti bagian luar, inti bagian dalam merupakan camuran besi dengan nikel padat yang amat panas. Suhu di bagian ini berada antara 5000 hingga 7000 derajat Celcius dengan tekanan ditaksir mencapai 3.000.000 satuan atmosphere. 
Diatas kerak bumi terletak berbagai benua, bermacam kepulauan dengan tak-terhitung banyaknya  pulau yang mengitari, semuanya ditopang landas kontinen. Berkat kehadiran lapisan-lapisan Sima (silisium magnesium) dan Sial (silisium aluminium) di bagian akhir ini, permukaan bumi menjadi cukup dingin untuk dihuni berbagai mahluk. Suhu udara di permukaan bumi menjadi tidak tergan-tung dari temperatur inti bumi yang amat panas, akan tetapi oleh pancaran panas dan cahaya yang datang dari matahari berada dalam jarak rata-rata 149.597.890 km dari bumi
 Sumber: Google
Bumi sebenarnya bukanlah benda langit tak-bernyawa sebagaimana yang disangkakan banyak orang. Bumi ini memiliki sumber tenaga (energy) berrupa panas (kalor) yang diperluknnya untuk berkegiatan, mulai menggerakkan inti terdalam hingga kerak di permukaan bumi. Dengan adanya sumber tenaga ini, berbagai lapisan bumi, mulai yang terdalam sampai kerak dipermukaan dapat digerakkan secara mekanik, seperti: meletuskan gunung-api, memindahkan landas kontinen dimana: benua, kepulauan dan pulau-pulaunya berada, memunculkan atau menenggelamkan barisan pegu-nungan dan gunung, menimbulkan gempa tektonik, menggetarkan kerak bumi, dan lain sebagainya. Aktifitas benda langit demikian merupakan pengejawantahan dari hidup sebuah benda langit yang memperagakan kemandirian (rohani) dengan “bahasa tubuh”, dipermukaan mana berdiam berjenis mahluk. Panas atau kalor adalah sumber tenaga yang sama, juga digunakan: tanaman, hewan, dan manusia, berkegiatan memperagakan kemandirian (rohani), meski bukan berasal dari bumi, tetapi datang dari matahari lewat makanan yang dikonsumsi.
Dengan tenaga didapat dari matahari sebagai sumber panas (kalor), tanaman dapat tumbuh, men-jalar lalu berkembang; dengan panas yang sama setelah terlebih dahulu diolah tenaman menjadi pa-ngan dengan proses photsintesis, hewan dan manusia dapat lahir, tumbuh, bergerak, dan berkem-bang. Itulah sebabnya mengapa dijumpai dua ragam kehidupan di Alam Raya, masing-masing: kehidupan benda-langit atau planet dan kehidupan mahluk yang sama-sama menggunakan tenaga panas (kalor). Benda langit atau planet memanfaatkan panas yang tersimpan di dalam perutnya, se-dangkan tanaman yang hidup di permukaan bumi menggunakan panas dan cahaya yang langsung datang dari matahari; hewan dan manusia memanfaatkan panas matahari tak-langsung, karena perlu terlebih dahulu disimpan secara kimia dalam tumbuhan: batang, daun, buah, biji, dan lainnya, oleh proses photosintesis. Itulah pula agaknya yang menjadi sebab mengapa benda langit tidak terkecuali mahluk sama-sama memiliki usia, karena panas (kalor) dapat lenyap dalam perjalanan waktu. 
Tanaman pertama muncul di bumi diperkirakan pada 430 juta tahun silam, disusul binatang menyu-sui pada 75 juta tahun terakhir, lalu kera menyerupai manusia 10 juta tahun terakhir, dan manusia pada 300.000 tahun terakhir. Demikian hasil temuan para ilmuwan yang mempelajari kedatangan mahluk di bumi dari sudut pandang evolusi yang berkembang sampai saat ini. Difihak lain, para rohaniawan yang mengkaji beragam kepercayaan sampai agama (theology) melalui berbagai kisah purba disampaikan orang-orang Mulia sampai kitab suci yang diturunkan para Rasul, menemukan  bahwa manusia berada di bumi diperkirakan sejak 13.000 tahun silam.  
Mahluk 
Awalnya mahluk yang terdapat di bumi dibagi dalam dua golongan besar: tanaman dan hewan. Yang pertama selalu berada di tempatnya, sedangkan yang kedua senantiasa berpindah karena dapat bergerak. Selain dari itu, yang pertama perlu terebih dahulu ada di bumi  untuk menyediakan zat asam (oksigen) yang diperlukan hewan untuk bernafas, dan mengadakan pangan yang menjadi sumber karbohidrat dalam tubuh untuk yang kedua, agar yang disebut terakhir dapat berkegiatan; maklum hewan perlu lebih dahulu membakar karbohidrat dengan oksigen dalam otot-ototnya untuk membebaskan tenaga panas (kalor) dari matahari guna diubah menjadi gerak supaya dapat berke-giatan. Kawasan pertemuan lithosfer (lithosphere) dengan hidrosfer (hidrosphere) dan atmosfer (atmosphere), dimana  kehidupan berlangsung di bumi dinamakan biosfer (biosphere).
Sumber: Google
Hewan melaksanakan pembakaran dalam tubuh untuk membebaskan panas yang diperlukan untuk mengatur suhu tubuh, dan pembakaran dalam otot yang diubah menjadi  gerak agar dapat berpin-dah tempat. Panas diperoleh dari reaksi kimia exothermis karbohidrat diperoleh dari makanan dengan oksigen dihirup dari udara berlangsung dalam tubuh. Tumbuhan mendapat makanan lang-sung dari tanah tempat keberadaannya, lalu menghasilkan oksigen melalui proses photosintesis yang dibantu tenaga matahari. Tanaman juga melaksanakan pembakaran dalam tubuh sebagaimana hewan untuk tumbuh dan menjalar. Manusia kemudian memisahkan diri dari hewan oleh kecerdasan yang dimilikinya. Itulah sebabnya, mengapa kemudian di dunia terdapat tiga jenis mahluk, masing-masing: tanaman, hewan, dan manusia. Manusia berada pada urutan paling akhir oleh keter-gantungannya pada tanaman dan hewan yang menjadi lingkungan hidup baginya sejak awal kedatangannya di bumi. Meramu, mengkonsumsi, dan menghasilkan limbah merupakan kegiatan hidup sehari-hari mahluk: tanaman, hewan, dan manusia. Dengan semakin besarnya jumlah  manusia di bumi, yang disebut terakhir lalu kemudian mengembangkan pertanian dengan memilih benih, mengolah tanah, dan melakukan mekanisasi. Dari pertanian mekanisasi manusia lalu hijrah  memasuki kehidupan industri. 
 
Sumber: Google
Sebagaimana halnya berbagai benda yang terdapat di bumi, mahluk juga tergolong benda, karena itu dapat dinamakan “benda mahluk”. Yang akhir ini juga tunduk pada hukum alam (fisika), karena memiliki berat (massa) dan menempati ruang. Sebagian besar berat (massa) “benda mahluk” adalah air, lalu disusul unsur-unsur kimia lain, seperti: karbon (C), nitrogen (N), kalsium (Ca), fosfor (P), dan lainnya. Pada tanaman “benda mahluk” itu ialah apa yang disebut: batang, cabang, ranting, daun, dan akar; sedangkan pada hewan dan manusia, apa yang dinamakan: tubuh, kepala, anggota terbuat dari daging dan tulang. “Benda mahluk” membentuk “dunia luar” (outer world)  kehidupan mahluk. “Benda mahluk” juga dapat disebut “perangkat lahir” mahluk, disingkat: “perlama”, dan untuk manusia dinamakan “perlaman”. Lewat perlama mahluk dapat mengungkapkan kemandirian (personality) dengan bahasa tubuh yang diperagakan sehari-hari. Selain dari itu setiap mahluk juga mempunyai rohani (soul), yang dapat dinamakan “dunia dalam” (inner world) kehidupan mahluk. Diantara “dunia dalam” dengan “dunia luar” terselip yang kemudian dinamakan: “perangkat batin mahluk”, disingkat: “perbama”, dan pada manusia disebut “perbaman”. Yang akhir ini bertugas se-bagai “antarmuka” (interface) yang menjembatani rohani (kehidupan dalam) dengan jasmani (kehi-dupan luar) mahluk, begitu juga sebaliknya. Dengan adanya perbaman, orang dapat menghimpun informasi dari lingkungan sekitarnya dan menjadikannya pengetahuan yang berkembang dalam perjalanan waktu. Pada tanaman perbama terjabar kedalam tak-terhitung jenis dan ragam tanaman di bumi; sedangkan pada binatang perbama juga terjabar kedalam tak-terhitung jenis dan ragam binatang yang ada di bumi mulai darat sampai kedalaman samudera.  
Itulah alasannya mengapa mahluk yang ada di bumi apapun jenis dan ragamnya merupakan “tri-logi” kehidupan (a trilogy of life), karena tersusun dari: jasmani, perbama, dan rohani (kemandi-rian). Adanya ketiga bagian dapat diibaratkan telur rebus. Putih telur diluar mewakili jasmani yang memperlihatkan “dunia luar” mahluk dengan kulit telur sebagai pakaian dikenakan. Kuning telur terdapat ditengah mewakili rohani yang menunjukkan “dunia dalam” mahluk; adapun selaput yang memisahkan kuning dari putih telur adalah yang disebut perbama. Trilogi ini pula yang mem-bedakan mahluk dari benda-benda lain yang mengitari mahluk di bumi yang mempunyai berat (massa) dan menempati ruang, tetapi tidak dapat tumbuh dan berkembang. Sebagaimana halnya jasmani terbentuk dari: kepala, badan, tangan, kaki, dan lainnya, perluma juga terbentuk dari: akal, budi, nilai, dan lainnya. Setiap bagian jasmani dapat dilihat dan diraba, sehingga dapat diketahui dengan jelas keberadaannya. Begitu juga berbagai bagian perluma, juga dapat diketahui dengan jelas keberadaannya meski tidak dapat dilihat maupun diraba. Rohani yang tunggal merupakan “dunia dalam” setiap mahluk apapun jenis dan ragamnya dapat diketahui keberadaannya lewat bahasa tubuh yang ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari sepanjang hayat, juga dinamakan sebagai  kemandirian setiap mahluk.
Mencipta
Menulis, melukis, dan semacamnya, ialah upaya menghadirkan sesuatu. Mengadakan sesuatu dari tiada ialah juga mencipta. Dengan menulis, melukis, dan lainnya ciptaan tampil sebagian demi se-bagian dalam melahirkan keseluruhan. Dalam perjalanan waktu menulis, melukis, dan sejenisnya berkembang menjadi mencetak. Dengan mencetak, tulisan dan lukisan muncul seketika secara kese-luruhan. Pada mulanya ciptaan muncul dari tangan manusia. Dengan kedatangan mesin, pekerjaan  diserahkan kepada mesin-cetak. Dengan datangnya komputer, muncul pencetak elektronik bernama ”printer” (pencetak) yang dapat menampilkan berbagai ciptaan dengan bantuan program dan ke-pala-cetak (printer-head) bergerak cepat. Yang akhir ini melahirkan: “pencetak dua dimensi”, disingkat: pencetak-2d (2d-printer), karena bekerja dalam bidang datar. Pencetak-2d juga disebut “pencetak luar” (external printer), karena kertas perlu dimasukkan kedalam pencetak agar dapat  mengeluarkan cetakan atau gambar. Dari pencetak dua dimensi, teknologi mengembangkan lagi pencetak tiga dimensi, disingkat pencetak-3d (3d-printer) yang bekerja dalam ruang. Hasil pe-kerjaan pencetak-3d ialah barang atau produk beragam: bentuk, ukuran, dan kegunaan, antara lain: sepatu, boneka, mobil, dan kapal-terbang. Kini telah terdapat pencetak-3d yang mampu menggan-dakan benda-benda hasil seni bermutu tinggi. Setelah terlebih dahulu dipotret laser scanner 3D, rekaman lalu dikirim ke pencetak-3d untuk membuat ulang (mereproduksi) benda hasil seni dari satu atau lebih jenis bahan, mulai plastik sampai dengan berbagai macam logam diinginkan. 
“Benda mahluk” tidak diragukan lagi bikinan semacam pencetak (printer). Berbeda dengan pen-cetak-3d yang membuat benda tiga dimensi ukuran tertentu, pencetak “benda mahluk” perlu men-cetak benda berbagai ukuran, mulai: konsepsi, bayi, anak, remaja, dewasa, hingga akhir usia, dalam  menghadirkan berbagai mahluk dengan keragaman masing-masing di bumi. Itulah sebabnya me-ngapa pencetak ini harus bekerja dalam empat dimensi, dan disebut pencetak-4d (4d-printer). Tiga dimensi pertama digunakan menghadirkan mahluk dalam ukuran tertentu, kemudian dengan di-mensi keempat pencetak mengganti bentuk dan ukuran “benda mahluk” menelusuri perjalanan waktu untuk memperlihatkan pertumbuhan; maklum setiap mahluk, apapun jenis dan ragamnya, memiliki usia. Dengan demikian “benda mahluk” hasil karya pencetak-4d akan senantiasa berganti ukuran dan bentuknya, mulai konsepsi sampai ke batas usia menjalani hukum pertumbuhan jenis dan ragam mahluk dibicarakan.  
Dengan sendirinya “pencetak luar” (external printer) tidak ada gunanya; itulah sebabnya mengapa alam mengembangkan “pencetak dalam” (internal printer) bersemayam dalam tubuh setiap mahluk. Dengan demikian, mahluk apapun yang hidup di bumi: tumbuhan, hewan, dan manusia, masing-masing memiliki sebuah pencetak-4d yang bekerja sepanjang hayat. Ada dua bagian (komponen) pencetak-4d yang dibutuhkan untuk menghadirkan “benda mahluk” di bumi dari: makanan, minu-man, dan udara dihirup mahluk sepanjang hayat, yakni: perbama “bagian badani” wujud benda (materi), disingkat “perbama-bb”, dan “bagian program” wujud bukan-benda (immaterial), dising-kat “perbama-bp”; keduanya berhubungan erat. Masih belum jelas diketahui wujud program-bp, bagaimana ia berintegrasi dengan perbama, begitu juga cara kerja dan lain sebagainya, akan tetapi pencetak-4d yang menghadirkan berjenis “benda mahluk” dengan keragaman masing-masing dapat disebut Pencetak Benda Mahluk, disingkat: PBM. Akan tetapi karena “benda mahluk” adalah ba-gian dari kehidupan dapat juga digunakan: Pencetak Mahluk, disingkat PM. Selain dari itu dapat  digunakan juga istilah Pencetak Biologi, disingkat PB (Biological Printer, disingkat PB). Unit perbama-bb yang terdapat pada setiap mahluk adalah setara dengan: gen (gene). Itulah sebabnya mengapa PBM atau PB(BP) dapat juga memakai istilah: Pencetak Gen, disingkat PG (Gene Printer, disingkat GP). 
Dengan PG bekerja dari dalam “benda mahluk”, mudah diterangkan bagaimana berjenis mahluk de-ngan keragaman masing-masing yang tak-terhitung jumlahnya dapat muncul di bumi setiap saat. Pertama, “benda mahluk” yang menjadi tubuh (jasmani) setiap mahluk apapun jenis dan ragamnya, terbentuk dari berbagai unsur kimia bumi yang diketahui, tercantum dalam tabel awalnya diungkap-kan Dmitry Ivanovich Mendeleyev (1834-1907) dari Rusia. Selanjutnya unsur-unsur kimia yang di-gunakan tidak terlalu banyak bervariasi diantara beragam mahluk yang mendiami planit ini, yakni: oksigen (O), hidrogen (H), karbon (C), nitrogen (N), kalsium (Ca), phospor (P), dan sejumlah  kecil lainnya. Unsur-unsur oksigen dan hidrogen menjadikan bagian terbesar “benda mahluk”, yakni: 60% - 90% dari berat (massa) tadi. Itulah sebabnya mengapa tubuh (jasmani) mahluk apapun jenis maupun ragamnya yang terdapat di bumi dapat dikatakan dikuasai oleh air. Air yang terdapat dalam “benda mahluk” lalu mengisi bermiliard sel tubuh mahluk, juga berjuta pembuluh cairan renik (mikroskopis) yang terdapat dalam “benda mahluk”: tanaman, hewan, dan manusia, dan menjadi bagian yang tidak  terpisahkan dari padanya.  
Pembuluh-pembuluh cairan renik yang tak-terbilang banyaknya dalam “benda mahluk” lalu men-jadi “jalan-air” atau “sungai renik” yang memindahkan beragam bahan atau zat keperluan hidup mahluk ke segala penjuru badan dari lambung untuk tumbuh dan berkembang; begitu juga untuk membuang berbagai macam ikatan kimia yang tidak lagi diperlukan tubuh dimanapun berada dalam perjalanan sebaliknya. Jumlah pembuluh cairan renik yang terdapat dalam setiap mahluk berubah dalam perjalanan waktu; terkecil ketika pembuahan, lalu meningkat menuju bayi, anak, dewasa, sampai ke batas usia. Banyaknya pembuluh-pembuluh cairan renik ini ada kaitannya dengan jenis mahluk, ragam, dan usia mahluk; demikian juga keadaan kesehatan dalam peralanan hidup mahluk. Aliran sungai-sungai renik pada tanaman digerakkan penguapan daun, perubahan cuaca, dan kapi-laritas pembuluh.
Dengan cara inilah tanaman dapat mengangkut pangan atau zat keperluan hidup lain dari dalam tanah menuju daun, bahkan hingga ke puncak pohon. Pada hewan dan manusia sungai-sungai renik  berpangkal dari berbagai pembuluh darah besar yang digerakkan jantung dalam sistim hidrolik. Dengan demikian hasil pencernaan makanan dalam lambung dapat diangkut ke segala penjuru tubuh mahluk. Pada ujung-ujung akhir sungai-sungai renik ini terdapat tak-terhitung banyaknya kepala-cetak PG yang mencetak “benda mahluk” dari dalam tubuh, apapun: jenis, ragam, bentuk, ukuran, dan usia mahluk di muka bumi. Adapun “tinta” yang digunakan PG untuk mencetak ber-jenis “benda mahluk”, ialah: makanan, minuman, dan zat asam yang dihirup dari udara oleh  mah-luk bersangkutan sepanjang hayatnya.  Dengan PG dikendalikan berbagai program yang ada dalam perbama, berjenis mahluk dengan keragaman masing-masing dapat muncul di muka bumi apapun jenis, ragam, bentuk, ukuran, dan usia; mulai kulit terluar sampai organ bagian terdalam, dilengkapi tulang belulang dan berbagai jaringan yang diperlukan untuk hidup di bumi.
Kedua, perbama adalah kumpulan informasi dan berbagai program, sebagian darinya digunakan GP untuk mencetak “benda mahluk” apapun: jenis, ragam, dan ukuran sejak pembuahan sampai ke a-khir usia. Antarmuka juga memuat informasi kemana hasil olahan makanan dalam lambung harus dikirim ke berbagai bagian tubuh untuk tumbuh dan berkembang di usia tertentu. Dengan pertolo-ngan bagian perbama tertentu, diatur pula kemana, berapa banyak, dan kapan unsur-unsur kimia bumi terdapat dalam tabel Mendeleyev didapat dari: makanan, minuman, dan atmosfer, perlu di-sampaikan. Begitu pula bagaimana makanan, minuman, dan oksigen perlu disiapkan dengan reaksi kimia yang bagaimana, dan dimana. Dengan informasi dan program yang terdapat dalam perbama  berbagai bagian tubuh lalu dicetak, seperti: kepala, badan, anggota, dan lainnya mulai bagian terdalam hingga dengan yang terluar. Demikian juga pembuatan tulang belakang penopang tubuh yang diperlukan menyngga tengkorak kepala; begitu juga rusuk, dan lain sebagainya. Selain dari itu ada lagi infrastruktur fisik sistim mental yang dibutuhkan untuk memperlihatkan: emosi, akal, nilai, bahasa, dan lainnya untuk berkegiatan di bumi. Yang juga harus terdapat pada setiap mahluk, ialah: pancaindra, sistim syaraf, sistim penalaran, dan lainnya yang menampakkan kesadaran mengenali lingkungan. Selain dari itu, terdapat lagi bagian perbama yang bertugas mengatur pertumbuhan agar berada dalam batas diperkenankan. Perbama, selain yang diturunkan oleh orang tua, ada pula hasil pengembangan mahluk sendiri perolehan interaksi rohani dengan jasmani yang aktif menanggapi lingkungan hidup dan sosial menelusuri waktu mulai dari pembuahan hingga ke akhir usia. Ketiga, rohani yang menjadi pusat dari segalanya memperagakan kemandirian mahluk ke “dunia luar” apa-pun jenis dan ragam mahluk diungkapkan dengan bahasa badan (body language). Rohani adalah dunia dalam mahluk, sedangkan kemandirian ialah apa yang terlihat dengan pancaindra dari dari luar. Itulah sebabnya mengapa kemandirian menjadi sebagian kecil dari rohani yang dapat diketahui dari luar.  
Kedatangan Mahluk 
Saat pembuahan (conseption) berlangsung guna menghadirkan mahluk, rohani (kemandirian) mendapat pinjaman benda (materi) untuk menyatakan keberadaannya di bumi. Dengan demikian trilogi kehidupan: rohani, perbama, dan jasmani, menjelma menjadi benih. Benih kemudian mengganda-kan diri dengan pembelahan sel sehingga berkembang menjadi janin. Yang disebut akhir ini  tum-buh lalu membesar, karena memperoleh masukan bahan (materi) berupa: makanan, minuman, dan zat asam dari ibu yang mengandung sampai lahir ke dunia sebagai bayi. Setelah lahir, pada manusia bayi meneruskan menghimpun bahan, tetapi kini di luar kandungan dengan menyusu kepada ibu, dan mendapat tambahan: makanan, minuman, dan zat asam dari udara; baik untuk menambah berat badan, meninggikan tubuh, juga untuk memelihara kesehatan selama pertumbuhan agar menjelma menjad: anak, akil balig, remaja, dan dewasa. Setelah dewasa, kegiatan menghimpun bahan terus berlangsung, akan tetapi bukan lagi pemberian orang tua, melainkan dengan mencari nafkah. Pada usia dewasa materi dihimpun lewat: makan, minum, dan bernafas, diperlukan untuk melakukan me-tabolisme yang diperlukan untuk menyediakan: tenaga (energi), pertukaran zat yang memelihara  kesehatan, dan lainnya, agar “benda mahluk” senntiasa berada dalam keadaan sehat walafiat sampai  akhir usia.  
Menurut ahli kesehatan, pertukaan zat berjalan tidak berkeputusan dalam “benda mahluk” se-panjang hayat menyebabkan yang disebut terakhir ini, yaitu bukti keberadaan mahluk di bumi berganti seluruhnya, mulai kulit terluar sampai organ bagian dalam setiap 7 hingga 10 tahun sekali. Itulah sebabnya, mengapa bayi yang lahir ke dunia tumbuh menjadi besar lewat kegiatan: makan, minum, bernafas, dan bergerak; bertambah beratnya, bertukar wajahnya, berganti bentuknya, bertambah pengetahunnya, dan lain sebagainya. Seorang anak berusia 12 tahun dengan demikian tidak lagi mempunyai benda (materi) yang diperoleb dari orang tuanya saat pembuahan. Kini semua benda yang ada dalam tubuh anak asal orang-tuanya telah lenyap, dan digantikan dengan yang di-dapatnya dari kegiatan: makan, minum, dan bernafas. Kedua orang tua anak inipun, menurut ahli kesehatan tadi, juga telah berganti dari sepasang orang-tua yang pernah meminjamkan benda kepada anaknya saat pembuahan, menjadi pasangan orang-tua pewaris dari orang-tua yang pernah meminjamkan benda kepada anak dimasa silam. Hubungan pasangan orang-tua dengan anak yang masih tersisa tinggal sejarah.
Dengan kegiatan: makan, minum, bernafas, dan bergerak, setiap manusia akan menukar tubuh (“benda mahluk”) dengan sempurna 7 hingga 10 sekali, menjadikan orang dimanapun di muka bu-mi ini sama adanya, terkecuali perbedaan yang ditetapkan gen, seperti: postur tubuh, warna kulit, dan lain sebagainya bercorak khusus, meski yang disebut akhir ini tidak banyak berpengaruh pada kehidupan sehari-hari selain untuk pengenal diri (identitas biometrik). Benar apa yang dikatakan o-rang-orang tua silam agar anak yang sudah dewasa diperlakukan sebagai teman atau sahabat, bukan lagi sebagai anak yang kerap dilakukan banyak orang. Ini disebabkan oleh kenyataan bahwa anak yang sudah dewasa telah sempurna metamorphosisnya (pergantian jasmani berulangkali) menjadi orang lain yang berdiri sendiri sebagaimana yang dikatakan ahli kesehatan diatas. 
Kepulangan Mahluk
Orang yang telah meninggal, sebenarnya telah berulangkali mengembalikan “benda mahluk” yang dimiliki, meski diawali dengan sedikit demi sedikit (partial) sepanjang hayat lewat metabolisme, akan tetapi yang di kembalikannya belakangan ialah yang dimilikinya 7 hingga 10 tahun terakhir. Tubuh manusia kata orang terbuat dari daging dan tulang, namun pada kenyataannya tidak lain dari tempayan (kendi) penuh air. Ini disebabkan lebih dari 70% berat (massa) “benda mahluk” adalah air semata, dan kurang dari 30% yang berupa tempayan (kendi) yang menjadi tempat air. Yang disebut akhir ini terbentuk dari sejumlah unsur kimia, antara lain: karbon (C), kalsium (Ca), kalium (K), fosfor (P), dan lainnya hingga unsur langka bumi (rare earth), tertera dalam tabel unsur kimia. Kembali tampak disini, dari apa yang menjadikan “benda mahluk” apapun jenis dan ragamnya: tanaman, hewan, dan manusia, ternyata sama saja dimana-mana di dunia ini. Perbedaan yang ge-muk dari yang kurus tidak lebih dari kandungan air ketimbang unsur kimia lain. 
Mahluk yang telah meninggal dunia telah sampai di akhir perjalanan hidup menelusuri waktu. Pada saat itu, rohani (kemandirian) mengembalikan “benda mahluk” yang terakhir dimiliki kembali ke bumi tempat asalnya, karena sebelumnya memang dipinjam mulai dari yang berasal dari orang-tua saat pembuahan (conception) sampai dengan yang didapat dari Ibu Bumi (Mother Earth) lewat  ke-giatan: makan, minum, dan bernafas sepanjang hayat. Ini berarti setiap mahluk: manusia, hewan, dan tanaman, akan memulangkan “benda mahluk” dimiliki melalui dua tahap, pertama: pengemba-lian partial atau pengembalian sebagian demi sebagian, dan kedua: pengembalian belakangan. Alam telah mengatur erhadap setiap “benda mahluk” dikembalikan akan dilakukan daur ulang sehingga dapat kembali menjadi unsur-unsur kimia tercantum dalam tabel Mendeleyev. Dengan cara demi-kian limbah organik yang akan mencemari lingkungan hidup dapat dielakkan. Daur ulang “benda mahluk” dikembalikan partial dilakukan bermilliar bakteri yang mendiami tubuh mahluk bersang-kutan apapun jenis dan ragamnya, yang sehari-harinya berkegiatans mengukir tubuh agar tampak  rapi dan selalu bersih.  
Daur ulang “benda mahluk” dikembalikan belakangan, diatur adat-istiadat dan agama komunitas penduduk bagiandunia bersangkutan. Dalam pelaksanaan dapat dibedakan apa yang dinamakan: pe-makaman, pembakaran (kremasi), penenggelaman, dan pembiaran. Pada pemakaman, air yang di-kembalikan diserap tanaman, lalu menguap ke udara menjadi awan, dan akhirnya sebagai hujan   turun ke bumi kembali ke laut. Berbagai unsur kimia lain yang dikembalikan digunakan tanaman untuk tumbuh dan berkembang, lalu sebagian menjadi makanan hewan dan manusia. Pada pem-ba-karan, air menjadi uap dan naik ke udara menjadi awan, akhirnya kembali lagi ke laut. Berbagai un-sur kimia lain ada yang ikut terbakar menjadi abu, lalu disimpan atau dititipkan keluarga dalam rumah abu. Pada penenggelaman, air langsung bergabung dengan rekannya dalam badan air. Berbagai unsur kimia lain dikembalikan mengendap di dasar: kolam, sungai, danau, laut, dan sa-mudra; menjadi makanan tanaman dan hewan air. Pada pembiaran, bermilliar bakteri mendiami “benda mahluk” melepaskan gas penyengat penciuman, untuk mengundang pendaur ulang lain da-tang segera untuk menyelesaikan pekerjaan. Pengeringan mengubah air menjadi uap yang naik ke udara menjadi awan, dan akhirnya kembali ke laut. Dengan menempatkan “benda mahluk” dikem-balikan belakangan pada ketinggian berjenis burung mencabik-cabik “benda mahluk” untuk mema-kannya. Ada juga pembiaran yang ditinggalkan begitu saja di tengah hutan atau padang pasir untuk diselesaikan binatang buas; atau menempatkannya dalam rak-rak, mulai kolong rumah-rumah suci sampai  gua-gua pegunungan.  
Alam telah menentukan “benda mahluk” dikembalikan partial dan belakangan, menjadi bagian dari “rantai makanan” (food chain) menelusuri metabolisme. Ada dua macam metabolisme, masing-masing: katabolisme dan anabolisme. Yang pertama ialah senyawa kimia yang membebaskan tena-ga matahari tersimpan dalam “benda mahluk” yang diperlukan hewan dan manusia guna kelangsu-ngan hidup mereka. Dengan membebaskan tenaga matahari tersimpan dalam “benda mahluk” di-kembalikan partial dan belakangan, kedua yang disebut akhir ini akan kembali terurai (decompose)  menjadi beragam unsur kimia pembentuk tercantum dalam tabel Mendeleyev. Adapun yang kedua ialah senyawa kimia yang bertugas menyimpan tenaga matahari dilakukan tanaman dibantu proses photosinthesis memanfaatkan unsur-unsur kimia hasil daur ulang. Itulah sebabnya mengapa bera-gam tanaman memerlukan makanan yang memuat unsur-unsur kimia hasil daur ulang “benda mah-luk” asal dari hewan dan manusia dikembalikan partial dan belakangan untuk kelangsungan hidup mereka. Melalui daur ulang dan kesegeraan pelaksanaan, pencemaran lingkungan oleh “benda mah-luk” dikembalikan partial dan belakangan, umum dikenal dengan limbah organik, dapat dihindar-kan dari bumi. 

HABLUMMINANNAS
Manusia, dimanapun di bumi, apapun suku dan bangsa serta keyakinannya, datang ke dunia karena dilahirkan orang-tua yang kemudian membesarkannya dalam keluarga dan komunitas. Sejak saat itu, lewat perbaman dan berbagai program yang ada padanya, rohani (kemandirian) memerintahkan GP mencetak “benda mahluk” diperlukan untuk menghadirkannya di bumi. Itulah sebabnya menga-pa manusia, begitu juga mahluk lainnya di bumi, telah sejak awal hidup dalam masyarakat. Dengan semakin besarnya jumlah penduduk berdiam bumi menelusuri waktu menempuh zaman: keluarga, komunitas, masyarakat, suku, dan bangsa mengambil bentuk. Sebagai akibat dari interaksi antara sesama insan, kemudian dilanjutkan dengan lingkungan; mulai individu yang kemudian meluas mencapai bangsa, mewarnai sudut pandang dari individu sampai bangsa. Beragam pandangan  hidup lalu bermunculan dimana-mana di muka bumi menjalani zaman, mulai: kepercayaan, agama, sekuler, dan lain sebagainya yang menimbulkan bentuk pemerintahan. Lahirlah kerajaan latar bela-kang: kepercayaan, agama, dan lainnya, sampai dengan bermacam demokrasi yang bertanggungja-wab kepada kesejahteraan rakyat. Keragaman pandang bentuk pemerintahan dalam perjalanan waktu lalu diperkaya dengan kemajuan IPTEK dan kepentingan negara terhadap SDA di bumi, menimbulkan kekuatan-kekuatan sosial pemersatu atau pemecah diantara beragam bangsa di dunia, mulai: setempat (local), kawasan (regional) dan internasional (global) yang tidak dapat dielakkan. Kekuatan-kekuatan bertentangan berkembang menjadi kekuatan politik pemersatu (assosiasi) dan kekuatan politik pemecah (dissosiasi) antara berbagai bangsa dalam perjalanan waktu menelusuri zaman di berbagai belahan dunia memasuki millenium ketiga.  
Revolusi Industri
Sebelum datangnya renaissance (pencerahan) di Eropa, orang-orang di bagian dunia itu masih me-nganut ajaran Ptolomaëus yang mengatakan, bahwa bumi adalah pusat peredaran segala benda langit yang ada di Alam Raya, tidak terkecuali matahari. Cara pandang Alam Raya ini dikenal de-ngan nama: ajaran geosentris. Sri Paus, pemegang Tahta Suci di Vatican, Roma, Italia, ketika itu, menerima ajaran geosentris karena tidak bertentangan dengan Kitab Suci, lalu menjadikannya pan-dangan hidup umat Katholik di seluruh dunia.
Akan tetapi dengan kedatangan zaman pencerahan, Koppernigt (Copernicus 1473-1543) seorang il-muwan dan astronom dari Polandia membantah dan mengatakan bahwa mataharilah yang menjadi pusat peredaran segalanya. Bantahan ini melahirkan cara pandang Alam Raya baru yang dinama-kan: ajaran heliosentris. Galileo Galilei (1564-1642), seorang cendekiawan dan astronom dari Italia ketika itu membuktikan kebenaran Koppernigt dengan teleskop buatannya. Namun malang, ia lalu dinyatakan bersalah karena melawan ajaran geosentris, sehingga Galileo Galilei terpaksa menjalani kurungan hidup di rumah sampai akhir hayatnya.  
Gelombang awal revolusi industri dimulai tahun 1750 (penghujung abad ke-18) di Eropa, dan dalam masa ini timbul perubahan besar dalam berbagai bidang kehidupan: pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi, yang menimbulkan pengaruh besar pada keadaan: ma-syarakat, ekonomi, dan budaya di benua itu. Gelombang berikutnya revolusi industri muncul tahun 1850 (awal abad ke-19). Kedua revolusi industri kemudian bergabung, saat kemajuan teknologi dan ekonomi mendapatkan momentum dengan munculnya: kereta-api, kapal-api, disusul ditemukannya mesin pembakaran dalam yang amat praktis penggunaannya pada penghujung abad ke-19, dan di-perkenalkannya pusat pembangkit tenaga listrik oleh Thomas Alfa Edison. Sebagai akibatnya Eropa dan Amerika Utara serta Jepang berubah menjadi pusat kemajuan dunia di berbagai bidang, mulai: pertanian, menghasilkan barang atau produk, pertambangan, sarana dan prasarana angkutan, tekno-logi, yang menggerakkan dunia di banyak bidang: ekonomi, masyarakat, dan budaya, sejak dari dua momen yang bersejarah itu.
Revolusi industri diawali bejana vakum tenaga uap buatan Thomas Savery (1650-1715), yang ke-mudian oleh Thomas Newcomen (1664-1729) diubah menjadi mesin-pengisap tenaga atmosfir un-tuk memompa air. Pompa bertenaga atmosfir ini lalu dikembangkan lebih lanjut oleh James Watt (1736-1819) menjadi sebuah mesin-uap berputar dijalankan uap bertekanan.
Sumber: Google
Berbagai industri lalu bermunculan dan menjamur di Eropa memanfaatkan mesin-uap yang baru di-temukan, mulai tekstil hingga pengolahan logam dijalankan mesin-uap. Yang menjadi tanda penge-nal mesin ini ialah pembakaran berlangsung diluar silinder; itulah sebabnya mengapa mesin-uap di-namakan juga Mesin Pembakaran Luar, disingkat MPL (External Combustion Engine, disingkat ECE). Mesin-uap selanjutnya merambah ke jalan-raya menggantikan ternak menarik kereta. Pada tahun 1830 Walter Hancock (1799-1852) dari Inggris memperkenalkan bis-uap pertama di Eropa. Richard Trevithick (1771-1833), rekan senegerinya dari Inggris pada tahun 1804 memperkenalkan pula angkutan jalan-baja, dilanjutkan George Stephenson (1781-1848) memperkenalkan kereta-api pertama di dunia menghubungkan Sockton dengan Darlington di Inggris. Di Amerika Serikat lahir pula kapal sungai dijalankan satu dan lebih roda-air (kincir-air) yang diputar mesin-uap. Di negeri yang sama muncul pula kapal-laut yang didorong baling-baling (propeller) dijalankan mesin-uap untuk mengganti layar yang ditiup angin.  
Kelahiran mesin-uap di Eropa menimbulkan perubahan besar di benua itu, mulai hidup masyara-kat, ekonomi, sosial, sampai budaya. Mesin-mesin uap kemudian digunakan secara luas untuk menggerakkan beragam industri, mulai angkutan darat sampai laut menggunakan panas (kalor)  yang diubah menjadi gerak (mekanik), juga memanfaatkan bahan-bakar sebagai sumber panas (kalor), dan Sumber Daya Manusia (SDM). Adapaun bahan-bakar yang digunakan ketika itu ialah batu-bara, dikenal dengan Bahan Bakar Padat, disingkat BBP. Tergantung cara thermo-mekanik dipilih untuk mengubah “panas” menjadi “gerak”, dibedakan: mesin-uap “timba tenaga gerak pen-gisap-porosengkol”, dan mesin-uap dengan “timba tenaga gerak sudu-poros”. Yang pertama melahirkan “mesin-uap” yang banyak digunakan dalam dunia industri dan angkutan mulai darat hingga.
Sumber: Google
laut ketika itu; sedangkan yang kedua melahirkan “turbin-uap” keperluan PLTU (Pusat Listrik Te-naga Uap). Pencarian, penambangan, dan angkutan batu-bara kemudian menjadi prioritas banyak negara yang tengah mengembangkan beragam industri dan bermacam angkutan di Eropa ketika itu. Yang juga dibutuhkan banyak negara di Eropa ketika itu ialah biji-besi untuk menyediakan besi dan baja yang diperlukan untuk pembuatan mesin-uap dan keperluan lainnya. Besi dan baja juga digunakan untuk membuat jalan-baja, jembatan, bangunan, beragam pipa, dan masih banyak lagi lainnya, sehingga pusat-pusat peleburuan biji-besi menjamur pula di banyak negara. Pencarian biji-besi dan logam lainnya, dimulai penambangan, mendirikan dapur tinggi, dapur bessemer untuk membuat baja, transportasi, menjadi prioritas banyak negara di Eropa ketika itu.  
Adapun yang menjadi kelemahan MPL ialah perbandingan berat mesin terhadap daya dihasilkan  besar, menyebabkan mesin-uap memerlukan banyak bahan bagi pembuatannya. Itulah sebabnya mengapa pencarian mesin sebagai sumber tenaga gerak lebih ringan berlanjut, untuk menemukan apa yang kemudian dinamakan Mesin Pembakaran Dalam, disingkat MPD (Internal Combustion Engine, disingkat ICE).
Sumber: Google
 Pada tahun 1860, Jean Joseph Etienne Lenoir (1822-1900) asal Belgia berhasil membuat MPD  berpemantik sumbu pertama di dunia. Gas bertekanan dari letusan uap terbakar langsung timbul dalam silinder membuat perbandingan berat mesin terhadap daya dihasikan merosot, karena tidak lagi memerlukan bejana terpisah untuk menghasilkan gas betekanan. Akan tetapi MPD mem-butuhkan panas (kalor) yang diubah menjadi gerak dari “uap bensin”, yakni ciran yang dinamakan Bahan Bakar Cair, disingkat BBC. Dua tahun kemudian Nikolaus Otto dari Jerman berhasil membuat dan menjual MPD berpengabut (carburettor) dengan pemantik listrik (electric ignition). Ia kemudian disusul teman sebangsanya Rudolf Diesel tahun 1900 memperkenalkan MPD berpemantik kempa (compression ignition) yang kemudian dikenal luas sebagai mesin diesel.
Sumber: Google
Dengan bantuan MPD, Wright bersaudara: Orville (1871-1948) dan Wilbur (1867-1912), berhasil menerbangkan kapal terbang buatan mereka pada tanggal 17 Desember 1903. Kedua bersaudara  menjadi dua orang manusia warga negara  Amerika Serikat yang berhasil terbang untuk pertama ka-linya di dunia.
Pengubah thermo-mekanik poros-engkol ragam “mesin-bensin” dan “mesin-diesel” banyak ditemu-kan dalam industri, mulai angkutan darat, laut, sampai udara; sedangkan pengubah thermo-mekanik ragam sudu-poros dijumpai pada PLTG (Pusat Listrik Tenaga Gas), mesin-mesin: turbojet, turbo-prop, dan turbofan yang menerbangkan pesawatterbang kecepatan tinggi maupun ukuran besar. Ilmuwan Robert Boyle (1627-1691) dan Joseph Louis Gay-Lussac (1778-1850) berjasa  membidani munculnya disiplin pengetahuan thermodinamika yang menyebabkan MPL dan MPD berkembang  memenuhi keperluan khusus konsumen. Berbagai macam mesin pembakaran kemudian membanjiri pasar, mulai Eropa hingga ke seluruh penjuru dunia. Pencarian batubara sebagai sumber panas (kalor) terus berlanjut, kini ditambah lagi dengan pencarian minyak bumi dan gas alam. Penam-bangan, pengangkutan, pendistribusian BBP, BBC, BBG (Bahan Bakar Gas) merupakan aktivitas beragam negara, terutama yang menguasai SDA yang kaya di bumi, terlebih negara-negara dengan SDM terbaik. Perburuan sumber tenaga (batu-bara, minyak, gas, disusul dengan aneka sumber tenaga terbarukan (renewable) berlanjut; lalu disusul dengan pencarian berjenis logam (besi, baja, dan lainnya), termasuk unsur langka bumi (rare earth). Selain dari itu muncul pula aneka ragam industri pendukung, antara lain: pabrik semen, pabrik besi beton, peralatan konstruksi, dan banyak lagi lainnya. Apa yang telah dikemukakan di atas bermunculan di banayak negara yang mendiami kelima benua,  kepulauan dan pulau di muka bumi. Semuanya tak-putus-putusnya menguras SDA yang tertata rapi dalam rak-rak kerak bumi, mulai darat hingga lepas pantai di berbagai benua hingga kepulauan dan pulau.  
Apa yang diperoleh umat manusia dari revolusi industri yang telah berlangsung hampir tiga abad,  tepatnya 262 tahun, ialah: kemajuan, kemudahan, dan kesejahteraan yang kian meningkat. Sebelum kedatangan revolusi industri, orang dimana-mana di muka bumi ini bepergian hanya berjalan-kaki, mengendarai ternak piaraan, naik kereta kuda, dan berlayar. Itulah sebabnya mengapa banyak ke-lompok kehidupan yang ada di bumi terasing satu dari lainnya oleh jarak yang berjauhan. Tidak ba-nyak sebuah kelompok kehidupan yang tahu akan adanya kelompok kehidupan lain yang terdapat  di bumi, kecuali warga yang berdiam di daerah pesisir. Gelombang pertama revolusi industri memperkenalkan mesin (motor) yang mengubah budaya bepergian dari: berjalan kaki, menunggang kuda, dan naik kereta-ternak, menjadi budaya naik kendaraan bermotor: sepeda motor, mobil, kereta-api, kapal-api, pesawatterbang, sampai kapal angkasa. Beragam kelompok kehidupan di bumi yang awalnya terpisah ditengah benua atau pulau, lalu terbuka dengan dibangunnya: jalan-raya, jalan-baja, dan jalan-udara. Berbagai budaya yang ada di bumi yang semula terpisah lalu berbaur, mulai: setempat (lokal), wilayah (regional), hingga dunia (global) menimbulkan kebahagiaan sekaligus kecemasan. Tidak dapat dihindarkan munculnya ketegangan antara budaya yang datang dari luar dibawa para pendatang dengan budaya setempat yang masih tradisional oleh perbedaan: keperca-yaan, adat, agama, budaya, dan pengetahuan. Pertikaian sampai perang tidak dapat dihindarkan oleh  perbedaan: budaya, ekonomi, dan kepentingan menguasai SDA dalam perjalanan waktu diwarnai PD-I, zaman penjajahan yang menimbulkan kolonialisme, dan pecahnya PD-II.
Gelombang kedua revolusi industri muncul dengan diperkenalkannya listrik, melahirkan elektronik dan teknologi komunikasi dan informatika (TKI). TKI memungkinkan orang berkomunikasi secara elektronik dengan telepon, menonton film atau televisi, bekerja melalui internet dengan telepon pin-tar (smart phone). Dengan gadget akhir ini, orang juga dapat mengobrol dengan siapapun di belahan bumi lain bertatap muka langsung secara elektronik tanpa harus keluar rumah. Orang pun tidak perlu ke keluar negeri untuk sesuatu urusan, karena negara yang ingin dikunjungi itu sendiri dapat  datang mengunjungi penelepon membawa: kepercayaan, adat, agama, nilai, budaya, pengetahuan dan teknologi memberi pelayanan menyediakan barang atau jasa. Kedekatan manusia secara elek-tronik lewat telepon pinter (electronic gadget), menimbulkan dinamika kehidupan sosial baru di bumi yang berdampak positif dan negatif dalam pergaulan antar bangsa, berangkat dari kebinekaan budaya yang muncul diwaktu silam. Tidak dapat diragukan berbagai fihak: orang tua, pendidik, pengasuh pondok, dan lainnya menjadi bergembira akan dampak positif ditimbulkan, seperti melu-asnya pandangan hidup manusia, akan tetapi juga sekaligus khawatir oleh akibat negatif dihasilkan, antara lain: berbagai hal yang tidak diinginkan. Pertikaian kultural berbagai bentuk memang tidak dapat dihindarkan bermunculan menelusuri perjalanan waktu dan zaman yang harus ditengahi oleh orang-orang bijak yang ada dalam masyarakat, mulai: setempat (local), kawasan (region), dan dunia (internatinal). Apalagi persoalan seperti ini pernah timbul diwaktu silam dan terbukti dapat ditanga-ni dengan baik. Perlu diketahi ponsel di telapak tangan pengguna hanyalah puncak gunung es yang kecil, dibawahnya bersemayam gunung es sindikat antarbangsa modal besar didukung SDM pro-fesional dengan teknologi maju.  
Revolusi industri telah membuka lapangan kerja yang luas kepada manusia di bumi yang menghi-dupi keluarga dimana-mana dari sejak awal saat bersejarah itu. Penduduk bumi pun lalu meningkat pesat mulai dari Eropa sampai ke bagian dunia lainnya; terutama sejak diperkenalkannya antibiotika guna mengatasi infeksi, dan berbagai keberhasilan bidang kesehatan lain. Banyak kota lalu bermun-culan dimana-mana mulai Eropa sampai bagian dunia lain, dalam menampung arus urbanisasi yang mengalir dari desa-desa yang hendak mengubah nasib dan ikut menikmati kue keberhasilan revolusi industri. Akan tetapi selain dari dampak positif disebutkan diatas, tidak dapat dielakkan timbulnya dampak negatif merugikan umat manusia berupa pencemaran lingkungan hidup di bumi, mulai: da-rat, laut, udara, hingga antariksa seputar planit biru yang menggangu ekosistim (ecosystem). Revolusi industri tidak diragukan lagi menjadi “pedang” yang diperlukan manusia untuk merints jalan kemajuan, akan tetapi “pedang” yang sama tidak disangsikan akan menyakiti penggunanya manakala tidak waspada melaksanakan tugas.  
Sisim Ekonomi   
  1. Kapitalisme
Kedatangan abad pencerahan memberikan landasan berfikir intelektual penerapan praktis beragam ilmu pengetahuan yang berkembang di Eropa. Ini tampak dari digunakannya “analisa ilmu” untuk mengembangkan mesin-uap, lalu meluas menuju berkembangnya analisa politik, dan analisa sosial, akhinya berpuncak pada “Kesejahteraan Berbagai Bangsa” buah karya Adam Smith. Salah satu persoalan kapitalisme yang dibahas dalam karta Adam Smith ialah “Memperbaiki Keadaan Dunia”, yakni tentang apakah industrialisasi akan mensejahterakan kehidupan manusia, ditinjau dari angka harapan hidup, jam kerja singkat, dan pembebasan anak dan orang-tua dari kewajiban kerja.
Dalam kapitalisme terbuka peluang bagi semua orang membuka usaha (business), baik menghasil-kan barang (produk) maupun menawarkan jasa (service), dalam melayani permintaan pasar (masya-rakat). Persaingan barang atau jasa melahirkan harga untuk suatu kualitas. Penghasilan pengusaha tergantung dari jumlah barang atau jasa yang terjual setahun. Pemerintah tidak mencampuri urusan pengusaha menghasilkan produk atau jasa, akan tetapi menyediakan perangkat aturan dan tempat usaha dengan lingkungan: ekonomi, sosial, dan politik setara terhadap pungutan pajak dikenakan.
Sejak awal revolusi industri, kapitalisme berkembang pesat didukung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pabrik mobil menggantikan kendaraan dihela ternak bermunculan di berbagai negara mulai Eropa, meluas ke Amerika Utara dan Jepang, serta bagian dunia lainnya. Industri angkutan jalan-baja juga muncul di berbagai negara Eropa melayani permintaan angkutan jalan-baja benua itu, kemudian diexport ke bagian dunia lainnya di Asia, oleh ongkos angkut per satuan muatan yang lebih murah. Industri kapal lalu menyusul mulai: kanal, sungai, danau, laut, sampai samudra, diawali kapal-api sampai kapal-mesin menggantikan kapal layar. Dengan keberhasilan Wright bersu-dara, lahir pula industri pesawatterbang untuk melayani angkutan-udara lewat atmosfer bumi. Selain beragam industri yang dikemukakan, masih terdapat lagi tak-terbilang jumlah industri pen-dukung lain yang akan bermunculan di bumi, seperti: semen, bangunan, kimia, pharmasi, kertas, pengolahan logam, plastik, dan  banyak lainnya lainnya.  
Kapitalisme yang muncul dan berkembang sejak saat bersejarah itu tidak hanya melahirkan industri mulai ringan sampai berat di berbagai negara di planit ini, juga menimbulkan aliran benda (materi) dari dalam perut bumi, mulai: bahan-bakar (batu-bara, minyak bumi, dan gas), berbaga mineral (biji besi untuk membuat besi dan baja, tembaga, aluminium, logam lain, dan sebagainya), dan banyak lagi bahan lainnya menuju permukaan bumi untuk pembuatan barang (produk). Aliran benda (materi) ini muncul di banyak negara yang sedang menghasilkan barang, mulai kerajinan rumah-tangga hingga industri beragam sarana angkutan, mengalir terus-menerus sejak awal dimulainya revolusi industri 262 tahun silam; selanjutnya dinamakan: “arus bahan”. Bahan-bakar awalnya ditambang, lalu diolah dalam kilang menjadi BBP, BBC, dan BBG. Yang akhir ini kemudian didis-tribusikan kepada konsumen. Berjenis logam juga awalnya ditambang, lalu dikirim ke berjenis pa-brik untuk dijadikan bahan baku, seperti: balok, plat, atau lainnya, lalu di kirim ke industri pembu-atan: mesin, sepeda motor, berjenis mobil, kereta-api, kapal laut, kapal-terbang dan lainnya. Hasil produksi industri setelah menjadi barang (produk) mulai kebutuhan rumah-tangga, sarana angkutan, dan lainnya lalu digunakan. Setelah habis masa pakai ekonomis barang (produk), seperti: motor, mobil, pesawatterbaang dan lainnya, lalu berubah menjadi limbah (sampah) logam ak berguna yang teronggok di muka bumi. Konsumen yang telah memanfaatkan panas (kalor) hasil pembakaran beragam bahan-bakar untuk menjalankan sarana angkutan disebutkan diatas, membuang asap dan debu hasil pembakaran bahan-bakar begitu saja ke udara dan bumi yang mencemari biosfer.
Terdapat tiga macam limbah yang mencemari lingkungan hidup di bumi di akhir “arus bahan” yang hijrah dari dalam perut bumi menuju permukaan, masing-masing: gas dan debu hasil pembakaran bahan-bakar, air kotor hasil pengolahan, dan barang (produk) industri yang tidak lagi berguna. Limbah pertama langsung mencemari atmosfer dan bumi saat penambangan bahan bakar, penggalian mineral dilakukan mesin-mesin gali dan tambang untuk mengeluarkan benda (materi) galian dari dalam perut bumi. Pencemaran dilanjutkan alat-alat transportasi yang memindahkan barang galian dari lokasi tambang menuju kilang atau pabrik. Tidak dapat disangkal sepanjang kegiatan peng-galian, transportasi, dan pengolahan bahan tambang dalam kilang atau pabrik dilibatkan air bersih, yang menimbulkan limbah cair mengotori: parit, sungai, danau, laut, sampai samudra. Limbah ketiga adalah peralatan tambang, peralatan bor, angkutan yang telah habis masa pakai ekonominya. Semuanya memenuhi muka bumi: mulai debu hasil pembakaran, peralatan tambang, peralatan bor, termasuk  sarana transportasi yang tidak lagi digunakan, mulai darat sampai lepas pantai.  
Yang menjadi persoalan kapitalisme saat ini, ialah: limbah gas hasil pembakaran bahan-bakar: padat, cair, dan gas yang mencemari atmosfer mengganggu pernafasan; limbah cair masuk kedalam badan air: kanal, kolam, sungai, danau, laut, sampai samudra, yang mengotori minuman dan makanan beragam “benda mahluk”: tanaman, hewan, dan manusia; limbah padat rongsokan sarana transpotasi: darat, laut, udara, dan lain yang menumpuk di permukaan bumi oleh “arus bahan” yang terus-menerus meninggalkan perut bumi menuju permukaan yang semakin besar jumlahnya.
Sumber: Google
Adapun bukti nyata dari pencemaran atmosfir ialah berdampak fatal, ialah malapetaka Bhopal, Ma-dhya Pradesh, India, muncul tanggal 2 - 3 Desember 1984 silam, berasal dari kebocoran methyl isocyanate dan lain, dari sebuah pabrik yang menewaskan ribuan orang berdiam dalam pemukiman  kumuh. Juga pengotoran badan air yang menimbulkan hujan-asan (acid rain) di Eropa yang menye-babkan daun-daun tanaman mengering. Begitu juga hujan-kuning (yellow rain) yang diturunkan A-merika Serikat di Vietnam silam. Ada lagi penyakit-Minamata (Minimata disease) muncul di Je-pang yang menyebabkan bayi-bayi manusia lahir cacat, dan masih banyak lainnya. Sedangkan yang paling akhir terbunuhnya Alexander Livinenko dari Rusia oleh pencemaran Plutonium 210 (Po-210) yang memancarkan sinar alpha.
Sumber: Google
Perlu dicarikan jalan agar bermacam limbah yang memasuki: atmosfer, badan air, dan mengonggok di muka bumi tidak terjadi samasekali. Apalagi, apabila limbah merupakan bahan pencemar  berba-haya terhadap kehidupan yang dapat memasuki “benda mahluk” lewat aktivitas: makan, minum, dan bernafas; karena PG dengan program yang mengendalikan tidak membedakan “benda alami” dengan yang telah tercemar oleh perbuatan manusia. Timbunan limbah padat, asal: bangkai kenda-raan (mobil, kapal, pesawat-terbang, dll.), runtuhan bangunan, sampah elektronik (komputer, smart-phone, tablet, dll.) dan lain sebagainya dapat dibuat menjadi “cadangan berputar” (spinning reseve) oleh berbagai industri yang memerlukan bahan baku, sehingga yang akhir ini mendapatkan lagi: baja, tembaga, aluminium, dan lainnya dari timbunan barang (produk) yang tidak diperlukan lagi,  sebagai sumber  logam yang mampu melestarikan ekosistim di planet ini.  
Sumber: Google
Tidak dapat diragukan, “arus bahan” yang meninggalkan perut bumi menuju permukaan semakin besar jumlahnya menelusuri perjalanan waktu ibarat bola salju meluncur di lereng pegunungan pada musim dingin, menyimak kapitalisme yang kian menguasai dunia. Para kapitalis semakin bersaing mendapatkan benda (materi) dari dalam perut bumi,
baik dalam negeri masing-masing begitu juga dari luar negeri, sehingga ekosistim di bumi semakin sukar mudah untuk dilindungi. Terlebih kapi-talisme yang didukung SDM bermutu dengan pengalaman panjang dimodali keuangan global, menyebabkan lingkungan hidup di bumi terlebih di dunia ketiga yang lemah pengawasan tidak gampang diselamatkan dari exploitasi permintaan pasar berlebihan.
Sumber: Google
  1. Sosialisme
Sosialisme timbul sebagai kritik terhadap kapitalisme. Ajaran Marxis berawal dari penolakan terha-dap revolusi industri. Menurut Karl Marx (1818-1883), industrialisasi akan membelah masyarakat kedalam kaum borjuis (bourgeoisie), yakni: kelompok manusia yang memiliki berbagai alat pro-duksi mulai tanah sampai pabrik yang sedikit jumlahnya, dengan kaum proletar (proletariat), yaitu: kelompok besar manusia yang melakukan pekerjaan menghasilkan sesuatu dari berjenis alat pro-duksi. Marx melihat industrialisasi merupakan dialektika logis prilaku ekonomi feodal menuju kapi-talisme sempurna, dan yang akhir ini menurut pendapatnya merupakan pendahuluan yang diperlu-kan untuk berkembangnya sosialisme yang menuju komunisme. Dalam sosialisme segala usaha (business) dilaksanakan negara yang sekaligus menjadi pemiliknya. Warga negara bekerja hanya kepada negara, menyumbangkan tenaga sesuai kemampuan, dan memperoleh dari negara menurut kebutuhan. Adalah menyalahi moral sosialis, bilamana terdapat anak bangsa yang melola usaha (business) menghasilkan barang atau jasa dengan mengeksploitasi saudara sebangsanya dengan membayar upah sebagai imbalan.
Sepeninggal Marx, pengikutnya terbagi dua, masing-masing: Revisionisme Sosialis E. Bernstein, dan aliran Marxisme Ortodox K. Kautsky. Kelompok pertama berkembang di Jerman, lalu mening-galkan cara revolusi Perancis (1789-1799) penyebar terror yang menyengsarakan bangsa, dan me-ngusahakan jalan damai untuk memperbaiki nasib kaum buruh di Eropa lewat reformasi. Akan tetapi kelompok kedua Marxisme Ortodox pimpinan V.I.U. Lenin, pada tanggal 7 Nopember 1917 di Petrograd, di ibukota kekaisaran Rusia silam, mengulangi kembali revolusi Perancis yang mem-bunuh Raja Louis XVI yang bertahta, lebih satu abad (128 tahun) kemudian dengan melakukan revolusi Bolshevik mengerahkan kaum buruh negeri Beruang Merah untuk menggulingkan Tsar Nikolas II dari singgasananya, lalu menyingkirkannya beserta keluarga ke pedalaman Siberia untuk  membantai semuanya disana. Yang disebut akhir ini adalah Tsar terakhir dinasti Ramanov yang telah mendirikan negeri Beruang Merah yang amat luas sepanjang 300 tahun.
Kekaisaran Rusia ketika itu tengah mengembangkan sistim ekonomi kapitalis yang bertanggung-ja-wab kepada kesejahteraan rakyat, namun dengan keberhasilan kaum Bolshevik menyingkirkan Tsar dari singgasana, sistim ekonomi kapitalis yang berkembang di Rusia lalu digantikan dengan sistim ekonomi sosialis pertama di dunia. Negara yang baru berdiri kemudian dinamakan Uni-Sovyet yang  bertanggungjawab kepada kesejahteraan rakyat menggantikan negara kapitalis Rusia. Sistim ekono-mi sosialis yang sama lalu dilaksanakan kepada semua negara satelit usai perang dunia ke-II.   
Dalam pemilu pertama tanggal 26 Maret 1989 di Uni-Sovyet, berlangsung secara demokratis di Uni-Sovyet pasca kekalutan politik negara itu, B. N. Boris Yeltsin berhasil memenangkan jabatan Presiden RFSR (Republik Federasi Sosialis Rusia), setelah ia terlebih dahulu meninggalkan Partai Komunis negara Beruang Merah itu. Setelah tujuh dekade Uni-Sovyet berkuasa, oleh kegagalan ekonomi sosialis mensejahterakan kehidupan rakyat, begitu juga ideologi negara yang telah usang  terus membodohi anak bangsa dengan indoktrinasi membelenggu kebebasan dan menyalahi hak azasi manusia; Uni-Sovyet, sebagai salah satu adidaya dunia, pemimpin Negara Sosialis dari Blok Timur, lalu lenyap begitu saja dari dunia. Sebagai gantinya, kembali berdiri negara Federasi Rusia (Russian Federation) yang demokratis, dan menganut lagi kapitalisme untuk memulihkan ekonomi bangsai yang telah porak poranda.  
Uni-Sovyet didirikan empat wakil negara bagian tahun 1922 silam, yakni: RFSR, Belarusia, Ukrai-na, dan Trans-Kaukasia. Akan tetapi dalam pertemuan berlangsung tanggal 8 Desember 1990 yang membubarkan Uni-Sovyet, hadir hanya tiga wakil negara bagian masing-masing: Boris Yeltsin (RFSR), Stanislav Shushkevich (Belarusia), dan Leonid Kravchuk (Ukraina); sedangkan yang tidak hadir ketika wakil negara bagian Trans-Kaukasia. Pertemuan pondok perburuan Nikita Kruschev di hutan Bialowieza, perbatasan Belarusia dengan Polandia, berujung dengan disepakatinya: “Bialo-wieza Treaty”, sebuah pertemuan kenangan yang tak-terlupakan segenap warga negeri Beruang Merah mulai perbatasan Polandia di Barat sampai dengan selat Bering di Timur.
Dengan dibubarkannya Uni-Sovyet, setiap negara yang membentuk Uni-Sovyet kembali ke akar budaya masing-masing, dan mendirikan negara demokratis dipimpin seorang Presiden dengan kabi-net yang dipimpin seorang Perdana Menteri. Rakyat Rusia yang bersipati kepada dinasti Ramanov silam, mengumpulkan kembali tulang-belulang peninggalan Tsar Nikolas II dan keluarga yang di-bantai serdadu Bolshevik di Ekaterinburg, Siberia, untuk dimakamkan kembali di Petrograd, ibuko-ta kekaisaran Rusia silam guna mengenang jasanya. Generasi muda Rusia yang lahir kemudian me-nyesalkan timbulnya revolusi Bolshevik silam, dan mengatakannya sebagai ilegal, karena telah me-nimbulkan penderitaan yang begitu besar dan kesengsaraan anak bangsa yang lama di bagian dunia itu.  
Dalam perjalanan sejarah yang begitu panjang, sosialisme tidak memperlihatkan keunggulan dalam berbagai bidang termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhasil mensejahterakan kehidupan rakyat. Ini terlihat dibandingkan Jerman dan Jepang yang begitu hancur dalam Perang Dunia ke-II silam, akan tetapi sedikit lebih dari setengah abad kemudian, kedua negara itu bangkit menjadi negara-negara ke-2 dan ke-3 ekonomi terkuat dunia, ketika Uni-Sovyet justru lenyap dari permukaan bumi ditelan sejarah. Negara adidaya kedua dunia ini juga kelabakan menghadapi malapetaka Chernobyl muncul tanggal 26 April 1986 silam. Banyak pertolongan yang justru datang  dari negara-negara kapitalis untuk membantu Uni-Sovyet menghadapi bencana radioaktif, padahal perang dingin antara Blok Barat dan Blok Timur belum usai. Sosialisme juga tidak memberi pe-mecahan terhadap masalah limbah, mulai rumah tangga sampai industri yang dihadapi negara-nega-ra kapitalis saat itu di dunia, dan ini terlihat dari berbagai bukti kerusakan lingkungan yang dite-mukani setelah keruntuhannya.  
  1. Romantisme
Sepanjang perjalanan revolusi industri di Eropa, tidak disangkal lagi timbulnya perlawanan dari para penentang mulai intelektual dan seniman begitu juga lainnya. Kelompok masyarakat yang menolak revolusi industri ketika itu dikenal dengan kaum romantis. Mereka juga terdiri dari  penu-lis dan penyair yang menyuarakan fikiran lewat karya tulis, seperti: makalah, puisi, sajak; juga kari-katur; pementasan panggung atau theater, dan lainnya. Kaum romantis berjuang untuk menjaga ke-lestarian lingkungan hidup di bumi melalui seni dan bahasa. Hal ini tentu berseberangan dengan munculnya mesin-mesin berukuran gergasi dan pabrik-pabrik raksasa. Pernyataan “Dark satanic mills” dari William Blake, dan novel “Frankenstein” tulisan Marry Shelley, serta banyak lagi berusaha menerangkan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan mempunyai dua-mata; adalah diantara beragam pernyataan dilontarkan dan perbuatan dilakukan untuk menunjukkan ketidak setujuan. Karena kaum romantis tidak pernah mendirikan negara yang beranggungjawab kepada kesejahtera-an rakyat suatu bangsa, maka tidak pernah adauraian tentang keunggulan atau kekurangan dari hasil pemikiran kaum romantis tehadap kehidupan masyarakat kecuali keinginan melestarikan ekosistim.  
Kini di bumi terdapat lebih dari satu milliard angkutan jalan-raya yang digerakkan berbagai mesin pembakaran, mulai: ukuran, daya, sampai bahan-bakar digunakan. Tidak dapat disangkal lagi me-sin-mesin ini menjadi pesaing manusia dan hewan memperebutkan zat asam yang dihasilkan tana-man lewat proses photosintesis dibantu tenaga matahari. Sebagaimana manusia dan  hewan, mesin-mesin angkutan jalan-raya ini juga menghamburkan karbondiksida ke udara untuk mewujudkan  keberadaan mereka di dunia. Apabila diumpamakan sebuah mesin kendaraan menghamburkan rata-rata 200 gram karbondioksida per km tempuh ke udara, maka satu miliard kendaraan yang serentak keluar ke jalan-raya, akan mencemari atmosfir bumi dengan 200.000 ton karbon-dioksida per km jarak tempuh. Selanjutnya apabila dimisalkan semua kendaraan menempuh jarak rata-rata 100 km dalam sehari, maka jumlah karbondioksid yang dihamburkan ke udara berjumlah: 10 juta ton, lalu dalam setahun (360 hari) mencapai: 3.600 juta ton, dan dalam 100 tahun: 360.000 juta ton. Apa yang dikemukakan diatas baru yang berasal dari angkutan jalan-raya, belum termasuk angkutan air mulai sungai hingga samudra; begitu juga angkutan udara di seluruh dunia, berjenis industri, angkatan bersenjata berbagai negara, mekanisasi pertanian, dan lain sebagainya yang berkegiatan di bumi. Mesin-mesin pembakaran yang ada di bumi telah menjadi “mahluk besi” piaraan yang meno-long manusia menyelesaikan pekerjaan di berbagai bidang, tetapi kini ikut pula bersaing bersama  manusia memperebutkan zat asam dari udara, dan mencemari atmosfer bumi dengan mengeluarkan karbondioksida ke udara.

HABLUMMINALKAUN
Alam Raya ialah tempat atau ruang dimana benda (materi) berada. Dalam ruang ini terhampar langit dimana terdapat tak-terhitung banyaknya galaksi, salah satu darinya bernama Bima Sakti. Dalam galaksi ini berada sebuah sistim bintang bernama tatasurya, dan didalamnya terletak sebuah benda langit dinamakan bumi yang menjadi salah sebuah planetnya. Yang dinamakan “benda” atau materi dalam bahasan ini bukanlah: batu, kayu, mobil, atau lainnya, tetapi beragam unsur kimia tertera dalam tabel Mendeleyev yang menjadikan segala benda, dan disebut “atom”. Itulah sebabnya mengapa unsur-unsur kimia tadi lalu membentuk “molekul”, yang kemudian menjadikan benda apapun yang terdapat di Alam Raya, termasuk bumi, menjadikan apa saja yang ada di permu-kaannya, tidak terkecuali “benda mahluk” dimana rohani (kemandirian) berjenis mahluk bersema-yam selama hayat. 
Saat rohani (kemandirian) menghampiri Alam Raya, dalam hal ini bumi, ia memperoleh pinjaman benda (materi) guna menyatakan keberadaannya di bumi. Dengan demikian mahluk yang lahir ke dunia dan berdiam di bumi mempunyai dua ibu, masing-masing: Ibu Kandung Melahirkan, disingkat: IKM, dan Ibu Pemberi Benda (materi), disingkat: IPB. IKM adalah ibu yang menyiapkan mahluk, mulai perangkat keras (bayi) lengkap dengan salinan (copy) perangkat lunak yang diperlu-kan untuk hidup di dunia. Dengan begitu keturunan dilahirkan akan memperoleh GP dengan perbama dan program yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembang hingga akhir hayat, menjadi salinan (copy) dari orang-tuanya guna meneruskan generasi. IPB adalah Alam Raya, dalam hal ini bumi (earth) yang menyediakan benda (materi), berupa: makanan, minuman, dan zat-asam, yang diperlukan mahluk melangsungkan metabolisme, sehingga “benda mahluk” dapat bertukar beru-langkali dari bayi hingga akhir usia usia. IPB menyediakan: makanan, minuman, dan oksigen yang diperlukan mahluk untuk hidup di bumi. Adapun makanan, minuman, dan oksigen ini, berasal dari limbah organik yang telah terurai kembali tercantum dalam tabel Mendeleyev. Unsur-unsur kimia yang terurai ini, oleh tumbuhan lalu dirakit kembali menjadi: batang, daun, dan buah atau biji untuk makanan hewan dan manusia dengan bantuan tenaga matahari dan proses photosintesis yang melepaskan oksigen ke atmosfir. Lewat kegiatan: makan, minum, dan bernafas, manusia dan hewan dapat berkegiatan menjalani kehidupan dunia sealan tabiat masing-masing.
Sebelum datangnya revolusi industri, “arus bahan” yang mengalir dari dalam perut bumi menuju permukaan hanya digerakkan Teknologi Ciptaan Alam, disingkat TCA (Nature Invented Techno-logy, disingkat NIT) dari kedalaman dangkal, puluhan meter dibawah permukaaan bumi; kini dikenal dengan nama bioteknologi. Adapun berbagai barang (produk) yang dihasilkan bioteknologi ialah: berjenis “benda mahluk” dengan keragamannya mulai: bentuk, ukuran, usia, untuk mengha-dirkan: tanaman, hewan, dan manusia yang hidup di permukaan bumi. Bioteknologi juga melaku-kan daur ulang terhadap produk (“benda mahluk”) dihasilkan, manakala telah tiba di akhir masa pa-kainya, atau umurnya. Bioteknologi juga membentuk rantai makanan menyebabkan limbah dihasil-kan dapat segera  kembali menjadi ke asalnya, yakni beragam unsur kimia tercantum dalam tabel Mendeleyev supaya tidak mencemari biosfer di bumi berlama-lama. Daur ulang singkat mengun-tungkan lingkungan, karena beragam unsur kimia yang diperlukan tanaman cepat tersedia guna menghijaukan permukaan bumi sekaligus menyediakan zat-asam untuk atmosfer bumi.  
Akan tetapi dengan datangnya revolusi industri, diawali penghujung abad ke-18 dilanjutkan awal abad ke-19 silam, manusia menghasilkan barang (produk) yang tidak ramah lingkungan diawali   mesin pembakaran, dilanjutkan sarana angkutan (darat, laut, dan udara), pemukiman, pabrik, hingga  dengan beragam industri, kecil sampai besar. Sebagai akibatnya muncul “aliran benda” atau “aliran materi” ribuan meter dalamannya dari dalam perut bumi menuju permukaan, mulai: bahan-bakar, berjenis logam, mineral bumi, dan masih banyak lagi macamnya yang selanjutnya dikenal dengan nama: “arus bahan”. Arus bahan yang mengalir dari dalam perut bumi ini timbul ke permukaan tampil di berbagai belahan bumi, mulai benua sampai kepulauan dan pulau-pulaunya, dimana berbagai negara maju mengeksploitasi SDA oleh kecerdasan SDM yang dipunyai masing-masing.
Apa Yang Salah
The Wealth of Nations oleh Adam Smith (1723-1790) yang membidani kapitalisme di Eropa telah benar mengatakan, bahwa manusia tanpa bantuan negara, secara alami akan menghasilkan lebih banyak dengan produksi khusus. Hal ini dapat terjadi dalam lingkungan budaya kerajaan Inggris, dimana etika dan moral berusaha berjalan dengan baik dan sudah membudaya. Kapitalisme yang sama juga tampil di Amerika Serikat, sebuah negara demokrasi bukan monarki dengan presiden yang dipilih langsung. Akan tetapi negara akhir ini masih mewarisi nilai dan budaya asal Inggris. Itulah sebabnya mengapa Inggris dan Amerika Serikat merupakan dua model kapitalisme yang  di-teladani banyak bangsa di dunia ini.  
Di fihak lain, sosialisme yang mengkritik kapitalisme, menaruh perhatian pada ‘kesamaan manusia’ sebagai ungkapan keadilan. Itulah sebabnya mengapa Lenin dan kaum Bolshevik perlu menggerak-kan revolusi untuk menggulingkan kapitalisme untuk membangun negara sosialis sesuai ajaran Karl Marx dipimpin partai komunis dengan diktator proletariat tanpa oposisi. Dalam sosialisme negara ialah orang-tua dan rakyat adalah anaknya. Orang-tua harus menyediakan keperluan sang anak, dan yang akhir ini perlu setia menanti pemberian, menyebabkan sang anak tidak pernah menjadi dewasa mengurus diri sendiri, sebagaimana halnya kapitalisme. Hanya partai komunis yang berwenang  memikirkan dan menyediakan segala keperluan negara dan rakyatnya apapun ragam dan bentuknya. Selain dari itu, tidak jelas latar belakang: agama, sosial, budaya, dan moral, kaum pergerakan yang memimpin revolusi, lalu menduduki jabatan berbagai bidang: legislativ, eksekutif, dan yudikatif menelusuri generasi memberi teladan mengurus negara, dibawah kekuasaan partai yang tertutup ke-pada masyarakat. Angkatan bersenjata dan kepolisian menjadi sahabat kekuasaan, disamping ke-anggotaan partai yang dipilih tertutup untuk mengamankan singgasana. Dengan SDM anak bangsa yang mampu dikerahkan untuk mensejahterakan bangsa terbelenggu, tujuh dekade kemudian sosia-lisme menuju komunisme lenyap ditelan sejarah.  
Salah satu kekurangan kapitalisme ialah saat pengusaha menetapkan harga barang atau jasa yang ditawarkan. Harga keduanya ditentukan sampai ke distributor atau toko yang menyerahkan barang atau jasa kepada penerima atau konsumen. Persoalan yang kemudian muncul, ialah ketika para pembeli barang: mesin cuci, kulkas, elektronik, mobil dan lainnya, tidak lagi memerlukan barang setelah nilai ekonominya mencapai nol. Atau para penerima jasa: tukang pangkas, salon, dokter, dan lainnya, harus membuang limbah. Kemana orang harus membuang semuanya agar tidak lagi memenuhi rumah atau tempat pelayanan jasa. Meski layanan jasa bukan benda atau barang, akan tetapi terdapat limbah yang menyertai pelayanan yang juga harus dibuang.  
Manakala disimak perjalanan “arus bahan” dari dalam perut bumi sampai ke distributor atau toko telah berlangsung dengan baik, akan tetapi setelah tidak diperlukan lagi tiba-tiba terputus. Adapun berbagai alasan yang dikemukakan untuk tidak lagi memilikinya, antara lain: sudah tua, tidak efi-sien, tidak model lagi, dan lain sebagainya; padahal barang atau sampah jasa yang dibuang perlu kembali ke asalnya untuk menyelesaikan perjalanannya.
Theori Peredaran Benda (TPB) mengatakan: “satu satuan benda (materi), dalam berat maupun vo-lume, yang meninggalkan perut bumi menuju permukaan untuk menjadi barang (produk) apapun ragam dan bentuknya, setelah tidak digunakan lagi kembali ke asalnya melalui siklus sempurna, tidak menimbulkan limbah”. Apabila barang (materi) yang tidak lagi digunakan tidak sampai ke asalnya, dibuang begitu saja dimana-mana, akan secara alami menimbulkan limbah yang mence-mari lingkungan, dan tak seorangpun dapat dipersalahkan. Ini disebabkan oleh komponen biaya yang dibutuhkan untuk mengantarkan benda ke asalnya belum terhitung dalam kapitalisme. Perja-lanan barang dan sampah jasa, wujud: gas, cair, padat, yang tidak lagi diperlukan dari pelanggan menuju ke asalnya menjadi tugas ekonomi kapitalisme yang harus diselesaikan untuk menghilang-kan limbah, selain keadilan ekonomi bagi semua, dan diantara segala bangsa di dunia memasuki millenium ketiga. Membuang sampah ke tempatnya adalah kewajiban moral yang harus diajarkan, akan tetapi mengantarkan limbah atau sampah kembali ke asalnya adalah ongkos ekonomi yang harus dibiayai. Keduanya perlu berjalan seiring untuk menghindarkan sampah atau limbah.
Saat melancong ke sejumlah negara tropis dan subtropis, saat langit cerah, dari ketinggian terbang orang dapat menyaksikan pemukiman manusia dari desa sampai kota. Beragam bangunan tampak oleh para wisatawan, yang sebelumnya samasekali belum ada, karena masih hutan belantara, se-dangkan bahan bangunan pun masih tersimpan dalam perut bumi rupa “bahan”. Manusia lalu me-ngeluarkannya dari dalam perut bumi menuju permukaan untuk mendirikan bangunan pemukiman, melahirkan yang dinamakan “arus bahan” dalam bahasan ini. Masih dapat disaksikan oleh para wisatawan pemukiman dibangun sebelum revolusi industri, kemudian pemukiman sesudah revolusi industri. Adapun yang menandai desa hingga kota yang dibangun setelah revolusi industri ialah, a-danya jalan-raya dilalui mobil, juga jalan-baja dilewati kereta-api, lapangan terbang disinggahi pesawat, pelabuhan dengan kapal-api yang bersandar dan lain sebagainya. Kota-kota yang muncul setelah revolusi industri dilengkapi pula dengan saluran: air bersih, air kotor, listrik, telekomuni-kasi, dan lainnya; begitu pula jembatan jalan-raya dan jalan-baja, pipa minyak, pipa gas; semuanya  dari besi dan baja. Ada pula Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT), kabel TT, dan lain sebagai-nya. Kebanyakan warga perkotaan tinggal dan bekerja dalam bangunan tinggi sampai pencakar langit. Adapun bangunan yang timbul sesdah revolusi industri, tidak semata menjulang ke angkasa untuk mencakar langit, tetapi juga yang menuju pusat bumi, seperti: pemukiman, pusat belanja, lapisan kereta bawah-tanah, sampai kereta-listrik bawah laut yang menghubungkan benua Eropa dengan Kerajaan Inggris diseberangnya.
Tidak diragukan lagi munculnya pemukiman sesudah revolusi industri, menyebabkan lebih banyak benda (materi) dari dalam perut bumi mengalir ke permukaan, mulai: pasir, batu, berjenis logam, dan lain sebagainya; begitu juga bahan-bakar penghasil panas (kalor): BBP, BBC, BBG, dan lain-nya dari IPB. Unsur-unsur kimia tercantum dalam tabel Mendeleyev mengalir dari dalam perut bu-mi menuju permukaan, digerakkan oleh Teknologi Buatan Manusia, disingkat TBM (Man Made Technology, disingkat MMT) yang awalnya dikembangkan di Eropa lewat pengetahuan praktis yang dikuasai pada awal revolusi industri lalu berkembang sampai kini; menimbulkan “arus bahan” yang bergerak berkesinambungan dari dalam perut bumi yang tak pernah berhenti menuju permu-kaan. Apa yang disaksikan para wisatawan dari udara hanyalah sebagian “arus bahan” yang telah menjelma menjadi bangunan, kendaraan, jembatan, dan lain sebagainya. Apa yang tidak dilihat para wisatawan ialah limbah yang telah ditimbulkan “arus bahan” yang kian membesar menuju permu-kaan bumi, baik yang langsung berhubungan dengan “arus bahan” dalam volume (berat) maupun yang tidak langsung berhubungan, sejak dimulainya penambangan, pengangkutan, pengolahan, pembuatan beragam kendaraan: darat, laut dan udara. Demikian juga penggalian batubara, minyak, dan gas, pengangkutan, pengilangan, hingga dengan pendistribusian yang menyebabkan berjenis kendaraan dikemukakan diatas dapat bergerak melaksanakan tugas.  
Pertama, limbah gas hasil pembakaran dalam silinder-silinder yang dihamburkan begitu saja ke u-dara oleh mesin-mesin: tambang, transportasi, pabrik pengolah, dan kilang terlibat. Yang sebenar-nya harus dilakukan, setelah panas diperoleh, gas dan debu hasil pembakaran dikembalikan ke asalnya agar tersimpan lagi dalam rak-rak perut bumi seperti sebelumnya. Akan tetapi karena TBM belum dapat melakukannya, lalu dihamburkan saja ke udara melalui knalpot yang mencemari at-mosfer lingkungan sekitar. Kedua, dalam pabrik pengolah atau kilang, tak dapat dihindarkan di-manfaatkannya air bersih yang menyebabkan timbulnya limbah cair. Yang seharusnya dilakukan, air kotor dibersihkan dahulu dari limbah pencemar sebelum dibuang ke perairan sekitar, atau digu-nakan lagi, akan tetapi pada kenyataannya dibuang begitu saja ke sekitar yang mencemari badan air mulai sungai hingga samudra. Ketiga, munculnya limbah berupa rongsokan peralatan: tambang, kilang, pabrik, alat berat, kendaraan, dan lain yang masa pakai ekonomi yang telah habis. Akan tetapi karena belum tersedia anggara untuk mengembalikan ke asalnya dalam perut bumi, mengaki-batkan timbulnya limbah padat yang teronggok dimuka bumi menyita darat yang terbatas. Yang juga luput dari perhatian para wisatawan, ialah limbah gas bertonton BBC-avtur yang sengaja dibakar untuk mengantarkan mereka ke tujuan yang mereka dibayar, menimbulkan “jejak karbon” (carbon footprint) yang tidak diinginkan.  
Luas permukaan bumi 510 juta km persegi, terdiri 149 juta km persegi darat, dan 361 juta km air;  yang terakhir lebih luas dari yang pertama. Udara ialah lapisan gas seputar bumi yang ditahan  me-dan gaya-tarik (gravitasi) bumi, dinamakan atmosfer. Tiga perempat berat atmosfer bumi berada pa-da ketinggian 11 km dari permukaan laut. Atmosfer bertugas melindungi kehidupan dari pancaran sinar ultra-violet datang dari matahari, menghangatkan udara di muka bumi dengan menahan panas (gejala rumah kaca), dan menyeragamkan perbedaan suhu udara antara siang dan malam. Atmosfer  adalah juga ruang udara yang digunakan mahluk untuk bernafas dan tanaman melakukan proses photosintesis. Udara kering terdiri dari: 78,09 % nitrogen, 20,95 % zat asam, 0,93 % argon, 0,039 carbon dioksida dalam volume, dan sedikit lainnya. Udara juga mengandung uap air bervariasi rata-rata 1 %. Dari apa yang diutarakan diatas, tampak bahwa bumi terdiri dari daratan (pemukiman, ladang, sawah, pertanian, perkebunan, pertanian, hutan, dan rimba belantara), peairan (kolam, ka-nal, sungai, danau, sungai, laut, dan samudra), dan udara. Ketiga kawasan biosfer bumi ini terbatas, baik dalam luas maupun volume. Karena itu tidak dapat disangkal, apabila limbah langsung dan tak-langsung dari “arus bahan” yang terus-menerus mengalir dari dalam perut bumi ke permukaan berupa: gas hasil pembakaran dihamburkan ke udara, cairan kotor ditumpahkan ke perairan, dan rongsokan benda padat dionggokkan di daratan; ketiga lingkungan hidup (biosfer) di bumi selain dipenuhi limbah: gas, cair, dan paat, juga tercemar, dan dalam perjalanan waktu (abad) akan me-ngancam kehidupan dan keberadaan mahluk di bumi.  
Setelah melalui: abad-18, abad ke-19, abad ke-20, kini revolusi industri sedang memasuki abad ke-21; umat manusia dengan TBM-nya telah meraih keadaan yang dinamakan: “maju kena” dan “mun-dur kena”. Mundur, artinya menurunkan volume atau berat “arus bahan” yang meninggalkan  perut bumi menuju permukaan. Tindakan ini akan mendapat perlawanan dari para pengusaha yang akan kehilangan peluang usaha (business) memperoleh keuntungan, SDM kehilangan mata pencaharian, dan bank yang kehilangan uang dan bunga serta laba. Maju, berarti menambah volume atau berat “arus bahan” yang semakin mengotori biosfer dan mengancam kehadiran mahluk di bumi. Terha-dap terakhir perlu dicarikan jalan untuk menekan limbah dihasilkan dalam volume maupun berat menjadi sekecil-kecilnya meski tidak dapat dihilangkan samasekali.  
Apa Yang Harus Dilakukan  
Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, pencemaran lingkungan hidup di bumi: darat, laut, udara, hingga angkasa, berasal dari “arus bahan” yang meninggalkan perut bumi menuju permu-kaan untuk membuat beragam barang (produk) kebutuhan manusia: mesin, kendaraan dan lainnya, yang dilakukan sejak awal revolusi industri penghujung abad-18, dan awal abad ke-19 silam. “Arus bahan” ini, secara langsung maupun tidak-langsung, menimbulkan pencemaran ekosistim di bumi timbul sejak revolusi industri dimulai, dan terus berlangsung sampai saat ini, dan telah melampaui ambang batas kesehatan mahluk di berbagai belahan bumi, tidak terkecuali manusia. Itulah sebab-nya mengapa perlu dicarikan jalan keluar untuk mengatasinya, khususnya terhadap biosfer bumi, karena “arus bahan” meninggalkan perut bumi menuju permukaan semakin besar jumlahnya dalam perjalanan waktu dan beragam sifatnya memenuhi tuntutan zaman.  
“Arus bahan” dari dalam perut bumi menuju permukaan ini, tidak ubahnya letusan "gunung lumpur" yang meninggalkan gunung lumpur (mud volcano) Lapindo di Sidoarjo, artinya mengalir terus menerus meski bu-
 
Sumber: Google
kan lumpur bercampur gas, sedangkan jumlahnya jauh lebih besar. Dibandingkan "letusan gunung-api" yang menggelegar menghamburkan gas dan batuan ke udara disusul lahar dingin setelah turun hujan lalu bungkam tahunan lamanya, “arus bahan” yang mengalir dari dalam perut bumi menuju permukaan yang diupayakan manusia jumlahnya masih lebih besar. Aliran benda (materi) menuju permukaan bumi dapat juga disamakan dengan serangkaian erupsi gunung-api, sebagaimana petasan yang meletus bersahut-sahutan pada hari imlek, berlangsung berabad lamanya. “Arus bahan” dari dalam perut bumi menuju permukaan yang timbul sejak awal revolusi industri silam terus berjalan sampai saat ini dan tidak pernah berhenti barang sesaat pun.  

Sumber: Google
Berbagai langkah yang dapat ditempuh untuk mengatasi limbah yang ditimbulkan “arus bahan”  meninggalkan perut bumi menuju permukaan, lalu dijadikan beragam barang (produk) yang diperlukan manusia memanfaatkan TBM, kemudian setelah tidak diperlukan lagi karena masa pakai ekonominya habis, selanjutnya menjadi limbah langsung yang mencemari ekosistim di bumi mene-lusuri perjalanan waktu menempuh zaman, ialah sebagaimana yang dikemukakan dibawah ini:  
1. Departemen Limbah
Untuk menghindarkan mahluk kemasukan limbah dalam kegiatan: makan, minum, bernafas, dan lingkungan asal “arus bahan” yang meninggalkan perut bumi menuju permukaan yang kian besar jumlah dan ragamnya, begitu juga limbah asal hasil rekayasa teknologi menelusuri kemajuan IP-TEK di bumi yang berakibat tidak diinginkan, antara lain: cacat kelahiran, gangguan kesehatan, rasa tidak nyaman, dan lain sebagainya kedepan, sudah tiba saatnya untuk mencantumkan dalam konstitusi setiap negara “hak” mahluk memperoleh benda (materi) alami sepanjang hayat. Benda alami ialah segala macam barang (produk) yang dihasilkan TCA (NIT) sebelum kedatangan revo-lusi industri, sedangkan yang disebut akhir ini membidani munculnya TBM (MMT) yang menye-babkan “arus bahan” meninggalkan perut bumi secara massal menuju permukaan, dan memperke-nalkan beragam barang (produk) hasil rekayasa yang mencemari biosfer.
Sebentuk definisi perlu disusun guna menerangkan apa yang dinamakan “benda-alami” (natural matter), dan daripadanya diterangkan “benda bukan-alami” (unnatural matter)” yang terdapat di muka bumi. Dan dari keduanya diterangkan apa yang dinamakan “limbah”, baik yang tidak beracun  maupun beracun, yang dapat masuk kedalam “benda mahluk”, melalui aktivitas: makan, minum, bernafas, dan lingkungan. Dengan ketetapan yang tercantum dalam konstitusi, disusun undang-undang guna melindungi mahluk (manusia) memperoleh “benda alami” dari IPB berikut keraga-mannya, bukan “benda bukan-alami” termasuk varitasnya. Lewat undang-undang yang sama, lalu dibentuk “Departemen Limbah” yang bertanggung jawab melindungi anak bangsa mendapat “benda alami” diseluruh negeri keperluan: pangan, minum, bernafas, dan lingkungan sepanjang hayat. Dengan hak insan memperoleh “benda alami” dari IPB yang bersifat “azasi”, Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations) lalu mendirikan Organisasi Limbah Dunia, disingkat OLD (World Waste Organization, disingkat WWO) yang akan mengkampanyekan ke seluruh dunia hak mahluk di bumi mendapat “benda alami” dari IPB pasca revolusi industri.  
Setelah bumi diguncang gempa, pesisir diterpa tsunami, dan pemukiman dilanda angin putting-be-liung (tornado), berbagai macam bangunan berikut isi dan lainnya, tidak terkecuali mahluk, dalam waktu singkat akan berubah menjadi limbah. Segala bangunan, apapun ragam, bentuk, dan keguna-annya, dalam perjalanan waktu yang panjang akan berubah menjadi limbah, walaupun tidak dilanda bencana. Peninggalan arkeologi adalah contoh bagaimana “arus bahan” yang meninggalkan perut bumi menuju permukaan silam beralih menjadi limbah, setelah ratusan hingga ribuan tahun waktu berlalu. Departemen Limbah perlu mengenal aneka ragam barang hasil peradaban, mulai kerajinan masa silam sampai industri modern kini, termasuk seluk-beluk bahannya. Selain dari itu, Depar-temen Limbah harus pula berpartisipasi aktif dengan penciptaan bahan-baru (new material) dila-kukan berbagai kalangan hingga industri, yang memperkenalkan bahan-baru dengan kharakteristik yang diperlukan zaman. Dengan demikian, deparemen ini dapat mengantisipasi dampak yang ditim-bulkan, baik positif maupun negatif, yang akan muncul kelak terhadap masyarakat dan lingkungan biosfer di bumi, ketika bahan-baru (new material) beralih menjadi limbah.
Kapitalisme baru menentukan harga barang (produk) yang dihasilkan industri dari “arus bahan”  meninggalkan perut bumi menuju permukaan berada di distributor (toko), yang lalu diserahkan ke-pada pelanggan (konsunen) saat menerima pembayaran, tetapi belum memperhitungkan ongkos yang dibutuhkan untuk mengantarkan barang (produk) kembali ke asalnya setelah tidak lagi diperlukan guna menghindarkan limbah, sebagaimana yang disampaikan TPB. Itulah sebabnya mengapa untuk menyelesaikan siklus bagian akhir, perlu dikembangkan “sistim pengumpul” (collection system) beragam barang (produk), lawan dari “sistim distribusi” (distribution system) barang (produk) industri yang sudah diketahui luas. Sistim pengumpul bertujuan memberi jalan kepada barang (produk) yang tidak diperlukan lagi oleh beragam alasan, kembali ke asalnya, mulai tempat tinggal pemilik sampai ke tempat keberadaan barang (produk) lainnya. Adapun yang dimaksud de-ngan asal dalam hal ini, ialah: pertama industri atau pabrik yang menghasilkan barang (produk), dan kedua: rak-rak berbagai kedalaman perut bumi darimana “arus bahan” dikeluarkan menuju  permukaan.  
Guna menerangkan perjalanan barang (produk) kembali dengan lebih jelas, diperkenalkan seorang anak yang bermain lego. Setelah membuka kotak lego dan menentukan apa yang dibuat, seperti: ru-mah, robot, atau lainnya, si anak lalu menyusun kepingan-kepingan lego sampai bengun yang di-inginkan diperoleh. Dalam hal ini, anak dengan kepingan legonya melakukan apa yang dinamakan “teknologi kedepan” (forward technology) dalam merealisasikan pilihannya. Usai bermain, dido-rong keinginan menyimpan lego miliknya agar dapat dimainkan kembali nanti, anak membongkar bangun terbentuk dengan melepaskan kepingan lego satu persatu. Dalam hal ini, anak melakukan “teknologi kebe-lakang” (reverse technology), sehingga kepingan-kepingan lego miliknya dapat ter-kumpul kembali dan disimpan lagi. Melalui gabungan “teknologi kedepan” dan “teknologi ke-belakang” yang dikerjakan dengan baik tidak terdapat kepingan lego milik si anak tertinggal.
Sejak munculnya revolusi industri silam, semua industri mulai ringan sampai berat, termasuk kera-jinan rumah tangga, hanya melaksanakan “teknologi kedepan” yang menghasilkan berbaga macam barang (produk) yang akhirnya, setelah tidak digunakan lagi, beralih menjadi limbah yang mence-mari bumi. Itulah sebabnya kini, 262 tahun kemudian, tiba saatnya seluruh industri tadi  menjalan-kan “teknologi kebelakang” yang mengubah limbah hasil industri “teknologi kedepan” kembali menjadi bahan-baku kebutuhan industri “teknologi kedepan”, yang juga dikenal dengan industri daur ulang. Dengan demikian dapat diciptakan “rantai perjalanan bahan-baku” menyamai “rantai makanan” antara tumbuhan dan hewan termasuk manusia yang telah diciptakan TCA (NIT) silam, kini dikenal dengan biotechnologi, guna melenyapkan limbah mahluk dalam waktu singkat.
Kapitalisme modern kedepan perlu membuka babak baru dengan mengembangkan industri mulai ringan hingga berat merupakan gabungan dari muncul sejak revolusi industri silam dengan “teknologi kebelakang”. Industri patungan (combine idustry) demikian dapat dilakukan seatap maupun lain atap dalam modal dan kepemilikan, sehingga limbah yang ditimbulkan TBM (MMT) dapat dihilangkan. Adapun logika yang digunakan ialah, industri yang mengerjakan “teknologi kedepan” lebih tahu melola “teknologi kebelakang” untuk  barang (produk) yang dihasikan mulai ringan sampai berat, sehingga “tambahan harga” barang (produk) yang akan dibebankan kepada pelanggan (konsumen) menjadi serendah-rendahnya, yakni ongkos untuk me-ngantarkan barang (produk) ke industri daur ulang bersangkutan. Adapun biaya daur ulang barang (produk) dari keadaan tidak diperlukan pelanggan kembali menjadi bahan baku dapat diperoleh dari penjualan yang disebut akhir.
Sebagai contoh dapat dikemukakan mobil, mulai kendaraan pribadi dan umum serta lainnya. Sete-lah masapakai ekonomiya lampau, lalu dibeli lagi pabrik pembuat untuk dipreteli “tenologi bela-kang” agar menjadi beragam komponen yang menjadikannya. Yang disebut akhir ini lalu dianalisa untuk: dibuang (reduce), digunakan kembali (reuse), dan didaur ulang (recycle). Yang akan ber-gabung kembali dengan “teknologi kedepan” untuk melahirkan mobil baru. Produk TBM (MMT) lainnya, seperti: bangunan permahan, kereta listrik, kapal laut, pesawaterbang, dan lainnya perlu di-perlakukan dengan cara yang sama. Apa yang hendak dila-kukan ialah kembali menirukan TCA (NIT). Yang akhir ini memperkenalkan: tanaman, hewan dan manusia, tetapi unsur-unsur kimia ter-cantum dalam tabel Mendeleyev dapat beredar diantara ketiga-nya melalui kegiatan: minim, ma-kan, bernafas dan lingkungan. Kini, unsur-unsur kimia ini juga beredar diantara beragam barang (produk) dihasilkan TBM (MMT). Itulah sebabnya mengapa pemerintah, mulai walikota sampai kepala negara, perlu menyediakan tempat-tempat pe-ngumpulan barang (produk) strategis yang diperlukan warga, lawan dari sistim distribusi yang ada diseluruh negeri, mulai gedung (toko) sam-pai lapangan terbuka guna menampung berbagai macam barang dikembalikan, menurut ragamnya.
Yang menjadi pertanyaan sekarang, karena barang (produk) dijual lebih murah dari semestinya (under quote), darimana ongkos mengantarkan barang (produk) kembali ke asalnya harus dipe-roleh? Terdapat berbagai pilihan, pertama: diambil kembali oleh si pembuat barang (produk), se-hingga kebijakan: pengurangan (reduce) limbah, limbah digunakan lagi (reuse), dan daur ulang limbah (recycle) dapat dilaksanakan; kedua: langkah fiskal diambi pemerintah, sehingga limbah dapat diubah menjadi barang berguna yang dapat dijual; ketiga: lewat tanggungjawab sosial kor-porasi (TSK/CSR), dan para pemberi subsidi lainnya, tergantung macam barang (produk) yang telah menjadi limbah mencemari lingkungan hidup. Departemen Limbah perlu juga mengantisipasi limbah “arus bahan” hasil kreasi akal-budi manusia kedepan, berkaitan kemajuan IPTEK yang memperkenalkan barang (produk) hasil rekayasa, mulai hasil: pemanasan campuran beragam bahan, reaksi-kimia, radiasi, dan lainnya. Sejumlah darinya yang telah digunakan, antara lain: serat optik, serat karbon, bahan komposit, nanomaterial, dan lainnya, dan semua yang akhir ini tidak diragukan lagi akan menjadi limbah masa depan manakala masapakai ekonominya telah habis. Kesemuanya akan memperbesar jumlah dan keragaman limbah teknologi yang dieksport ke negara-negara berkembang dalam petikemas yang mengotori bumi belahan lain. Lainnya, juga akan me-nyusul menjadi limbah ialah: hand phone, smart phone, tablet, phablet, beragam robot, unmanned vehicle, dan masih banyak lainnya.
Perlu diketahui Departemen Limbah adalah lembaga yang bertugas mengetahui segala macam ba-rang (produk) yang dihasilkan yang akhirnya menjadi limbah, setelah tidak diperlukan dan kebera-daannya di tengah masyarakat tidak lagi diinginkan, apapun dampak yang ditimbulkannya. Adapun Departemen Kesehatan ialah lembaga teknis yang tahu bagaimana limbah, apapun ragamnya, dapat menimbulkan cacat lahir, atau membuat mahluk sakit, atau lain yang tidak dkehendaki dengan keragamannya. Sedangkan Departemen Lingkungan Hidup ialah lembaga teknis yang tahu bagaimana menyiapkan biosfer yang diperlukan mahluk bumi. Kemudian Deparemen Perdagangan ialah lembaga teknis yang mengawasi perdagangan “benda alami” keperluan: pangan, minum, bernafas, dan lingkungan dalam negara dengan keragamannya, lalu melarang diperdagangkannya benda bu-kan-alami, seperti: tahu diawetkan formalin, makanan yang kedaluwarsa, dan lain yang merugikan kesehatan dari peredaran.  
2. Ultra
Dengan angkutan: darat, laut, dan udara, yang berkembang pesat sejak awal revolusi industri, jum-lah dan keragam semuanya meningkat menelusuri perjalanan zaman. Kepadatan angkutan darat lalu menimbulkan kemacetan lulu-lintas yang menyebabkan kecepatan rata-rata kendaraan berada diba-wah nilai ekonomi yang menyebabkan pemakaian BBC menjadi boros; sementara di air jumlah ka-pal kecil hingga besar membuat ekosistim, mulai: sungai, danau, laut, hingga samudra kian terce-mar. Ituah sebabnya mengapa kini sudah tiba saatnya untuk mengembangkan ultra (Ultra Large Torus Rotary-wing Aircraft). Sarana angkutan akhir ini bermaksud untuk mengantisipasi permin-taan angkutan penumpang dan barang  massal yang mampu tinggal landas dan mendarat vertikal, berangkat dari dinamika kehidupan umat manusia di bumi, menghadapi kendala yang dihadapi sarana angkutan darat dan air, yang kian mengganggu ekosistim di bumi. Ultra dapat dikembangkan mulai yang terkecil: LTRA (Large Torus Rotary-wing Aircraft) menggunakan BBC, disusul ML-TRA (Medium Large Torus Rotary-wing Aircraft) memanfaatkan bahan-bakar BBC atau nuklir, lalu yang terbesar dari semuanya ULTRA bertenaga nuklir. Dengan kehadiran ultra berikut keraga-mannya di berbagai belahan bumi, kepadatan angkutan di jalan-jalan raya, pencemaran badan air dari sungai sampai samudra, dan angkutan udara yang kian mengerumuni perkotaan, dapat dielak-kan. Lebih lanjut tentang ultra kunjungi: http://newbreedaircraft.blogspot.com
Sesuai rencana, ultra akan menggunakan reaksi nuklir fusion yang membuat sarana angkutan ma-ssal untuk penumpang dan barang menawarkan biaya perjalanan per satuan muatan lebih murah, dan jangka waktu pengisian bahan bakar berangka panjang hitungan tahun. Dengan angkutan udara generasi baru menyinggahi “bandaraultra” (ultradrome) sebagai tempat) penumpang dan barang se-cara massal berhimpun (hub) di banyak tempat strategis berbagai belahan bumi, ultra akan mela-yani angkutan udara penumpang atau barang massal yang muncul dimasa depan. Dengan hadirnya ultra yang memindahkan muatan: penumpang dan barang jumlah besar atau massal di bumi, pem-buatan jalan-jalan raya menerobos hutan dan rimba alam, begitu juga pembuatan dermaga pelabu-han kapal feri untuk menyeberangkan penumpang dan barang besar-besaran tidak diperlukan lagi, sehingga seluruh ekosistim di bumi, mulai: darat, laut, hingga samudra dapat terjaga kelestariannya dari pembanguanan yang tidak perlu. Pemeliharaan badan air, mulai: kolam, kanal, danau, sungai, laut, sampai samudra di bumi oleh pencemaran kapal-kapal laut kecil hingga besar yang semakin besar populasinya di bumi kedepan amatt penting, karena bagian terbesar berat “benda mahluk” yang membentuk tubuh atau jasmani: tanaman, hewan, dan manusia, ialah air.
3. Elektrifikasi
Listrik adalah bentuk tenaga yang mudah diubah menjadi: gerak, panas, cahaya, dan lainnya yang  diperlukan manusia dalam kehidupan sehari-hari, mulai: rumah tangga, transportasi, industri, dan lain sebagainya. Itulah sebabnya mengapa listrik menjadi kebutuhan umat manusia di bumi, meski harus diubah dari sumber tenaga lain. Sumber tenaga yang banyak diubah menjadi listrik, ialah: kimia (batu-bara, minyak bumi, gas, dan lainnya), air, angin, dan lain sebagainya. Dari berbagai sumber ini, dibedakan dua kelompok sumber tenaga yang dapat diubah menjadi listrik: pertama sumber tenaga yang dapat diperbaharui (renewable), yakni: tenaga air, tenaga angin, tenaga surya dan lainnya; dan sumber tenaga yang tidak-dapat diperbaharui (non-renewable), yaitu: batubara, minyak, gas, nuklir, dan lainnya; sesuai dengan keberadaan sumber tenaga di bumi, dan dampak terhadap lingkungan sebagai akibat pembakarannya. Berbagai macam pusat pembangkit tenaga listrik lalu bermunculan di banyak negara, baik bekerja sendiri, maupun yang bekerja paralel terga-bung kedalam sistim tenaga listrik: jaringan setempat (local), jaringan wilayah (regional), dan jari-ngan dunia (internasional) dimasa depan.  
Dengan elektrifikasi, pencemaran biosfer asal pembakaran: BBP, BBM, dan BBG, dari rumah tangga hingga transportasi sampai beragam industri di bumi dapat dihindarkan, manakala sumber tenaga yang digunakan dapat diperbaharui (renewable), yakni: Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB), dan sejenisnya. Akan tetapi, bila digunakan sumber tenaga listrik yang tidak-dapat diperbaharui (non-renewable), seperti: Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG), dan sejenisnya, ini berarti memindahkan pencemaran dari lingkungan rumah tangga, transportasi sampai industri ke pusat-pusat pembangkitan tenaga listrik disebutkan, meski letaknya sangat berjauhan. Akhir-akhir ini muncul d bumi Pusat Listrik Tenaga Angin (PLTAn) dan Pusat Listrik Tenaga Selsurya (PLTS) guna menghindarkan pence-maran. Adapun PLTAn tidak lain dari apa yang dinamakan “perladangan angin” (wind farm) yang kini dikembangkan di berbagai negara mulai dari darat sampai lepas-pantai yang ditandai himpunan menara dengan baling-baling udara dipuncaknya, sedangkan PLTS ialah perladangan papan surya (solar panel) jumlah besar yang menghadap matahari. Kedua pusat listrik akhir ini memanfaatkan  angin berhembus dan sinar matahari yang tidak memerluka bahan-bakar samasekali. Perbedaan antara PLTU dan PLTG tradisional dengan PLTAn dan PLTS yang sedang bermunculan dimana-mana kini ialah: kelompok pertama menggunakan tenaga matahari yang tersimpan dalam bahan-ba-kar fossil jutaan tahun lamanya, sedangkan kelompok kedua memanfaatkan cahaya matahari yang tiba di bumi 8 (delapan) menit lalu.  
Karena bahan-bakar fossil masih banyak tersedia di bumi, sumber tenaga yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable) masih terus dapat digunakan menghasilkan listrik puluhan tahun kedepan dengan teknologi yang sudah dikuasai manusia. Akan tetapi kini perlu dicarikan jalan untuk mengelakkan pencemaran lingkungan oleh gas hasil pembakaran dan abu. Sejalan theori peredaran  benda, gas dan debu hasil pembakaran perlu kembali ke asalnya, karena itu PLTU dan PLTG tradi-sional perlu dibangun dekat dari tambang sumber tenaga, dan listrik dihasilkan disalurkan lewat SUTT dan SUTET ke berbagai kota. Hal ini dilakukan dengan merancang Pembangkit Uap, dising-kat PU (steam generator) dan Turbin Generator, disingkat TG, (turbine generator) vertikal kedalam sumur-sumur (silos) yang khusus disiapkan, sehingga pusat listrik dapat bekerja lebih efisien, juga abu dan gas hasil pembakaran langsung kembali ke asalnya. Satuan-satuan PU, TG, dan lainnya da-pat dirancang dan dibuat di negara industri manapun, karena ultra dapat mengangkutnya ke lokasi dan diturunkan kedalam sumur yang disediakan. Dengan PU dan TG berada dalam tanah, maka yang muncul keluar tenaga listrik. Untuk negara yang bermusim empat dapat juga dikeluarkan air panas untuk menghangatkan pemukiman di musim dingin.
4. Penduduk Bumi
Pada tahun 1850, sebelum revolusi industri tahap dua berlangsung, penduduk bumi berjumlah satu milliard orang. Akan tetapi pada tahun 2012, 162 tahun kemudian, penduduk di planit biru ini  meningkat menjadi tujuh milliard orang; sebuah kelipatan penduduk yang ditimbulkan revolusi industri memperlihatkan kemajuan dalam berbagai bidang, termasuk kesehatan masyarakat. Dengan luas daratan di bumi 149 juta km persegi, kepadatan penduduk meningkat dari rata-rata 7 orang/km2 menjadi 47 orang/km2, oleh luas daratan di bumi tidak berubah. Seandainya penduduk di bumi  ber-tambah dengan kelipatan yang sama berulang-kali, tidak dapat dibayangkan bagaimana manusia ha-rus mendiami lahan 1 km2 semakin berdesakan.
Lalu muncul gagasan untuk menambah bola bumi dengan sebuah lagi, atau lebih. Sekiranya hal ini dapat dilakukan, dimana akan diletakkan. Menenpatkan berdekatan berakibat timbulnya benturan  dahsyat planetang baru dengan bumi, belum lagi keseimbangan gaya-tarik antar planit dalam sistim tatasurya yang mengganggu dan dapat membubarkan semuanya. Itulah sebabnya mengapa gagasan seperti ini lamunan semata. Kemudian, seandainya garistengah bola bumi ini dapat ditambah, se-hingga daratan di bumi menjadi lebih luas. Persoalan yang timbul medan gravitasi bumi menjadi le-bih perkasa, sehingga semua mahluk di bumi terpaksa berbaring karena tidak dapat lagi berdiri; selain dari itu keseimbangan sistim tatasurya juga terganggu sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya. Yang disebut akhir ini juga semata 
Sumber: Google
lamunan belaka. Dari apa yang telah dikemukakan se-belumnya, pilihan tinggal untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah penduduk di bumi, ialah mendiami permukaan bumi sebagaimana biasanya, dan membangun kota vertikal (vertical city). Adapun ide yang berada dibalik kota vertikal, ialah mendiami permumukaan bumi dengan diameter yang lebih besar namun bervariasi, juga berada dibawah medan gravitasi bumi yang sama, sehingga orang dimana-mana masih dapat berkegiatan sebagai-mana biasanya. Lebih jauh kunjungi: (http://towardlivinginverticalcities.blogspot.com)
Yang disebut “kota vertikal” dalam bahasan ini bukan bangunan tinggi ratusan lantai yang dinama-kan pencakar langit, bahkan lebih tinggi lagi mencapai 1000 m, dapat lebih. Apabila kepada warga  yang berdiam bumi disediakan ruang hidup bernama apartemen (apartment) berukuran: 10 x 10 x 10 = 1000 m3, maka lewat hitungan sederhana, sebuah “kota vertikal” yang mampu menampung 1.000.000. orang bangun persegi (kubus) akan berukuran, panjang: 1 km, lebar: 1 km, dan tinggi: 1km; memperlihatkan sebuah Bangunan Raksasa, disingkat BR. Luas lantai sebuah BR adalah 1 km2. Jika diumpamakan semua manusia di bumi berdiam dalam sekian banyak BR, maka luas per-mukaan bumi yang diperlukan untuk menyediakan pondasi dengan luas 7.000 km2; amat kecil bila dibandingkan dengan luas daratan yang ada di bumi sebesar: 149.000.000 km2.
Dengan mendirikan BR, baik ukuran 100%, 50%, 25%, atau lainnya, sebagai pengganti semua kota yang ada di bumi mulai kecil sampai besar, maka semua yang disebut akhir ini akan hijrah dari perkotaan horizontal boros lahan dengan bangunan tersebar, menjadi perkotaan vertikal hemat la-han menembus atmosfer bumi, sehingga anak dan cucu yang datang kemudian masih dapat ber-cengkrama dengan kakek dan buyut menikmati kehidupan di bumi. Adapun kelemahan kota hori-zontal dengan bangunan tersebar dijumpai dimana-mana, ialah sikap manusia yang smakin egois,  menguasai lahan sebesar-besarnya membuat tumbuhan terpinggirkan (marginal) dan binatang  ter-usir; sebagai akibatnya manusia menderita oleh kesendiriannya. Dengan berdiam dalam BR tana-man dan hewan kembali mendapat kemewahan tinggal di permukaan bumi yang memang habitat mereka sejak awal kedatangan di bumi, dimana manusia sebagai pendatang belakangan harus puas berdiam dalam BR. Apabila manusia ingin bertemu dengan kedua pendahulunya, ia cukup  menu-runi bangunan tinggi. Dengan demikian, ketiga mahluk: tanaman, hewan, dan manusia dapat kem-bali menjalani kehidupan dunia sebagaimana kodrat iradat mereka pada awal keberadaan.
Kini menjadi tantangan para arsitek dan ahli teknik sipil untuk merancang BR, mulai bangun: persegi, silinder, piramida, dan lain yang layak dihuni sesuai iklim yang ada di bumi. Tidak dapat diragukan ultra akan menjadi Kran Udara (Air Crane), disingkat KU/AC, amat diperlukan, sehingga penelitian dan pembuatan yang akhir ini perlu dilakukan. Dengan KU, beragam bagian bangunan dapat diangkut dari berbagai pabrik yang membuatnya ke lokasi BR untuk dirakit menjadi bangu-nan yang dihuni warga. Dengan demikian alat-alat konstruksi konventional yang mendatangkan limbah dapat dikurangi menjadi minimum. Dengan berdiam di perkotaan vertikal hemat lahan ter-sebar di bumi, perkotaan horizontal yang yang ada di bumi harus dimusnahkan agar dihutankan kembali. Menjaga hutan dan rimba menjadi tugas manusia, karena hutan mengubah karbon dioksida dengan pertolongan sinar matahari menjadi oksigen yang mengisi atmosfer. Hutan adalah bank plasma-nutfah (germplasm) yang mendatangkan bejenis gen keperluan pangan dan obat-obatan yang diperlukan mahluk. Selain keperluan hutan dan rimba, lahan di bumi digunakan juga untuk ke-butuhan pertanian yang menghasilkan pangan, industri pertanian beragam produk kebutuhan per-dagangan, dan lainnya yang kian besar jumlahnya dengan pertumbuhan penduduk di bumi.
 Dengan tinggal dalam BR, seluruh limbah dihasilkan lalu diolah menjadi barang berguna. Air hasil daur ulang dapat digunakan kembali, sedangkan yang dibuang ke lingkngan tidak akan mencemari, karena telah setara dengan air minum. Dalam setiap BR terdapat dua jenis sarana angkutan, yakni angkutan vertikal (elevator) dan angkutan horizontal (kendaraan) yang akan mengantarkan para penghuni ke kediaman masing-masing, dan menjemput dalam hal sebaliknya. Pada kota horizontal, keduanya berada di satu permukaan, sehingga kemacetan lalu-lintas tidak dapat dihindarkan ketika jumlah penduduk bertambah. BR dapat mempelopori reorganisasi penggunaan lahan di bumi yang terbatas untuk keperluan lain, seperti: pertanian pangan, industri pertanian, perkebunan, industri berat, tambang, dan lain sebagainya; lalu mengajarkan warga bumi hidup lebih hemat, mengingat kemampuan IPB yang kian terbatas menghidupi warga bumi yang semakin besar jumlahnya. Hing-ga dengan 80 % warga bumi berdiam dalam BR dan yang lain masih inggal sebagaimana adanya, terdapat ruang waktu persiapan yang panjang untuk mendiami permukaan planet lain dalam sistim tatasurya, sebelum krisis lahan mengancam umat manusia yang hidup di bumi.
5. Kajian Kuantitativ
Sebanyak mungkin negara perlu mengadakan penelitian, baik sendiri-sendiri maupun dalam kelom-pok, untuk membuat analisa kuantitativ terhadap “arus bahan” yang telah mengalir dari dalam pe-rut bumi menuju permukaan sejak dimulainya revolusi industri di bumi hingga saat ini. Memang ti-dak mudah megumpulkan kembali keterangan dari masa silam, apalagi dengan ketelitian data yang cukup tinggi. Apa yang ingin didapat dari hasil penelitian ini, selain besarnya “arus bahan” yang  dialirkan menelusuri waktu dengan keragamannya, seperti: ragam unsur kimia dengan jumlahnya,  juga prilaku perjalanan yang memperlihatkan kecenderungan saat itu, yang berlanjut terus sampai saat ini, untuk mengetahui beragam faktor yang berperan. Faktor-faktor yang disebutkan, tidak diragukan lagi akan memberi petunjuk (indikasi) terhadap pencemaran eksistim di berbagai belahan bumi, baik langsung maupun  tak-langsung, yang akan mencuat ke masa akan datang di bumi.
Akhirulkalam
Walau terlahir dari kitab suci Al-Quranul Karim dan dalam bahasa Arab, surah Ali-Imran ayat 112 dan surah Ar-Rum ayat 41, yang memperkenalkan tiga sekawan: hablumminallah, habluminannas, dan hablumminakaun, sebagai sebuah pandangan hidup Islami telah diterjemahkan kedalam banyak bahasa yang ada di bumi, sehingga diketahui keberadaannya, demikian juga makna yang dikan-dung kedua surah.  
Pertama. Sebelum kedatangan revolusi industri, sebagian besar umat manusia di bumi masih hidup terhimpun dalam kelompok-kelompok (komunitas) terpisah satu dengan lainnya oleh jarak yang berjauhan. Sebagai akibatnya, dalam setiap komunitas muncul kepercayaan sampai agama, begitu juga adat istiadat berikut tatanilai, ajaran hidup, bahasa, yang menjadikan budaya dalam komunitas ersebut. Meski dari sejak zaman leluhur semuanya silam, kelompok-kelompok hidup di bumi memandang langit yang sama, begitu juga gugusan bintang temasuk bulan di malam hari, lalu pada siang harinya matahari yang sama sepanjang hayat, akan tetapi perbedaan agama dan budaya anta-ra berbagai kelompok yang mendiami bumi tidak dapat dihindarkan. Mungkin keragaman agama sampai budaya ini datang dari perbedaan lingkungan alam yang mengitari kelompok hidup masing-masing di planit biru, bercorak yang diwarnai bangsa. Dengan kehadiran revolusi industri, tembok jarak yang mengepung berbagai komunitas hidup di bumi runtuh, dengan munculnya beragam sara-na angkutan, mulai darat (mobil, kereta-api), air (kapal-api), hingga udara (kapal-terbang). Komuni-tas-komunitas hidup yang awalnya kecil lalu membesar, kemudian melalui pergulatan politik, eko-nomi, dan sosial panjang menimbulkan pemerintahan, mulai kerajaan hingga demokrasi untuk me-ngatur negara. Keaneka ragaman latar belakang kelompk hidup di bumi sebelumnya, menimbulkan keberagaman agama dan budaya bangsa, menjadikan kebinekaan (diversity) agama dan budaya umat manusia di bumi. Apapun alasan yang telah menimbulkan keragaman agama dan budaya di bumi kini, namun kebinekaan telah menjadi kekayaan umat manusia berasal dari: hablumminallah.
Kedua. Lewat beragam sarana angkutan dan Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) yang berhasil dikembangkan revolusi industri, manusia lambat laun menjadi sadar, bahwa di bumi ini ter-dapat beragam agama dan budaya dalam setiap negara, mulai bangsa hingga sukunya. Transportasi dan TIK telah mendekatkan manusia secara lahir dan bathin. Dikatakan lahir, karena dengan sarana transportasi orang dapat mewujudkan “temu lahir” untuk bersilaturrahmi, mulai perorangan hingga kelompok; dikatakan bathin, karena dengan berjumpa orang dapat menyampaikan pendapatnya. Kini orang dapat melakukan “temu elektronik” yang juga bertatap muka langsung, tidak ubahnya “temu lahir” yang seketika (real time) menggunakan telepon pintar (smart phone), tanpa harus keluar rumah. Kedekatan manusia lewat perangkat elektronik (electronic gadget) oleh revolusi industri dapat menimbulkan kebaikan sekaligus malapetaka, tergantung dari dinamika kehidupan bermasyarakat digerakkan oleh kebinekaan budaya warisan masa lampau. Disinilah “hablummin-annas” harus berperan untuk mengedepankan perlunya kebersamaan manusia berdiam di bumi yang semata wayang, dalam mengatasi perbedaan. Itulah sebabnya mengapa kebinekaan yang berasal dari “hablummin-allah” harus dikelola dengan benar agar mendatangkan bahagia kepada semua, a-kan tetapi bilaman diartikan sempit, dapat mendatangkan malapetaka menyedihkan kepada  semua. 
Ketiga. Teknologi Buatan Manusia, disingkat TBM (Man Made Technology, disingkat MMT) telah menyebabkan pencemaran yang semakin merisaukan di bumi. Padahal yang akhir ini adalah  Ibu Pemberi Benda (IPB), yakni Ibu Bumi (Mother Earth) yang menyediakan: makanan, minuman, dan zat-asam kepada semua mahluk. Dengan demikian telah timbul kesalahan besar di bumi, “arus bahan” dari dalam perut bumi ribuan menuju permukaan, setelah tidak digunakan lagi tidak me-nyelesaikan siklus sempurna untuk kembali ke asalnya agar tidak meimbulkan limbah, akan tetapi dihamburkan ke atmosfer, ditumpahkan kedalam badan air, dan dionggokkan di daratan. Padahal alam telah mengajarkan TCA (NIT) yang mendatangkan berjenis mahluk: tanaman sejak 430 juta tahun silam, hewan sejak 75 juta tahun terakhir, dan manusia sejak 300.000 tahun belakangan. Adapun limbah yang dihasilkan TCA hampir semuanya kapur (calcium), seperti: kulit kerang, begitu juga fossil hewan dan manusia silam, semuanya limbah tidak-berbahaya; adapun lainnya telah terurai kembali menjadi unsur-unsur kimia yang tertera dalam tabel Mendeleyev. Menyimak kepada apa yang telah diperbuat TCA sebagai teladan, perlu diambil langkah untuk menyempurna-kan TBM agar “hablumminakaun”, yakni Alam Raya karunia Ilahi, khususnya bumi dimana mah-luk berada, dapat terhindar dari pencemaran lebih parah dilakukan manusia selama keberadaannya.

H.M.Rusli Harahap
Jalan Batu Pancawarnaa I/2A Pulomas,
Kayu Putih, Jakarta. 13210

--------- selesai --------


















No comments:

Post a Comment