Pendahuluan
Surat
Ali-Imran ayat 112:
dhuribat 'alayhimu aldzdzillatu ayna maa
tsuqifuu illaa bi-”hablin
mina allaah”-i wa-“hablin
mina alnnaas”-i wabaauu bighadhabin mina allaahi
wadhuribat 'alayhimu almaskanatu dzaalika bi-annahum kaanuu
yakfuruuna bi-aayaati allaahi wayaqtuluuna al-anbiyaa-a
bighayri haqqin dzaalika bimaa 'ashaw wakaanuu
ya'taduuna.
Mereka diliputi kehinaan di
mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama)
Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah
dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada
ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian
itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. [ Al Qur’an
Dan Terjemahnya, 1412 H].
dan surat Ar-Rum ayat 41:
zhahara alfasaadu fii albarri waalbahri bimaa kasabat aydii alnnaasi
liyudziiqahum ba'dha alladzii
'amiluu la'allahum yarji'uuna.
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah mera- sakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
[Al
Qur’an Dan Terjemahnya, 1412 H].
Kedua surah Al-Quran ini memperkenalkan sekawan pernyataan: hablumminallah
(taat pada pe-rintah Allah), hablumminannas
(menjalin hubungan diantara sesama manusia), dan hablummin-akaun (menjaga kelestarian Alam Raya) yang Islami
menghadapi kenyataan dunia saat ini. Keti-ganya menjadikan “tiga-serangkai pandangan
hidup” (weltanschauung) yang dibutuhkan manusia kini untuk mengatasi pencemaran
lingkungan hidup yang semakin mengancam mahluk di bumi.
HABLUMMINALLAH
Setiap orang lahir ke dunia, setelah memasuki usia dewasa akan
dengan akal sehatnya bertanya dalam hati siapakah dia, dan dimana berada? Apabila
kepadanya dikatakan ada Yang Maha Pencipta dan alam, maka ia akan bertanya lagi
siapa Dia dan dialam mana? Pertanyaan pun berlanjut hingga akhirnya tiba pada
hablumminallah. Masih banyak pertanyaan anak Adam yang akan berujung pada hablumminallah,
antara lain: dimana langit ini berada, mengapa bintang dan benda-benda langit
itu mengelompok kedalam galaksi, dan masih banyak lagi lainnya.
Langit
Langit, menurut ahli falak (astronom), ialahi
tempat keberadaan benda atau materi juga dikenal dengan sebutan “Alam Raya”.
Tempat keberadaan berjenis mahluk: tanaman, hewan, dan manusia ini hampir seluruhnya
ruang hampa (vacum) berupa noktah tak-terbilang bilangan galaksi. Akan tetapi karena langit
itu sendiri, sejauh yang diketahui orang hingga saat ini ialah himpunan dari tak-terbilang jumlah galaksi,
maka galaksi dimana berdiam mahluk dinamakan Bima Sakti, atau Pending
Dadih (Milky Way).
Galaksi
Sumber: Google
Tatasurya
Tatasurya adalah sebuah bintang memancarkan
cahaya dan panas yang terdapat dalam galaksi Bima Sakti. Keluarga bintang
ini terdiri dari bintang bernama matahari dikitari delapan planit yang beredar dalam orbitnya masing-masing. Salah satu dari sekian planit keluarga bintang ini bernama
bumi, dimana berjenis mahluk hidup berdiam dan berkegiatan.
Sumber: Google
Bumi
Bumi ialah planit keempat yang terdapat dalam tatasurya, diperkirakan
lahir 4.500 -
4.600 juta tahun silam, dimana beragam
mahluk: tanaman, hewan, dan manusia berdiam. Awalnya benda-langit ini adalah sebuah bola-api menyala amat panas suhu
tinggi, akan tetapi dalam perjalanan waktu lalu mendingin di permukaan dan menadikan bola
bumi. Meski demikian di dalam perut bumi masih tersimpan neraka bola-api yang
amat panas bertemperatur ribuan derajat celsius yang dikenal dengan inti, dan yang
disebut akhir ini dibalut oleh berbagai lapisan, masing-masing dinamakan: kulit, mantel, zona
peralihan, area D; semuanya bersama-sama membalut bola-api yang amat panas
tadi.
Sumber: Google
Kulit bumi dinamakan juga kerak, adalah bagian terluar
planit terbentuk dari reruntuhan batu-api, batu-metamorphosis, dan endapan bebatuan
lainnya. Menurut susunan dan pembentukannya, kerak bumi dibedakan kedalam
landas kontinen (continental crust) dan
landas samudra (oceanic crust). Landas kontinent lebih tebal sifatnya, dengan kedalaman
antara 30 hingga 50 km, dan umumnya di-dominasi batuan menyerupai granit, sedangkan
landas samudra lebih tipis sifatnya, terletak antara 5 hingga 10 km dalamnya, umumnya
terbentuk dari batuan api basalt, diabase, dan gabbro yang su-sunnya lebih beragam.
Mantel membentuk 84 % dari volume bola bumi, adalah
bagian yang langsung berada dibawah ke-rak. Yang membedakan mantel dari kerak ialah
susunan unsur kimia batuan dan mineral yang ter-kandung didalamnya, umumnya berupa
magnesium, tetapi sedikit silikon dan aluminium. Mantel bumi terdiri dari dua bagian,
masing-masing: mantel atas dan mantel bawah. Lithosphere adalah mantel bagian atas
terbentuk dari batuan keras yang langsung bersentuhan dengan kulit. Lithosphere
terbentuk dari berbagai lapisan tektonik yang dapat mengapung dengan sendirinya.
Tebal la-pisan lithosphere samudra berada antara 50 hingga 100 km, sedangkan tebal
lapisan lithosphere kontinen berada antara 40 hingga 200 km. Yang langsung berada
dibawah lithosphere ialah as the-nosphere lengket padat yang tidak mudah
bergerak, dengan ketebalan rata-rata antara 100 hingga 200 km di kedalaman 410
km.
Diantara mantel bagian atas dan bawah terdapat
zona peralihan pada kedalaman 410 hingga 660 km, kebanyakan terbentuk dari
peridotite, batuan api kasar; tetap meleleh meski berada dibawah tekanan
lithosphere yang amat tinggi dengan temperatur antara 1400 hingga 1600 derajat
Celcius. Mantel bagian bawah berada pada kedalaman 670 km hingga 2798 km. Masih
belum banyak yang diketahui orang tentang bagian ini selain gelombang
seismograf yang memperlihatkan prilaku sera-gam. Area D mantel terdapat pada
kedalaman 2798 km hingga 2900 km, bertugas memisahkan mantel dari inti bagian luar
yang cair. Pada bagian ini tekanan diperkirakan mencapai 1,4 juta at-mosphere
dengan suhu sekitar 4000 derajat Celcius.
Inti bumi terdiri dari dua bagian, yakni:
inti bagian luar dan inti bagian dalam. Inti bagian luar ber-ada pada kedalaman
2900 km hingga 5150 km terdiri dari campuran besi dan nikel yang cair dengan
sedikit beragam unsur kimia ringan lainnya, dengan temperatur antara 4000
hingga 6100 derajat Celcius di perbatasan keduanya. Dari perbatasan kedua inti menuju
pusat bumi terdapat jarak sejauh 1220 km yang membentuk inti bumi bagian dalam.
Berbeda dengan inti bagian luar, inti bagian dalam merupakan camuran besi dengan
nikel padat yang amat panas. Suhu di bagian ini berada antara 5000 hingga 7000
derajat Celcius dengan tekanan ditaksir mencapai 3.000.000 satuan atmosphere.
Diatas kerak bumi terletak berbagai benua, bermacam kepulauan
dengan tak-terhitung banyaknya pulau yang
mengitari, semuanya ditopang landas kontinen. Berkat kehadiran lapisan-lapisan Sima
(silisium magnesium) dan Sial (silisium aluminium) di bagian akhir ini, permukaan
bumi menjadi cukup dingin untuk dihuni berbagai mahluk. Suhu udara di permukaan
bumi menjadi tidak tergan-tung dari temperatur inti bumi yang amat panas, akan tetapi
oleh pancaran panas dan cahaya yang datang dari matahari berada dalam jarak rata-rata 149.597.890 km dari bumi.
Sumber: Google
Bumi sebenarnya bukanlah benda langit tak-bernyawa
sebagaimana yang disangkakan banyak orang. Bumi ini memiliki sumber tenaga
(energy) berrupa panas (kalor) yang diperluknnya untuk berkegiatan, mulai menggerakkan
inti terdalam hingga kerak di permukaan bumi. Dengan adanya sumber tenaga ini, berbagai
lapisan bumi, mulai yang terdalam sampai kerak dipermukaan dapat digerakkan
secara mekanik, seperti: meletuskan gunung-api, memindahkan landas kontinen
dimana: benua, kepulauan dan pulau-pulaunya berada, memunculkan atau
menenggelamkan barisan pegu-nungan dan gunung, menimbulkan gempa tektonik, menggetarkan
kerak bumi, dan lain sebagainya. Aktifitas benda langit demikian merupakan pengejawantahan
dari hidup sebuah benda langit yang memperagakan kemandirian (rohani) dengan
“bahasa tubuh”, dipermukaan mana berdiam berjenis mahluk. Panas atau kalor adalah
sumber tenaga yang sama, juga digunakan: tanaman, hewan, dan manusia,
berkegiatan memperagakan kemandirian (rohani), meski bukan berasal dari bumi,
tetapi datang dari matahari lewat makanan yang dikonsumsi.
Dengan tenaga didapat dari matahari sebagai sumber
panas (kalor), tanaman dapat tumbuh, men-jalar lalu berkembang; dengan panas
yang sama setelah terlebih dahulu diolah tenaman menjadi pa-ngan dengan proses
photsintesis, hewan dan manusia dapat lahir, tumbuh, bergerak, dan berkem-bang.
Itulah sebabnya mengapa dijumpai dua ragam kehidupan di Alam Raya, masing-masing:
kehidupan benda-langit atau planet dan kehidupan mahluk yang sama-sama menggunakan
tenaga panas (kalor). Benda langit atau planet memanfaatkan panas yang tersimpan
di dalam perutnya, se-dangkan tanaman yang hidup di permukaan bumi menggunakan panas
dan cahaya yang langsung datang dari matahari; hewan dan manusia memanfaatkan panas
matahari tak-langsung, karena perlu terlebih dahulu disimpan secara kimia dalam
tumbuhan: batang, daun, buah, biji, dan lainnya, oleh proses photosintesis. Itulah
pula agaknya yang menjadi sebab mengapa benda langit tidak terkecuali mahluk
sama-sama memiliki usia, karena panas (kalor) dapat lenyap dalam perjalanan
waktu.
Tanaman pertama muncul di bumi diperkirakan pada 430
juta tahun silam, disusul binatang menyu-sui pada 75 juta tahun terakhir, lalu kera
menyerupai manusia 10 juta tahun terakhir, dan manusia pada 300.000 tahun
terakhir. Demikian hasil temuan para ilmuwan yang mempelajari kedatangan mahluk
di bumi dari sudut pandang evolusi yang berkembang sampai saat ini. Difihak
lain, para rohaniawan yang mengkaji beragam kepercayaan sampai agama (theology)
melalui berbagai kisah purba disampaikan orang-orang Mulia sampai kitab suci
yang diturunkan para Rasul, menemukan bahwa
manusia berada di bumi diperkirakan sejak 13.000 tahun silam.
Mahluk
Awalnya mahluk yang terdapat di bumi dibagi
dalam dua golongan besar: tanaman dan hewan. Yang pertama selalu berada di tempatnya,
sedangkan yang kedua senantiasa berpindah karena dapat bergerak. Selain dari
itu, yang pertama perlu terebih dahulu ada di bumi untuk menyediakan zat asam (oksigen) yang
diperlukan hewan untuk bernafas, dan mengadakan pangan yang menjadi sumber karbohidrat
dalam tubuh untuk yang kedua, agar yang disebut terakhir dapat berkegiatan;
maklum hewan perlu lebih dahulu membakar karbohidrat dengan oksigen dalam
otot-ototnya untuk membebaskan tenaga panas (kalor) dari matahari guna diubah
menjadi gerak supaya dapat berke-giatan. Kawasan pertemuan lithosfer
(lithosphere) dengan hidrosfer (hidrosphere) dan atmosfer (atmosphere), dimana kehidupan berlangsung di bumi dinamakan biosfer
(biosphere).
Sumber: Google
Hewan melaksanakan pembakaran dalam tubuh untuk
membebaskan panas yang diperlukan untuk mengatur suhu tubuh, dan pembakaran
dalam otot yang diubah menjadi gerak agar
dapat berpin-dah tempat. Panas diperoleh dari reaksi kimia exothermis karbohidrat
diperoleh dari makanan dengan oksigen dihirup dari udara berlangsung dalam
tubuh. Tumbuhan mendapat makanan lang-sung dari tanah tempat keberadaannya, lalu
menghasilkan oksigen melalui proses photosintesis yang dibantu tenaga matahari.
Tanaman juga melaksanakan pembakaran dalam tubuh sebagaimana hewan untuk tumbuh
dan menjalar. Manusia kemudian memisahkan diri dari hewan oleh kecerdasan yang
dimilikinya. Itulah sebabnya, mengapa kemudian di dunia terdapat tiga jenis mahluk,
masing-masing: tanaman, hewan, dan manusia. Manusia berada pada urutan paling akhir
oleh keter-gantungannya pada tanaman dan hewan yang menjadi lingkungan hidup
baginya sejak awal kedatangannya di bumi. Meramu, mengkonsumsi, dan menghasilkan
limbah merupakan kegiatan hidup sehari-hari mahluk: tanaman, hewan, dan manusia.
Dengan semakin besarnya jumlah manusia
di bumi, yang disebut terakhir lalu kemudian mengembangkan pertanian dengan
memilih benih, mengolah tanah, dan melakukan mekanisasi. Dari pertanian mekanisasi
manusia lalu hijrah memasuki kehidupan
industri.
Sumber: Google
Sebagaimana halnya berbagai benda yang terdapat di
bumi, mahluk juga tergolong benda, karena itu dapat dinamakan “benda mahluk”.
Yang akhir ini juga tunduk pada hukum alam (fisika), karena memiliki berat
(massa) dan menempati ruang. Sebagian besar berat (massa) “benda mahluk” adalah
air, lalu disusul unsur-unsur kimia lain, seperti: karbon (C), nitrogen (N),
kalsium (Ca), fosfor (P), dan lainnya. Pada tanaman “benda mahluk” itu ialah apa
yang disebut: batang, cabang, ranting, daun, dan akar; sedangkan pada hewan dan
manusia, apa yang dinamakan: tubuh, kepala, anggota terbuat dari daging dan
tulang. “Benda mahluk” membentuk “dunia luar” (outer world) kehidupan mahluk. “Benda mahluk” juga dapat disebut
“perangkat lahir” mahluk, disingkat: “perlama”, dan untuk manusia dinamakan
“perlaman”. Lewat perlama mahluk dapat mengungkapkan kemandirian (personality)
dengan bahasa tubuh yang diperagakan sehari-hari. Selain dari itu setiap mahluk
juga mempunyai rohani (soul), yang dapat dinamakan “dunia dalam” (inner world) kehidupan
mahluk. Diantara “dunia dalam” dengan “dunia luar” terselip yang kemudian dinamakan:
“perangkat batin mahluk”, disingkat: “perbama”, dan pada manusia disebut “perbaman”.
Yang akhir ini bertugas se-bagai “antarmuka” (interface) yang menjembatani rohani
(kehidupan dalam) dengan jasmani (kehi-dupan luar) mahluk, begitu juga sebaliknya.
Dengan adanya perbaman, orang dapat menghimpun informasi dari lingkungan sekitarnya
dan menjadikannya pengetahuan yang berkembang dalam perjalanan waktu. Pada tanaman
perbama terjabar kedalam tak-terhitung jenis dan ragam tanaman di bumi;
sedangkan pada binatang perbama juga terjabar kedalam tak-terhitung jenis dan
ragam binatang yang ada di bumi mulai darat sampai kedalaman samudera.
Itulah alasannya mengapa mahluk yang ada di bumi apapun
jenis dan ragamnya merupakan “tri-logi” kehidupan (a trilogy of life), karena tersusun
dari: jasmani, perbama, dan rohani (kemandi-rian). Adanya ketiga bagian dapat diibaratkan
telur rebus. Putih telur diluar mewakili jasmani yang memperlihatkan “dunia luar”
mahluk dengan kulit telur sebagai pakaian dikenakan. Kuning telur terdapat
ditengah mewakili rohani yang menunjukkan “dunia dalam” mahluk; adapun selaput
yang memisahkan kuning dari putih telur adalah yang disebut perbama. Trilogi ini
pula yang mem-bedakan mahluk dari benda-benda lain yang mengitari mahluk di
bumi yang mempunyai berat (massa) dan menempati ruang, tetapi tidak dapat tumbuh
dan berkembang. Sebagaimana halnya jasmani terbentuk dari: kepala, badan, tangan,
kaki, dan lainnya, perluma juga terbentuk dari: akal, budi, nilai, dan lainnya.
Setiap bagian jasmani dapat dilihat dan diraba, sehingga dapat diketahui dengan
jelas keberadaannya. Begitu juga berbagai bagian perluma, juga dapat diketahui dengan
jelas keberadaannya meski tidak dapat dilihat maupun diraba. Rohani yang tunggal
merupakan “dunia dalam” setiap mahluk apapun jenis dan ragamnya dapat diketahui
keberadaannya lewat bahasa tubuh yang ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari sepanjang
hayat, juga dinamakan sebagai kemandirian
setiap mahluk.
Mencipta
Menulis, melukis, dan semacamnya, ialah upaya menghadirkan
sesuatu. Mengadakan sesuatu dari tiada ialah juga mencipta. Dengan menulis, melukis,
dan lainnya ciptaan tampil sebagian demi se-bagian dalam melahirkan keseluruhan.
Dalam perjalanan waktu menulis, melukis, dan sejenisnya berkembang menjadi mencetak.
Dengan mencetak, tulisan dan lukisan muncul seketika secara kese-luruhan. Pada mulanya
ciptaan muncul dari tangan manusia. Dengan kedatangan mesin, pekerjaan diserahkan kepada mesin-cetak. Dengan datangnya
komputer, muncul pencetak elektronik bernama ”printer” (pencetak) yang dapat menampilkan
berbagai ciptaan dengan bantuan program dan ke-pala-cetak (printer-head)
bergerak cepat. Yang akhir ini melahirkan: “pencetak dua dimensi”, disingkat:
pencetak-2d (2d-printer), karena bekerja dalam bidang datar. Pencetak-2d juga disebut
“pencetak luar” (external printer), karena kertas perlu dimasukkan kedalam
pencetak agar dapat mengeluarkan cetakan
atau gambar. Dari pencetak dua dimensi, teknologi mengembangkan lagi pencetak
tiga dimensi, disingkat pencetak-3d (3d-printer) yang bekerja dalam ruang.
Hasil pe-kerjaan pencetak-3d ialah barang atau produk beragam: bentuk, ukuran,
dan kegunaan, antara lain: sepatu, boneka, mobil, dan kapal-terbang. Kini telah
terdapat pencetak-3d yang mampu menggan-dakan benda-benda hasil seni bermutu
tinggi. Setelah terlebih dahulu dipotret laser scanner 3D, rekaman lalu dikirim
ke pencetak-3d untuk membuat ulang (mereproduksi) benda hasil seni dari satu
atau lebih jenis bahan, mulai plastik sampai dengan berbagai macam logam
diinginkan.
“Benda mahluk” tidak diragukan lagi bikinan semacam pencetak
(printer). Berbeda dengan pen-cetak-3d yang membuat benda tiga dimensi ukuran
tertentu, pencetak “benda mahluk” perlu men-cetak benda berbagai ukuran, mulai:
konsepsi, bayi, anak, remaja, dewasa, hingga akhir usia, dalam menghadirkan berbagai mahluk dengan keragaman
masing-masing di bumi. Itulah sebabnya me-ngapa pencetak ini harus bekerja
dalam empat dimensi, dan disebut pencetak-4d (4d-printer). Tiga dimensi pertama
digunakan menghadirkan mahluk dalam ukuran tertentu, kemudian dengan di-mensi keempat
pencetak mengganti bentuk dan ukuran “benda mahluk” menelusuri perjalanan waktu
untuk memperlihatkan pertumbuhan; maklum setiap mahluk, apapun jenis dan ragamnya,
memiliki usia. Dengan demikian “benda mahluk” hasil karya pencetak-4d akan senantiasa
berganti ukuran dan bentuknya, mulai konsepsi sampai ke batas usia menjalani hukum
pertumbuhan jenis dan ragam mahluk dibicarakan.
Dengan sendirinya “pencetak luar” (external printer)
tidak ada gunanya; itulah sebabnya mengapa alam mengembangkan “pencetak dalam”
(internal printer) bersemayam dalam tubuh setiap mahluk. Dengan demikian, mahluk
apapun yang hidup di bumi: tumbuhan, hewan, dan manusia, masing-masing memiliki
sebuah pencetak-4d yang bekerja sepanjang hayat. Ada dua bagian (komponen) pencetak-4d
yang dibutuhkan untuk menghadirkan “benda mahluk” di bumi dari: makanan, minu-man,
dan udara dihirup mahluk sepanjang hayat, yakni: perbama “bagian badani” wujud benda
(materi), disingkat “perbama-bb”, dan “bagian program” wujud bukan-benda (immaterial),
dising-kat “perbama-bp”; keduanya berhubungan erat. Masih belum jelas diketahui
wujud program-bp, bagaimana ia berintegrasi dengan perbama, begitu juga cara
kerja dan lain sebagainya, akan tetapi pencetak-4d yang menghadirkan berjenis “benda
mahluk” dengan keragaman masing-masing dapat disebut Pencetak Benda Mahluk,
disingkat: PBM. Akan tetapi karena “benda mahluk” adalah ba-gian dari kehidupan
dapat juga digunakan: Pencetak Mahluk, disingkat PM. Selain dari itu dapat digunakan juga istilah Pencetak Biologi,
disingkat PB (Biological Printer, disingkat PB). Unit perbama-bb yang terdapat pada
setiap mahluk adalah setara dengan: gen (gene). Itulah sebabnya mengapa PBM atau
PB(BP) dapat juga memakai istilah: Pencetak Gen, disingkat PG (Gene Printer,
disingkat GP).
Dengan PG bekerja dari dalam “benda mahluk”, mudah diterangkan
bagaimana berjenis mahluk de-ngan keragaman masing-masing yang tak-terhitung jumlahnya
dapat muncul di bumi setiap saat. Pertama,
“benda mahluk” yang menjadi tubuh (jasmani) setiap mahluk apapun jenis dan
ragamnya, terbentuk dari berbagai unsur kimia bumi yang diketahui, tercantum
dalam tabel awalnya diungkap-kan Dmitry Ivanovich Mendeleyev (1834-1907) dari Rusia. Selanjutnya
unsur-unsur kimia yang di-gunakan tidak
terlalu banyak bervariasi diantara beragam mahluk yang mendiami planit ini, yakni:
oksigen (O), hidrogen (H), karbon (C), nitrogen (N), kalsium (Ca), phospor (P),
dan sejumlah kecil lainnya. Unsur-unsur oksigen
dan hidrogen menjadikan bagian terbesar “benda mahluk”, yakni: 60% - 90% dari berat
(massa) tadi. Itulah sebabnya mengapa tubuh (jasmani) mahluk apapun jenis
maupun ragamnya yang terdapat di bumi dapat dikatakan dikuasai oleh air. Air
yang terdapat dalam “benda mahluk” lalu mengisi bermiliard sel tubuh mahluk, juga
berjuta pembuluh cairan renik (mikroskopis) yang terdapat dalam “benda mahluk”:
tanaman, hewan, dan manusia, dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari padanya.
Pembuluh-pembuluh cairan renik yang tak-terbilang banyaknya
dalam “benda mahluk” lalu men-jadi “jalan-air” atau “sungai renik” yang
memindahkan beragam bahan atau zat keperluan hidup mahluk ke segala penjuru badan
dari lambung untuk tumbuh dan berkembang; begitu juga untuk membuang berbagai macam
ikatan kimia yang tidak lagi diperlukan tubuh dimanapun berada dalam perjalanan
sebaliknya. Jumlah pembuluh cairan renik yang terdapat dalam setiap mahluk berubah
dalam perjalanan waktu; terkecil ketika pembuahan, lalu meningkat menuju bayi,
anak, dewasa, sampai ke batas usia. Banyaknya pembuluh-pembuluh cairan renik ini
ada kaitannya dengan jenis mahluk, ragam, dan usia mahluk; demikian juga keadaan
kesehatan dalam peralanan hidup mahluk. Aliran sungai-sungai renik pada tanaman
digerakkan penguapan daun, perubahan cuaca, dan kapi-laritas pembuluh.
Dengan cara inilah tanaman dapat mengangkut pangan atau
zat keperluan hidup lain dari dalam tanah menuju daun, bahkan hingga ke puncak
pohon. Pada hewan dan manusia sungai-sungai renik berpangkal dari berbagai pembuluh darah besar
yang digerakkan jantung dalam sistim hidrolik. Dengan demikian hasil pencernaan
makanan dalam lambung dapat diangkut ke segala penjuru tubuh mahluk. Pada ujung-ujung
akhir sungai-sungai renik ini terdapat tak-terhitung banyaknya kepala-cetak PG yang
mencetak “benda mahluk” dari dalam tubuh, apapun: jenis, ragam, bentuk, ukuran,
dan usia mahluk di muka bumi. Adapun “tinta” yang digunakan PG untuk mencetak
ber-jenis “benda mahluk”, ialah: makanan, minuman, dan zat asam yang dihirup dari
udara oleh mah-luk bersangkutan sepanjang
hayatnya. Dengan PG dikendalikan berbagai
program yang ada dalam perbama, berjenis mahluk dengan keragaman masing-masing dapat
muncul di muka bumi apapun jenis, ragam, bentuk, ukuran, dan usia; mulai kulit terluar
sampai organ bagian terdalam, dilengkapi tulang belulang dan berbagai jaringan yang
diperlukan untuk hidup di bumi.
Kedua, perbama adalah kumpulan informasi dan berbagai program,
sebagian darinya digunakan GP untuk mencetak “benda mahluk” apapun: jenis, ragam,
dan ukuran sejak pembuahan sampai ke a-khir usia. Antarmuka juga memuat
informasi kemana hasil olahan makanan dalam lambung harus dikirim ke berbagai
bagian tubuh untuk tumbuh dan berkembang di usia tertentu. Dengan pertolo-ngan bagian
perbama tertentu, diatur pula kemana, berapa banyak, dan kapan unsur-unsur
kimia bumi terdapat dalam tabel Mendeleyev
didapat dari: makanan, minuman, dan atmosfer, perlu di-sampaikan. Begitu pula
bagaimana makanan, minuman, dan oksigen perlu disiapkan dengan reaksi kimia yang
bagaimana, dan dimana. Dengan informasi dan program yang terdapat dalam perbama
berbagai bagian tubuh lalu dicetak, seperti:
kepala, badan, anggota, dan lainnya mulai bagian terdalam hingga dengan yang
terluar. Demikian juga pembuatan tulang belakang penopang tubuh yang diperlukan
menyngga tengkorak kepala; begitu juga rusuk, dan lain sebagainya. Selain dari
itu ada lagi infrastruktur fisik sistim mental yang dibutuhkan untuk memperlihatkan:
emosi, akal, nilai, bahasa, dan lainnya untuk berkegiatan di bumi. Yang juga harus
terdapat pada setiap mahluk, ialah: pancaindra, sistim syaraf, sistim penalaran,
dan lainnya yang menampakkan kesadaran mengenali lingkungan. Selain dari itu, terdapat
lagi bagian perbama yang bertugas mengatur pertumbuhan agar berada dalam batas diperkenankan.
Perbama, selain yang diturunkan oleh orang tua, ada pula hasil pengembangan mahluk
sendiri perolehan interaksi rohani dengan jasmani yang aktif menanggapi
lingkungan hidup dan sosial menelusuri waktu mulai dari pembuahan hingga ke akhir
usia. Ketiga, rohani yang menjadi
pusat dari segalanya memperagakan kemandirian mahluk ke “dunia luar” apa-pun jenis
dan ragam mahluk diungkapkan dengan bahasa badan (body language). Rohani adalah
dunia dalam mahluk, sedangkan kemandirian ialah apa yang terlihat dengan
pancaindra dari dari luar. Itulah sebabnya mengapa kemandirian menjadi sebagian
kecil dari rohani yang dapat diketahui dari luar.
Kedatangan Mahluk
Saat pembuahan (conseption)
berlangsung guna menghadirkan mahluk, rohani (kemandirian) mendapat pinjaman benda
(materi) untuk menyatakan keberadaannya di bumi. Dengan demikian trilogi kehidupan:
rohani, perbama, dan jasmani, menjelma menjadi benih. Benih kemudian mengganda-kan
diri dengan pembelahan sel sehingga
berkembang menjadi janin. Yang disebut akhir ini tum-buh lalu membesar, karena memperoleh masukan
bahan (materi) berupa: makanan, minuman, dan zat asam dari ibu yang mengandung sampai
lahir ke dunia sebagai bayi. Setelah lahir, pada manusia bayi meneruskan menghimpun
bahan, tetapi kini di luar kandungan dengan menyusu kepada ibu, dan mendapat tambahan:
makanan, minuman, dan zat asam dari udara; baik untuk menambah berat badan, meninggikan
tubuh, juga untuk memelihara kesehatan selama pertumbuhan agar menjelma menjad:
anak, akil balig, remaja, dan dewasa. Setelah dewasa, kegiatan menghimpun bahan
terus berlangsung, akan tetapi bukan lagi pemberian orang tua, melainkan dengan
mencari nafkah. Pada usia dewasa materi dihimpun lewat: makan, minum, dan
bernafas, diperlukan untuk melakukan me-tabolisme yang diperlukan untuk menyediakan:
tenaga (energi), pertukaran zat yang memelihara kesehatan, dan lainnya, agar “benda mahluk” senntiasa
berada dalam keadaan sehat walafiat sampai
akhir usia.
Menurut ahli
kesehatan, pertukaan zat berjalan tidak berkeputusan dalam “benda mahluk” se-panjang
hayat menyebabkan yang disebut terakhir ini, yaitu bukti keberadaan mahluk di bumi
berganti seluruhnya, mulai kulit terluar sampai organ bagian dalam setiap 7
hingga 10 tahun sekali. Itulah sebabnya, mengapa bayi yang lahir ke dunia tumbuh
menjadi besar lewat kegiatan: makan, minum, bernafas, dan bergerak; bertambah beratnya,
bertukar wajahnya, berganti bentuknya, bertambah pengetahunnya, dan lain
sebagainya. Seorang anak berusia 12 tahun dengan demikian tidak lagi mempunyai
benda (materi) yang diperoleb dari orang tuanya saat pembuahan. Kini semua benda
yang ada dalam tubuh anak asal orang-tuanya telah lenyap, dan digantikan dengan
yang di-dapatnya dari kegiatan: makan, minum, dan bernafas. Kedua orang tua
anak inipun, menurut ahli kesehatan tadi, juga telah berganti dari sepasang orang-tua
yang pernah meminjamkan benda kepada anaknya saat pembuahan, menjadi pasangan
orang-tua pewaris dari orang-tua yang pernah meminjamkan benda kepada anak dimasa
silam. Hubungan pasangan orang-tua dengan anak yang masih tersisa tinggal
sejarah.
Dengan kegiatan: makan,
minum, bernafas, dan bergerak, setiap manusia akan menukar tubuh (“benda mahluk”)
dengan sempurna 7 hingga 10 sekali, menjadikan orang dimanapun di muka bu-mi ini
sama adanya, terkecuali perbedaan yang ditetapkan gen, seperti: postur tubuh,
warna kulit, dan lain sebagainya bercorak khusus, meski yang disebut akhir ini
tidak banyak berpengaruh pada kehidupan sehari-hari selain untuk pengenal diri
(identitas biometrik). Benar apa yang dikatakan o-rang-orang tua silam agar
anak yang sudah dewasa diperlakukan sebagai teman atau sahabat, bukan lagi sebagai
anak yang kerap dilakukan banyak orang. Ini disebabkan oleh kenyataan bahwa anak
yang sudah dewasa telah sempurna metamorphosisnya (pergantian jasmani berulangkali)
menjadi orang lain yang berdiri sendiri sebagaimana yang dikatakan ahli
kesehatan diatas.
Kepulangan
Mahluk
Orang yang telah meninggal,
sebenarnya telah berulangkali mengembalikan “benda mahluk” yang dimiliki, meski
diawali dengan sedikit demi sedikit (partial) sepanjang hayat lewat metabolisme,
akan tetapi yang di kembalikannya belakangan ialah yang dimilikinya 7 hingga 10
tahun terakhir. Tubuh manusia kata orang terbuat dari daging dan tulang, namun pada
kenyataannya tidak lain dari tempayan (kendi) penuh air. Ini disebabkan lebih
dari 70% berat (massa) “benda mahluk” adalah air semata, dan kurang dari 30% yang
berupa tempayan (kendi) yang menjadi tempat air. Yang disebut akhir ini terbentuk
dari sejumlah unsur kimia, antara lain: karbon (C), kalsium (Ca), kalium (K), fosfor
(P), dan lainnya hingga unsur langka bumi (rare earth), tertera dalam tabel unsur
kimia. Kembali tampak disini, dari apa yang menjadikan “benda mahluk” apapun
jenis dan ragamnya: tanaman, hewan, dan manusia, ternyata sama saja dimana-mana
di dunia ini. Perbedaan yang ge-muk dari yang kurus tidak lebih dari kandungan
air ketimbang unsur kimia lain.
Mahluk yang telah
meninggal dunia telah sampai di akhir perjalanan hidup menelusuri waktu. Pada saat
itu, rohani (kemandirian) mengembalikan “benda mahluk” yang terakhir dimiliki kembali
ke bumi tempat asalnya, karena sebelumnya memang dipinjam mulai dari yang
berasal dari orang-tua saat pembuahan (conception) sampai dengan yang didapat
dari Ibu Bumi (Mother Earth) lewat ke-giatan:
makan, minum, dan bernafas sepanjang hayat. Ini berarti setiap mahluk: manusia,
hewan, dan tanaman, akan memulangkan “benda mahluk” dimiliki melalui dua tahap,
pertama: pengemba-lian partial atau pengembalian sebagian demi sebagian, dan kedua:
pengembalian belakangan. Alam telah mengatur erhadap setiap “benda mahluk” dikembalikan
akan dilakukan daur ulang sehingga dapat kembali menjadi unsur-unsur kimia tercantum
dalam tabel Mendeleyev. Dengan cara demi-kian limbah organik yang akan mencemari
lingkungan hidup dapat dielakkan. Daur ulang “benda mahluk” dikembalikan partial
dilakukan bermilliar bakteri yang mendiami tubuh mahluk bersang-kutan apapun jenis
dan ragamnya, yang sehari-harinya berkegiatans mengukir tubuh agar tampak rapi dan selalu bersih.
Daur ulang “benda
mahluk” dikembalikan belakangan, diatur adat-istiadat dan agama komunitas penduduk
bagiandunia bersangkutan. Dalam pelaksanaan dapat dibedakan apa yang dinamakan:
pe-makaman, pembakaran (kremasi), penenggelaman, dan pembiaran. Pada pemakaman,
air yang di-kembalikan diserap tanaman, lalu menguap ke udara menjadi awan, dan
akhirnya sebagai hujan turun ke bumi kembali ke laut. Berbagai unsur
kimia lain yang dikembalikan digunakan tanaman untuk tumbuh dan berkembang, lalu
sebagian menjadi makanan hewan dan manusia. Pada pem-ba-karan, air menjadi uap dan
naik ke udara menjadi awan, akhirnya kembali lagi ke laut. Berbagai un-sur
kimia lain ada yang ikut terbakar menjadi abu, lalu disimpan atau dititipkan keluarga
dalam rumah abu. Pada penenggelaman, air langsung bergabung dengan rekannya
dalam badan air. Berbagai unsur kimia lain dikembalikan mengendap di dasar:
kolam, sungai, danau, laut, dan sa-mudra; menjadi makanan tanaman dan hewan air.
Pada pembiaran, bermilliar bakteri mendiami “benda mahluk” melepaskan gas penyengat
penciuman, untuk mengundang pendaur ulang lain da-tang segera untuk menyelesaikan
pekerjaan. Pengeringan mengubah air menjadi uap yang naik ke udara menjadi awan,
dan akhirnya kembali ke laut. Dengan menempatkan “benda mahluk” dikem-balikan belakangan
pada ketinggian berjenis burung mencabik-cabik “benda mahluk” untuk mema-kannya.
Ada juga pembiaran yang ditinggalkan begitu saja di tengah hutan atau padang
pasir untuk diselesaikan binatang buas; atau menempatkannya dalam rak-rak,
mulai kolong rumah-rumah suci sampai gua-gua
pegunungan.
Alam telah menentukan “benda mahluk” dikembalikan
partial dan belakangan, menjadi bagian dari “rantai makanan” (food chain) menelusuri
metabolisme. Ada dua macam metabolisme, masing-masing: katabolisme dan
anabolisme. Yang pertama ialah senyawa kimia yang membebaskan tena-ga matahari
tersimpan dalam “benda mahluk” yang diperlukan hewan dan manusia guna kelangsu-ngan
hidup mereka. Dengan membebaskan tenaga matahari tersimpan dalam “benda mahluk”
di-kembalikan partial dan belakangan, kedua yang disebut akhir ini akan kembali
terurai (decompose) menjadi beragam unsur
kimia pembentuk tercantum dalam tabel Mendeleyev. Adapun yang kedua ialah
senyawa kimia yang bertugas menyimpan tenaga matahari dilakukan tanaman dibantu
proses photosinthesis memanfaatkan unsur-unsur kimia hasil daur ulang. Itulah
sebabnya mengapa bera-gam tanaman memerlukan makanan yang memuat unsur-unsur
kimia hasil daur ulang “benda mah-luk” asal dari hewan dan manusia dikembalikan
partial dan belakangan untuk kelangsungan hidup mereka. Melalui daur ulang dan
kesegeraan pelaksanaan, pencemaran lingkungan oleh “benda mah-luk” dikembalikan
partial dan belakangan, umum dikenal dengan limbah organik, dapat dihindar-kan
dari bumi.
HABLUMMINANNAS
Manusia, dimanapun
di bumi, apapun suku dan bangsa serta keyakinannya, datang ke dunia karena dilahirkan
orang-tua yang kemudian membesarkannya dalam keluarga dan komunitas. Sejak saat
itu, lewat perbaman dan berbagai program yang ada padanya, rohani (kemandirian)
memerintahkan GP mencetak “benda mahluk” diperlukan untuk menghadirkannya di bumi.
Itulah sebabnya menga-pa manusia, begitu juga mahluk lainnya di bumi, telah sejak
awal hidup dalam masyarakat. Dengan semakin besarnya jumlah penduduk berdiam bumi
menelusuri waktu menempuh zaman: keluarga, komunitas, masyarakat, suku, dan bangsa
mengambil bentuk. Sebagai akibat dari interaksi antara sesama insan, kemudian dilanjutkan
dengan lingkungan; mulai individu yang kemudian meluas mencapai bangsa, mewarnai
sudut pandang dari individu sampai bangsa. Beragam pandangan hidup lalu bermunculan dimana-mana di muka
bumi menjalani zaman, mulai: kepercayaan, agama, sekuler, dan lain sebagainya
yang menimbulkan bentuk pemerintahan. Lahirlah kerajaan latar bela-kang: kepercayaan,
agama, dan lainnya, sampai dengan bermacam demokrasi yang bertanggungja-wab
kepada kesejahteraan rakyat. Keragaman pandang bentuk pemerintahan dalam
perjalanan waktu lalu diperkaya dengan kemajuan IPTEK dan kepentingan negara terhadap
SDA di bumi, menimbulkan kekuatan-kekuatan sosial pemersatu atau pemecah
diantara beragam bangsa di dunia, mulai: setempat (local), kawasan (regional)
dan internasional (global) yang tidak dapat dielakkan. Kekuatan-kekuatan bertentangan
berkembang menjadi kekuatan politik pemersatu (assosiasi) dan kekuatan politik pemecah
(dissosiasi) antara berbagai bangsa dalam perjalanan waktu menelusuri zaman di
berbagai belahan dunia memasuki millenium ketiga.
Revolusi Industri
Sebelum datangnya
renaissance (pencerahan) di Eropa, orang-orang di bagian dunia itu masih me-nganut
ajaran Ptolomaëus yang mengatakan, bahwa bumi adalah pusat peredaran segala benda
langit yang ada di Alam Raya, tidak terkecuali matahari. Cara pandang Alam Raya
ini dikenal de-ngan nama: ajaran geosentris. Sri Paus, pemegang Tahta
Suci di Vatican, Roma, Italia, ketika itu, menerima ajaran geosentris karena
tidak bertentangan dengan Kitab Suci, lalu menjadikannya pan-dangan hidup umat
Katholik di seluruh dunia.
Akan tetapi dengan
kedatangan zaman pencerahan, Koppernigt (Copernicus 1473-1543) seorang il-muwan
dan astronom dari Polandia membantah dan mengatakan bahwa mataharilah yang
menjadi pusat peredaran segalanya. Bantahan ini melahirkan cara pandang Alam
Raya baru yang dinama-kan: ajaran heliosentris. Galileo Galilei
(1564-1642), seorang cendekiawan dan astronom dari Italia ketika itu membuktikan
kebenaran Koppernigt dengan teleskop buatannya. Namun malang, ia lalu
dinyatakan bersalah karena melawan ajaran geosentris, sehingga Galileo Galilei terpaksa
menjalani kurungan hidup di rumah sampai akhir hayatnya.
Gelombang awal revolusi industri dimulai tahun 1750 (penghujung
abad ke-18) di Eropa, dan dalam masa ini timbul perubahan besar dalam berbagai bidang
kehidupan: pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi, yang
menimbulkan pengaruh besar pada keadaan: ma-syarakat, ekonomi, dan budaya di
benua itu. Gelombang berikutnya revolusi industri muncul tahun 1850 (awal abad
ke-19). Kedua revolusi industri kemudian bergabung, saat kemajuan teknologi dan ekonomi mendapatkan momentum dengan
munculnya: kereta-api, kapal-api, disusul ditemukannya mesin pembakaran dalam yang
amat praktis penggunaannya pada penghujung abad ke-19, dan di-perkenalkannya
pusat pembangkit tenaga listrik oleh Thomas Alfa Edison. Sebagai akibatnya Eropa
dan Amerika Utara serta Jepang berubah menjadi pusat kemajuan dunia di
berbagai bidang, mulai: pertanian, menghasilkan barang atau produk, pertambangan,
sarana dan prasarana angkutan, tekno-logi, yang menggerakkan dunia di banyak bidang:
ekonomi, masyarakat, dan budaya, sejak dari dua momen yang bersejarah itu.
Revolusi industri
diawali bejana vakum tenaga uap buatan Thomas Savery (1650-1715), yang
ke-mudian oleh Thomas Newcomen (1664-1729) diubah menjadi mesin-pengisap tenaga
atmosfir un-tuk memompa air. Pompa bertenaga atmosfir ini lalu dikembangkan lebih
lanjut oleh James Watt (1736-1819) menjadi sebuah mesin-uap berputar dijalankan
uap bertekanan.
Sumber: Google
Berbagai industri
lalu bermunculan dan menjamur di Eropa memanfaatkan mesin-uap yang baru di-temukan,
mulai tekstil hingga pengolahan logam dijalankan mesin-uap. Yang menjadi
tanda penge-nal mesin ini ialah pembakaran berlangsung diluar silinder; itulah
sebabnya mengapa mesin-uap di-namakan juga Mesin Pembakaran Luar, disingkat MPL
(External Combustion Engine, disingkat ECE). Mesin-uap
selanjutnya merambah ke jalan-raya menggantikan ternak menarik kereta. Pada
tahun 1830 Walter Hancock (1799-1852)
dari Inggris memperkenalkan
bis-uap pertama di Eropa. Richard Trevithick (1771-1833), rekan senegerinya dari
Inggris pada tahun 1804 memperkenalkan pula angkutan jalan-baja, dilanjutkan George Stephenson (1781-1848) memperkenalkan
kereta-api pertama di dunia menghubungkan Sockton dengan Darlington di Inggris.
Di Amerika Serikat lahir pula kapal sungai dijalankan satu dan lebih roda-air (kincir-air)
yang diputar mesin-uap. Di negeri yang sama muncul pula kapal-laut yang didorong
baling-baling (propeller) dijalankan mesin-uap untuk mengganti layar yang ditiup
angin.
Kelahiran mesin-uap
di Eropa menimbulkan perubahan besar di benua itu, mulai hidup masyara-kat,
ekonomi, sosial, sampai budaya. Mesin-mesin uap kemudian digunakan secara luas
untuk menggerakkan beragam industri, mulai angkutan darat sampai laut menggunakan
panas (kalor) yang diubah menjadi gerak
(mekanik), juga memanfaatkan bahan-bakar sebagai sumber panas (kalor), dan Sumber
Daya Manusia (SDM). Adapaun bahan-bakar yang digunakan ketika itu ialah batu-bara,
dikenal dengan Bahan Bakar Padat, disingkat BBP. Tergantung cara thermo-mekanik
dipilih untuk mengubah “panas” menjadi “gerak”, dibedakan: mesin-uap “timba tenaga
gerak pen-gisap-porosengkol”, dan mesin-uap dengan “timba tenaga gerak sudu-poros”.
Yang pertama melahirkan “mesin-uap” yang banyak digunakan dalam dunia industri
dan angkutan mulai darat hingga.
Sumber: Google
laut ketika itu; sedangkan yang kedua melahirkan “turbin-uap”
keperluan PLTU (Pusat Listrik Te-naga Uap). Pencarian, penambangan, dan
angkutan batu-bara kemudian menjadi prioritas banyak negara yang tengah mengembangkan
beragam industri dan bermacam angkutan di Eropa ketika itu. Yang juga dibutuhkan
banyak negara di Eropa ketika itu ialah biji-besi untuk menyediakan besi dan baja
yang diperlukan untuk pembuatan mesin-uap dan keperluan lainnya. Besi dan baja juga
digunakan untuk membuat jalan-baja, jembatan, bangunan, beragam pipa, dan masih
banyak lagi lainnya, sehingga pusat-pusat peleburuan biji-besi menjamur pula di
banyak negara. Pencarian biji-besi dan logam lainnya, dimulai penambangan, mendirikan
dapur tinggi, dapur bessemer untuk membuat baja, transportasi, menjadi
prioritas banyak negara di Eropa ketika itu.
Adapun yang menjadi kelemahan MPL ialah perbandingan berat mesin
terhadap daya dihasilkan besar, menyebabkan
mesin-uap memerlukan banyak bahan bagi pembuatannya. Itulah sebabnya mengapa pencarian
mesin sebagai sumber tenaga gerak lebih ringan berlanjut, untuk menemukan apa
yang kemudian dinamakan Mesin Pembakaran Dalam, disingkat MPD (Internal
Combustion Engine, disingkat ICE).
Sumber: Google
Pada tahun 1860, Jean
Joseph Etienne Lenoir (1822-1900) asal Belgia berhasil membuat MPD berpemantik sumbu pertama di dunia. Gas bertekanan
dari letusan uap terbakar langsung timbul dalam silinder membuat perbandingan
berat mesin terhadap daya dihasikan merosot, karena tidak lagi memerlukan bejana
terpisah untuk menghasilkan gas betekanan. Akan tetapi MPD mem-butuhkan panas
(kalor) yang diubah menjadi gerak dari “uap bensin”, yakni ciran yang dinamakan
Bahan Bakar Cair, disingkat BBC. Dua tahun kemudian Nikolaus Otto dari Jerman berhasil
membuat dan menjual MPD berpengabut (carburettor) dengan pemantik listrik
(electric ignition). Ia kemudian disusul teman sebangsanya Rudolf Diesel tahun 1900
memperkenalkan MPD berpemantik kempa (compression ignition) yang kemudian dikenal
luas sebagai mesin diesel.
Sumber: Google
Dengan bantuan MPD, Wright
bersaudara: Orville
(1871-1948) dan Wilbur
(1867-1912), berhasil menerbangkan kapal terbang buatan mereka pada tanggal 17
Desember 1903. Kedua bersaudara menjadi
dua orang manusia warga negara Amerika
Serikat yang berhasil terbang untuk pertama ka-linya di dunia.
Pengubah thermo-mekanik poros-engkol ragam “mesin-bensin”
dan “mesin-diesel” banyak ditemu-kan dalam industri, mulai angkutan darat, laut,
sampai udara; sedangkan pengubah thermo-mekanik ragam sudu-poros dijumpai pada PLTG
(Pusat Listrik Tenaga Gas), mesin-mesin: turbojet, turbo-prop, dan turbofan
yang menerbangkan pesawatterbang kecepatan tinggi maupun ukuran besar. Ilmuwan Robert Boyle (1627-1691) dan Joseph Louis
Gay-Lussac (1778-1850) berjasa membidani
munculnya disiplin pengetahuan thermodinamika yang menyebabkan MPL dan MPD berkembang
memenuhi keperluan khusus konsumen. Berbagai
macam mesin pembakaran kemudian membanjiri pasar, mulai Eropa hingga ke seluruh
penjuru dunia. Pencarian batubara sebagai sumber panas (kalor) terus berlanjut,
kini ditambah lagi dengan pencarian minyak bumi dan gas alam. Penam-bangan,
pengangkutan, pendistribusian BBP, BBC, BBG (Bahan Bakar Gas) merupakan aktivitas
beragam negara, terutama yang menguasai SDA yang kaya di bumi, terlebih negara-negara
dengan SDM terbaik. Perburuan sumber tenaga (batu-bara, minyak, gas, disusul dengan
aneka sumber tenaga terbarukan (renewable) berlanjut; lalu disusul dengan pencarian
berjenis logam (besi, baja, dan lainnya), termasuk unsur langka bumi (rare
earth). Selain dari itu muncul pula aneka ragam industri pendukung, antara lain:
pabrik semen, pabrik besi beton, peralatan konstruksi, dan banyak lagi lainnya.
Apa yang telah dikemukakan di atas bermunculan di banayak negara yang mendiami kelima
benua, kepulauan dan pulau di muka bumi.
Semuanya tak-putus-putusnya menguras SDA yang tertata rapi dalam rak-rak kerak
bumi, mulai darat hingga lepas pantai di berbagai benua hingga kepulauan dan
pulau.
Apa yang diperoleh
umat manusia dari revolusi industri yang telah berlangsung hampir tiga abad, tepatnya 262 tahun, ialah: kemajuan, kemudahan,
dan kesejahteraan yang kian meningkat. Sebelum kedatangan revolusi industri,
orang dimana-mana di muka bumi ini bepergian hanya berjalan-kaki, mengendarai ternak
piaraan, naik kereta kuda, dan berlayar. Itulah sebabnya mengapa banyak ke-lompok
kehidupan yang ada di bumi terasing satu dari lainnya oleh jarak yang berjauhan.
Tidak ba-nyak sebuah kelompok kehidupan yang tahu akan adanya kelompok
kehidupan lain yang terdapat di bumi, kecuali
warga yang berdiam di daerah pesisir. Gelombang pertama revolusi industri memperkenalkan
mesin (motor) yang mengubah budaya bepergian dari: berjalan kaki, menunggang kuda,
dan naik kereta-ternak, menjadi budaya naik kendaraan bermotor: sepeda motor,
mobil, kereta-api, kapal-api, pesawatterbang, sampai kapal angkasa. Beragam
kelompok kehidupan di bumi yang awalnya terpisah ditengah benua atau pulau, lalu
terbuka dengan dibangunnya: jalan-raya, jalan-baja, dan jalan-udara. Berbagai budaya
yang ada di bumi yang semula terpisah lalu berbaur, mulai: setempat (lokal), wilayah
(regional), hingga dunia (global) menimbulkan kebahagiaan sekaligus kecemasan.
Tidak dapat dihindarkan munculnya ketegangan antara budaya yang datang dari
luar dibawa para pendatang dengan budaya setempat yang masih tradisional oleh perbedaan:
keperca-yaan, adat, agama, budaya, dan pengetahuan. Pertikaian sampai perang
tidak dapat dihindarkan oleh perbedaan:
budaya, ekonomi, dan kepentingan menguasai SDA dalam perjalanan waktu diwarnai
PD-I, zaman penjajahan yang menimbulkan kolonialisme, dan pecahnya PD-II.
Gelombang kedua
revolusi industri muncul dengan diperkenalkannya listrik, melahirkan elektronik
dan teknologi komunikasi dan informatika (TKI). TKI memungkinkan orang berkomunikasi
secara elektronik dengan telepon, menonton film atau televisi, bekerja melalui
internet dengan telepon pin-tar (smart phone). Dengan gadget akhir ini, orang juga
dapat mengobrol dengan siapapun di belahan bumi lain bertatap muka langsung
secara elektronik tanpa harus keluar rumah. Orang pun tidak perlu ke keluar
negeri untuk sesuatu urusan, karena negara yang ingin dikunjungi itu sendiri dapat
datang mengunjungi penelepon membawa: kepercayaan,
adat, agama, nilai, budaya, pengetahuan dan teknologi memberi pelayanan
menyediakan barang atau jasa. Kedekatan manusia secara elek-tronik lewat telepon
pinter (electronic gadget), menimbulkan dinamika kehidupan sosial baru di bumi
yang berdampak positif dan negatif dalam pergaulan antar bangsa, berangkat dari
kebinekaan budaya yang muncul diwaktu silam. Tidak dapat diragukan berbagai fihak:
orang tua, pendidik, pengasuh pondok, dan lainnya menjadi bergembira akan
dampak positif ditimbulkan, seperti melu-asnya pandangan hidup manusia, akan
tetapi juga sekaligus khawatir oleh akibat negatif dihasilkan, antara lain: berbagai
hal yang tidak diinginkan. Pertikaian kultural berbagai bentuk memang tidak
dapat dihindarkan bermunculan menelusuri perjalanan waktu dan zaman yang harus
ditengahi oleh orang-orang bijak yang ada dalam masyarakat, mulai: setempat
(local), kawasan (region), dan dunia (internatinal). Apalagi persoalan seperti
ini pernah timbul diwaktu silam dan terbukti dapat ditanga-ni dengan baik. Perlu
diketahi ponsel di telapak tangan pengguna hanyalah puncak gunung es yang kecil,
dibawahnya bersemayam gunung es sindikat antarbangsa modal besar didukung SDM
pro-fesional dengan teknologi maju.
Revolusi
industri telah membuka lapangan kerja yang luas kepada manusia di bumi yang menghi-dupi
keluarga dimana-mana dari sejak awal saat bersejarah itu. Penduduk bumi pun lalu
meningkat pesat mulai dari Eropa sampai ke bagian dunia lainnya; terutama sejak
diperkenalkannya antibiotika guna mengatasi infeksi, dan berbagai keberhasilan bidang
kesehatan lain. Banyak kota lalu bermun-culan dimana-mana mulai Eropa sampai
bagian dunia lain, dalam menampung arus urbanisasi yang mengalir dari desa-desa
yang hendak mengubah nasib dan ikut menikmati kue keberhasilan revolusi industri.
Akan tetapi selain dari dampak positif disebutkan diatas, tidak dapat dielakkan
timbulnya dampak negatif merugikan umat manusia berupa pencemaran lingkungan
hidup di bumi, mulai: da-rat, laut, udara, hingga antariksa seputar planit biru
yang menggangu ekosistim (ecosystem). Revolusi industri tidak diragukan lagi menjadi
“pedang” yang diperlukan manusia untuk merints jalan kemajuan, akan tetapi “pedang”
yang sama tidak disangsikan akan menyakiti penggunanya manakala tidak waspada melaksanakan
tugas.
Sisim Ekonomi
- Kapitalisme
Kedatangan abad
pencerahan memberikan landasan berfikir intelektual penerapan praktis beragam
ilmu pengetahuan yang berkembang di Eropa. Ini tampak dari digunakannya “analisa
ilmu” untuk mengembangkan mesin-uap, lalu meluas menuju berkembangnya analisa
politik, dan analisa sosial, akhinya berpuncak pada “Kesejahteraan Berbagai Bangsa”
buah karya Adam Smith. Salah satu persoalan kapitalisme yang dibahas dalam karta
Adam Smith ialah “Memperbaiki Keadaan Dunia”, yakni tentang apakah
industrialisasi akan mensejahterakan kehidupan manusia, ditinjau dari angka
harapan hidup, jam kerja singkat, dan pembebasan anak dan orang-tua dari kewajiban
kerja.
Dalam kapitalisme
terbuka peluang bagi semua orang membuka usaha (business), baik menghasil-kan
barang (produk) maupun menawarkan jasa (service), dalam melayani permintaan
pasar (masya-rakat). Persaingan barang atau jasa melahirkan harga untuk suatu
kualitas. Penghasilan pengusaha tergantung dari jumlah barang atau jasa yang terjual
setahun. Pemerintah tidak mencampuri urusan pengusaha menghasilkan produk atau
jasa, akan tetapi menyediakan perangkat aturan dan tempat usaha dengan lingkungan:
ekonomi, sosial, dan politik setara terhadap pungutan pajak dikenakan.
Sejak awal revolusi
industri, kapitalisme berkembang pesat didukung kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pabrik mobil menggantikan kendaraan dihela ternak bermunculan di berbagai
negara mulai Eropa, meluas ke Amerika Utara dan Jepang, serta bagian dunia
lainnya. Industri angkutan jalan-baja juga muncul di berbagai negara Eropa melayani
permintaan angkutan jalan-baja benua itu, kemudian diexport ke bagian dunia
lainnya di Asia, oleh ongkos angkut per satuan muatan yang lebih murah. Industri
kapal lalu menyusul mulai: kanal, sungai, danau, laut, sampai samudra, diawali
kapal-api sampai kapal-mesin menggantikan kapal layar. Dengan keberhasilan
Wright bersu-dara, lahir pula industri pesawatterbang untuk melayani angkutan-udara
lewat atmosfer bumi. Selain beragam industri yang dikemukakan, masih terdapat lagi
tak-terbilang jumlah industri pen-dukung lain yang akan bermunculan di bumi, seperti:
semen, bangunan, kimia, pharmasi, kertas, pengolahan logam, plastik, dan banyak lainnya lainnya.
Kapitalisme yang
muncul dan berkembang sejak saat bersejarah itu tidak hanya melahirkan industri
mulai ringan sampai berat di berbagai negara di planit ini, juga menimbulkan aliran
benda (materi) dari dalam perut bumi, mulai: bahan-bakar (batu-bara, minyak
bumi, dan gas), berbaga mineral (biji besi untuk membuat besi dan baja,
tembaga, aluminium, logam lain, dan sebagainya), dan banyak lagi bahan lainnya menuju
permukaan bumi untuk pembuatan barang (produk). Aliran benda (materi) ini muncul
di banyak negara yang sedang menghasilkan barang, mulai kerajinan rumah-tangga hingga
industri beragam sarana angkutan, mengalir terus-menerus sejak awal dimulainya
revolusi industri 262 tahun silam; selanjutnya dinamakan: “arus bahan”. Bahan-bakar
awalnya ditambang, lalu diolah dalam kilang menjadi BBP, BBC, dan BBG. Yang
akhir ini kemudian didis-tribusikan kepada konsumen. Berjenis logam juga awalnya
ditambang, lalu dikirim ke berjenis pa-brik untuk dijadikan bahan baku,
seperti: balok, plat, atau lainnya, lalu di kirim ke industri pembu-atan:
mesin, sepeda motor, berjenis mobil, kereta-api, kapal laut, kapal-terbang dan
lainnya. Hasil produksi industri setelah menjadi barang (produk) mulai kebutuhan
rumah-tangga, sarana angkutan, dan lainnya lalu digunakan. Setelah habis masa pakai
ekonomis barang (produk), seperti: motor, mobil, pesawatterbaang dan lainnya,
lalu berubah menjadi limbah (sampah) logam ak berguna yang teronggok di muka bumi.
Konsumen yang telah memanfaatkan panas (kalor) hasil pembakaran beragam
bahan-bakar untuk menjalankan sarana angkutan disebutkan diatas, membuang asap dan
debu hasil pembakaran bahan-bakar begitu saja ke udara dan bumi yang mencemari biosfer.
Terdapat tiga
macam limbah yang mencemari lingkungan hidup di bumi di akhir “arus bahan” yang
hijrah dari dalam perut bumi menuju permukaan, masing-masing: gas dan debu hasil
pembakaran bahan-bakar, air kotor hasil pengolahan, dan barang (produk)
industri yang tidak lagi berguna. Limbah pertama langsung mencemari atmosfer dan
bumi saat penambangan bahan bakar, penggalian mineral dilakukan mesin-mesin
gali dan tambang untuk mengeluarkan benda (materi) galian dari dalam perut
bumi. Pencemaran dilanjutkan alat-alat transportasi yang memindahkan barang galian
dari lokasi tambang menuju kilang atau pabrik. Tidak dapat disangkal sepanjang kegiatan
peng-galian, transportasi, dan pengolahan bahan tambang dalam kilang atau
pabrik dilibatkan air bersih, yang menimbulkan limbah cair mengotori: parit,
sungai, danau, laut, sampai samudra. Limbah ketiga adalah peralatan tambang, peralatan
bor, angkutan yang telah habis masa pakai ekonominya. Semuanya memenuhi muka bumi:
mulai debu hasil pembakaran, peralatan tambang, peralatan bor, termasuk sarana transportasi yang tidak lagi digunakan,
mulai darat sampai lepas pantai.
Yang menjadi persoalan
kapitalisme saat ini, ialah: limbah gas hasil pembakaran bahan-bakar: padat,
cair, dan gas yang mencemari atmosfer mengganggu pernafasan; limbah cair masuk kedalam
badan air: kanal, kolam, sungai, danau, laut, sampai samudra, yang mengotori minuman
dan makanan beragam “benda mahluk”: tanaman, hewan, dan manusia; limbah padat
rongsokan sarana transpotasi: darat, laut, udara, dan lain yang menumpuk di permukaan
bumi oleh “arus bahan” yang terus-menerus meninggalkan perut bumi menuju
permukaan yang semakin besar jumlahnya.
Sumber:
Google
Adapun bukti
nyata dari pencemaran atmosfir ialah berdampak fatal, ialah malapetaka Bhopal,
Ma-dhya Pradesh, India, muncul tanggal 2 - 3 Desember 1984 silam, berasal dari
kebocoran methyl isocyanate dan lain, dari sebuah pabrik yang menewaskan ribuan
orang berdiam dalam pemukiman kumuh. Juga
pengotoran badan air yang menimbulkan hujan-asan (acid rain) di Eropa yang menye-babkan
daun-daun tanaman mengering. Begitu juga hujan-kuning (yellow rain) yang diturunkan
A-merika Serikat di Vietnam silam. Ada lagi penyakit-Minamata (Minimata disease)
muncul di Je-pang yang menyebabkan bayi-bayi manusia lahir cacat, dan masih banyak
lainnya. Sedangkan yang paling akhir terbunuhnya Alexander Livinenko dari Rusia
oleh pencemaran Plutonium 210 (Po-210) yang memancarkan sinar alpha.
Sumber:
Google
Perlu dicarikan
jalan agar bermacam limbah yang memasuki: atmosfer, badan air, dan mengonggok di
muka bumi tidak terjadi samasekali. Apalagi, apabila limbah merupakan bahan
pencemar berba-haya terhadap kehidupan yang
dapat memasuki “benda mahluk” lewat aktivitas: makan, minum, dan bernafas;
karena PG dengan program yang mengendalikan tidak membedakan “benda alami”
dengan yang telah tercemar oleh perbuatan manusia. Timbunan limbah padat, asal:
bangkai kenda-raan (mobil, kapal, pesawat-terbang, dll.), runtuhan bangunan,
sampah elektronik (komputer, smart-phone, tablet, dll.) dan lain sebagainya
dapat dibuat menjadi “cadangan berputar” (spinning reseve) oleh berbagai industri
yang memerlukan bahan baku, sehingga yang akhir ini mendapatkan lagi: baja, tembaga,
aluminium, dan lainnya dari timbunan barang (produk) yang tidak diperlukan
lagi, sebagai sumber logam yang mampu melestarikan ekosistim di planet
ini.
Sumber:
Google
Tidak dapat diragukan,
“arus bahan” yang meninggalkan perut bumi menuju permukaan semakin besar jumlahnya
menelusuri perjalanan waktu ibarat bola salju meluncur di lereng pegunungan pada
musim dingin, menyimak kapitalisme yang kian menguasai dunia. Para kapitalis semakin
bersaing mendapatkan benda (materi) dari dalam perut bumi,
baik dalam negeri masing-masing begitu juga dari luar negeri, sehingga ekosistim di bumi semakin sukar mudah untuk dilindungi. Terlebih kapi-talisme yang didukung SDM bermutu dengan pengalaman panjang dimodali keuangan global, menyebabkan lingkungan hidup di bumi terlebih di dunia ketiga yang lemah pengawasan tidak gampang diselamatkan dari exploitasi permintaan pasar berlebihan.
baik dalam negeri masing-masing begitu juga dari luar negeri, sehingga ekosistim di bumi semakin sukar mudah untuk dilindungi. Terlebih kapi-talisme yang didukung SDM bermutu dengan pengalaman panjang dimodali keuangan global, menyebabkan lingkungan hidup di bumi terlebih di dunia ketiga yang lemah pengawasan tidak gampang diselamatkan dari exploitasi permintaan pasar berlebihan.
Sumber: Google
- Sosialisme
Sosialisme
timbul sebagai kritik terhadap kapitalisme. Ajaran Marxis berawal dari penolakan
terha-dap revolusi industri. Menurut Karl Marx (1818-1883), industrialisasi
akan membelah masyarakat kedalam kaum borjuis (bourgeoisie), yakni: kelompok manusia
yang memiliki berbagai alat pro-duksi mulai tanah sampai pabrik yang sedikit
jumlahnya, dengan kaum proletar (proletariat), yaitu: kelompok besar manusia yang
melakukan pekerjaan menghasilkan sesuatu dari berjenis alat pro-duksi. Marx melihat
industrialisasi merupakan dialektika logis prilaku ekonomi feodal menuju kapi-talisme
sempurna, dan yang akhir ini menurut pendapatnya merupakan pendahuluan yang diperlu-kan
untuk berkembangnya sosialisme yang menuju komunisme. Dalam sosialisme segala
usaha (business) dilaksanakan negara yang sekaligus menjadi pemiliknya. Warga negara
bekerja hanya kepada negara, menyumbangkan tenaga sesuai kemampuan, dan memperoleh
dari negara menurut kebutuhan. Adalah menyalahi moral sosialis, bilamana
terdapat anak bangsa yang melola usaha (business) menghasilkan barang atau jasa
dengan mengeksploitasi saudara sebangsanya dengan membayar upah sebagai imbalan.
Sepeninggal Marx,
pengikutnya terbagi dua, masing-masing: Revisionisme Sosialis E. Bernstein, dan
aliran Marxisme Ortodox K. Kautsky. Kelompok pertama berkembang di Jerman, lalu
mening-galkan cara revolusi Perancis (1789-1799) penyebar terror yang menyengsarakan
bangsa, dan me-ngusahakan jalan damai untuk memperbaiki nasib kaum buruh di Eropa
lewat reformasi. Akan tetapi kelompok kedua Marxisme Ortodox pimpinan V.I.U. Lenin,
pada tanggal 7 Nopember 1917 di Petrograd, di ibukota kekaisaran Rusia silam,
mengulangi kembali revolusi Perancis yang mem-bunuh Raja Louis XVI yang bertahta,
lebih satu abad (128 tahun) kemudian dengan melakukan revolusi Bolshevik mengerahkan
kaum buruh negeri Beruang Merah untuk menggulingkan Tsar Nikolas II dari singgasananya,
lalu menyingkirkannya beserta keluarga ke pedalaman Siberia untuk membantai semuanya disana. Yang disebut akhir
ini adalah Tsar terakhir dinasti Ramanov yang telah mendirikan negeri Beruang
Merah yang amat luas sepanjang 300 tahun.
Kekaisaran
Rusia ketika itu tengah mengembangkan sistim ekonomi kapitalis yang bertanggung-ja-wab
kepada kesejahteraan rakyat, namun dengan keberhasilan kaum Bolshevik
menyingkirkan Tsar dari singgasana, sistim ekonomi kapitalis yang berkembang di
Rusia lalu digantikan dengan sistim ekonomi sosialis pertama di dunia. Negara yang
baru berdiri kemudian dinamakan Uni-Sovyet yang bertanggungjawab kepada kesejahteraan rakyat
menggantikan negara kapitalis Rusia. Sistim ekono-mi sosialis yang sama lalu dilaksanakan
kepada semua negara satelit usai perang dunia ke-II.
Dalam pemilu pertama
tanggal 26 Maret 1989 di Uni-Sovyet, berlangsung secara demokratis di
Uni-Sovyet pasca kekalutan politik negara itu, B. N. Boris Yeltsin berhasil memenangkan
jabatan Presiden RFSR (Republik Federasi Sosialis Rusia), setelah ia terlebih
dahulu meninggalkan Partai Komunis negara Beruang Merah itu. Setelah tujuh
dekade Uni-Sovyet berkuasa, oleh kegagalan ekonomi sosialis mensejahterakan kehidupan
rakyat, begitu juga ideologi negara yang telah usang terus membodohi anak bangsa dengan
indoktrinasi membelenggu kebebasan dan menyalahi hak azasi manusia; Uni-Sovyet,
sebagai salah satu adidaya dunia, pemimpin Negara Sosialis dari Blok Timur, lalu
lenyap begitu saja dari dunia. Sebagai gantinya, kembali berdiri negara Federasi
Rusia (Russian Federation) yang demokratis, dan menganut lagi kapitalisme untuk
memulihkan ekonomi bangsai yang telah porak poranda.
Uni-Sovyet didirikan
empat wakil negara bagian tahun 1922 silam, yakni: RFSR, Belarusia, Ukrai-na,
dan Trans-Kaukasia. Akan tetapi dalam pertemuan berlangsung tanggal 8 Desember
1990 yang membubarkan Uni-Sovyet, hadir hanya tiga wakil negara bagian masing-masing:
Boris Yeltsin (RFSR), Stanislav Shushkevich (Belarusia), dan Leonid Kravchuk (Ukraina);
sedangkan yang tidak hadir ketika wakil negara bagian Trans-Kaukasia. Pertemuan
pondok perburuan Nikita Kruschev di hutan Bialowieza, perbatasan Belarusia
dengan Polandia, berujung dengan disepakatinya: “Bialo-wieza Treaty”, sebuah pertemuan
kenangan yang tak-terlupakan segenap warga negeri Beruang Merah mulai perbatasan
Polandia di Barat sampai dengan selat Bering di Timur.
Dengan dibubarkannya
Uni-Sovyet, setiap negara yang membentuk Uni-Sovyet kembali ke akar budaya
masing-masing, dan mendirikan negara demokratis dipimpin seorang Presiden dengan
kabi-net yang dipimpin seorang Perdana Menteri. Rakyat Rusia yang bersipati kepada
dinasti Ramanov silam, mengumpulkan kembali tulang-belulang peninggalan Tsar
Nikolas II dan keluarga yang di-bantai serdadu Bolshevik di Ekaterinburg,
Siberia, untuk dimakamkan kembali di Petrograd, ibuko-ta kekaisaran Rusia silam
guna mengenang jasanya. Generasi muda Rusia yang lahir kemudian me-nyesalkan timbulnya
revolusi Bolshevik silam, dan mengatakannya sebagai ilegal, karena telah me-nimbulkan
penderitaan yang begitu besar dan kesengsaraan anak bangsa yang lama di bagian
dunia itu.
Dalam perjalanan
sejarah yang begitu panjang, sosialisme tidak memperlihatkan keunggulan dalam berbagai
bidang termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhasil mensejahterakan
kehidupan rakyat. Ini terlihat dibandingkan Jerman dan Jepang yang begitu
hancur dalam Perang Dunia ke-II silam, akan tetapi sedikit lebih dari setengah
abad kemudian, kedua negara itu bangkit menjadi negara-negara ke-2 dan ke-3
ekonomi terkuat dunia, ketika Uni-Sovyet justru lenyap dari permukaan bumi ditelan
sejarah. Negara adidaya kedua dunia ini juga kelabakan menghadapi malapetaka
Chernobyl muncul tanggal 26 April 1986 silam. Banyak pertolongan yang justru datang
dari negara-negara kapitalis untuk membantu
Uni-Sovyet menghadapi bencana radioaktif, padahal perang dingin antara Blok
Barat dan Blok Timur belum usai. Sosialisme juga tidak memberi pe-mecahan terhadap
masalah limbah, mulai rumah tangga sampai industri yang dihadapi negara-nega-ra
kapitalis saat itu di dunia, dan ini terlihat dari berbagai bukti kerusakan
lingkungan yang dite-mukani setelah keruntuhannya.
- Romantisme
Sepanjang perjalanan
revolusi industri di Eropa, tidak disangkal lagi timbulnya perlawanan dari para
penentang mulai intelektual dan seniman begitu juga lainnya. Kelompok
masyarakat yang menolak revolusi industri ketika itu dikenal dengan kaum romantis.
Mereka juga terdiri dari penu-lis dan
penyair yang menyuarakan fikiran lewat karya tulis, seperti: makalah, puisi, sajak;
juga kari-katur; pementasan panggung atau theater, dan lainnya. Kaum romantis berjuang
untuk menjaga ke-lestarian lingkungan hidup di bumi melalui seni dan bahasa.
Hal ini tentu berseberangan dengan munculnya mesin-mesin berukuran gergasi dan
pabrik-pabrik raksasa. Pernyataan “Dark satanic mills” dari William Blake, dan
novel “Frankenstein” tulisan Marry Shelley, serta banyak lagi berusaha menerangkan
bahwa kemajuan ilmu pengetahuan mempunyai dua-mata; adalah diantara beragam pernyataan
dilontarkan dan perbuatan dilakukan untuk menunjukkan ketidak setujuan. Karena kaum
romantis tidak pernah mendirikan negara yang beranggungjawab kepada kesejahtera-an
rakyat suatu bangsa, maka tidak pernah adauraian tentang keunggulan atau
kekurangan dari hasil pemikiran kaum romantis tehadap kehidupan masyarakat kecuali
keinginan melestarikan ekosistim.
Kini di bumi terdapat lebih dari
satu milliard angkutan jalan-raya yang digerakkan berbagai mesin pembakaran,
mulai: ukuran, daya, sampai bahan-bakar digunakan. Tidak dapat disangkal lagi me-sin-mesin
ini menjadi pesaing manusia dan hewan memperebutkan zat asam yang dihasilkan tana-man
lewat proses photosintesis dibantu tenaga matahari. Sebagaimana manusia dan hewan, mesin-mesin angkutan jalan-raya ini juga
menghamburkan karbondiksida ke udara untuk mewujudkan keberadaan mereka di dunia. Apabila diumpamakan
sebuah mesin kendaraan menghamburkan rata-rata 200 gram karbondioksida per km
tempuh ke udara, maka satu miliard kendaraan yang serentak keluar ke jalan-raya,
akan mencemari atmosfir bumi dengan 200.000 ton karbon-dioksida per km jarak
tempuh. Selanjutnya apabila dimisalkan semua kendaraan menempuh jarak rata-rata
100 km dalam sehari, maka jumlah karbondioksid yang dihamburkan ke udara berjumlah:
10 juta ton, lalu dalam setahun (360 hari) mencapai: 3.600 juta ton, dan dalam 100
tahun: 360.000 juta ton. Apa yang dikemukakan diatas baru yang berasal dari
angkutan jalan-raya, belum termasuk angkutan air mulai sungai hingga samudra;
begitu juga angkutan udara di seluruh dunia, berjenis industri, angkatan bersenjata
berbagai negara, mekanisasi pertanian, dan lain sebagainya yang berkegiatan di bumi.
Mesin-mesin pembakaran yang ada di bumi telah menjadi “mahluk besi” piaraan yang
meno-long manusia menyelesaikan pekerjaan di berbagai bidang, tetapi kini ikut pula
bersaing bersama manusia memperebutkan
zat asam dari udara, dan mencemari atmosfer bumi dengan mengeluarkan karbondioksida
ke udara.
HABLUMMINALKAUN
Alam Raya ialah
tempat atau ruang dimana benda (materi) berada. Dalam ruang ini terhampar langit
dimana terdapat tak-terhitung banyaknya galaksi, salah satu darinya bernama Bima
Sakti. Dalam galaksi ini berada sebuah sistim bintang bernama tatasurya, dan didalamnya
terletak sebuah benda langit dinamakan bumi yang menjadi salah sebuah planetnya.
Yang dinamakan “benda” atau materi dalam bahasan ini bukanlah: batu, kayu, mobil,
atau lainnya, tetapi beragam unsur kimia tertera dalam tabel Mendeleyev yang menjadikan segala benda,
dan disebut “atom”. Itulah sebabnya mengapa unsur-unsur kimia tadi lalu membentuk “molekul”, yang kemudian menjadikan benda
apapun yang terdapat di Alam Raya, termasuk bumi, menjadikan apa saja yang ada di
permu-kaannya, tidak terkecuali “benda mahluk” dimana rohani (kemandirian) berjenis
mahluk bersema-yam selama hayat.
Saat rohani (kemandirian) menghampiri Alam
Raya, dalam hal ini bumi, ia memperoleh pinjaman benda (materi) guna menyatakan
keberadaannya di bumi. Dengan demikian mahluk yang lahir ke dunia dan berdiam
di bumi mempunyai dua ibu, masing-masing: Ibu Kandung Melahirkan, disingkat: IKM,
dan Ibu Pemberi Benda (materi), disingkat: IPB. IKM adalah ibu yang menyiapkan mahluk,
mulai perangkat keras (bayi) lengkap dengan salinan (copy) perangkat lunak yang
diperlu-kan untuk hidup di dunia. Dengan begitu keturunan dilahirkan akan memperoleh
GP dengan perbama dan program yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembang hingga
akhir hayat, menjadi salinan (copy) dari orang-tuanya guna meneruskan generasi.
IPB adalah Alam Raya, dalam hal ini bumi (earth) yang menyediakan benda
(materi), berupa: makanan, minuman, dan zat-asam, yang diperlukan mahluk melangsungkan
metabolisme, sehingga “benda mahluk” dapat bertukar beru-langkali dari bayi hingga
akhir usia usia. IPB menyediakan: makanan, minuman, dan oksigen yang diperlukan
mahluk untuk hidup di bumi. Adapun makanan, minuman, dan oksigen ini, berasal dari
limbah organik yang telah terurai kembali tercantum dalam tabel Mendeleyev. Unsur-unsur kimia yang
terurai ini, oleh tumbuhan lalu dirakit kembali menjadi: batang, daun, dan buah
atau biji untuk makanan hewan dan manusia dengan bantuan tenaga matahari dan proses
photosintesis yang melepaskan oksigen ke atmosfir. Lewat kegiatan: makan, minum,
dan bernafas, manusia dan hewan dapat berkegiatan menjalani kehidupan dunia sealan
tabiat masing-masing.
Sebelum datangnya
revolusi industri, “arus bahan” yang mengalir dari dalam perut bumi menuju
permukaan hanya digerakkan Teknologi Ciptaan Alam, disingkat TCA (Nature
Invented Techno-logy, disingkat NIT) dari kedalaman dangkal, puluhan meter dibawah
permukaaan bumi; kini dikenal dengan nama bioteknologi. Adapun berbagai barang
(produk) yang dihasilkan bioteknologi ialah: berjenis “benda mahluk” dengan
keragamannya mulai: bentuk, ukuran, usia, untuk mengha-dirkan: tanaman, hewan,
dan manusia yang hidup di permukaan bumi. Bioteknologi juga melaku-kan daur
ulang terhadap produk (“benda mahluk”) dihasilkan, manakala telah tiba di akhir
masa pa-kainya, atau umurnya. Bioteknologi juga membentuk rantai makanan menyebabkan
limbah dihasil-kan dapat segera kembali menjadi
ke asalnya, yakni beragam unsur kimia tercantum dalam tabel Mendeleyev supaya tidak
mencemari biosfer di bumi berlama-lama. Daur ulang singkat mengun-tungkan lingkungan,
karena beragam unsur kimia yang diperlukan tanaman cepat tersedia guna
menghijaukan permukaan bumi sekaligus menyediakan zat-asam untuk atmosfer bumi.
Akan tetapi dengan
datangnya revolusi industri, diawali penghujung abad ke-18 dilanjutkan awal
abad ke-19 silam, manusia menghasilkan barang (produk) yang tidak ramah
lingkungan diawali mesin pembakaran, dilanjutkan sarana angkutan
(darat, laut, dan udara), pemukiman, pabrik, hingga dengan beragam industri, kecil sampai besar. Sebagai
akibatnya muncul “aliran benda” atau “aliran materi” ribuan meter dalamannya dari
dalam perut bumi menuju permukaan, mulai: bahan-bakar, berjenis logam, mineral
bumi, dan masih banyak lagi macamnya yang selanjutnya dikenal dengan nama: “arus
bahan”. Arus bahan yang mengalir dari dalam perut bumi ini timbul ke permukaan tampil
di berbagai belahan bumi, mulai benua sampai kepulauan dan pulau-pulaunya,
dimana berbagai negara maju mengeksploitasi SDA oleh kecerdasan SDM yang dipunyai
masing-masing.
Apa Yang Salah
The Wealth of Nations oleh Adam Smith
(1723-1790) yang membidani kapitalisme
di Eropa telah benar mengatakan, bahwa manusia tanpa bantuan negara, secara
alami akan menghasilkan lebih banyak dengan produksi khusus. Hal ini dapat
terjadi dalam lingkungan budaya kerajaan Inggris, dimana etika dan moral berusaha
berjalan dengan baik dan sudah membudaya. Kapitalisme yang sama juga tampil di Amerika
Serikat, sebuah negara demokrasi bukan monarki dengan presiden yang dipilih
langsung. Akan tetapi negara akhir ini masih mewarisi nilai dan budaya asal
Inggris. Itulah sebabnya mengapa Inggris dan Amerika Serikat merupakan dua
model kapitalisme yang di-teladani banyak
bangsa di dunia ini.
Di fihak lain, sosialisme yang mengkritik
kapitalisme, menaruh perhatian pada ‘kesamaan manusia’ sebagai ungkapan keadilan.
Itulah sebabnya mengapa Lenin dan kaum Bolshevik perlu menggerak-kan revolusi untuk
menggulingkan kapitalisme untuk membangun negara sosialis sesuai ajaran Karl Marx
dipimpin partai komunis dengan diktator proletariat tanpa oposisi. Dalam sosialisme
negara ialah orang-tua dan rakyat adalah anaknya. Orang-tua harus menyediakan
keperluan sang anak, dan yang akhir ini perlu setia menanti pemberian, menyebabkan
sang anak tidak pernah menjadi dewasa mengurus diri sendiri, sebagaimana halnya
kapitalisme. Hanya partai komunis yang berwenang memikirkan dan menyediakan segala keperluan negara
dan rakyatnya apapun ragam dan bentuknya. Selain dari itu, tidak jelas latar
belakang: agama, sosial, budaya, dan moral, kaum pergerakan yang memimpin
revolusi, lalu menduduki jabatan berbagai bidang: legislativ, eksekutif, dan
yudikatif menelusuri generasi memberi teladan mengurus negara, dibawah kekuasaan
partai yang tertutup ke-pada masyarakat. Angkatan bersenjata dan kepolisian menjadi
sahabat kekuasaan, disamping ke-anggotaan partai yang dipilih tertutup untuk mengamankan
singgasana. Dengan SDM anak bangsa yang mampu dikerahkan untuk mensejahterakan bangsa
terbelenggu, tujuh dekade kemudian sosia-lisme menuju komunisme lenyap ditelan sejarah.
Salah satu kekurangan kapitalisme ialah saat
pengusaha menetapkan harga barang atau jasa yang ditawarkan. Harga keduanya ditentukan
sampai ke distributor atau toko yang menyerahkan barang atau jasa kepada penerima
atau konsumen. Persoalan yang kemudian muncul, ialah ketika para pembeli
barang: mesin cuci, kulkas, elektronik, mobil dan lainnya, tidak lagi
memerlukan barang setelah nilai ekonominya mencapai nol. Atau para penerima
jasa: tukang pangkas, salon, dokter, dan lainnya, harus membuang limbah. Kemana
orang harus membuang semuanya agar tidak lagi memenuhi rumah atau tempat
pelayanan jasa. Meski layanan jasa bukan benda atau barang, akan tetapi terdapat
limbah yang menyertai pelayanan yang juga harus dibuang.
Manakala disimak perjalanan “arus bahan”
dari dalam perut bumi sampai ke distributor atau toko telah berlangsung dengan baik,
akan tetapi setelah tidak diperlukan lagi tiba-tiba terputus. Adapun berbagai
alasan yang dikemukakan untuk tidak lagi memilikinya, antara lain: sudah tua,
tidak efi-sien, tidak model lagi, dan lain sebagainya; padahal barang atau
sampah jasa yang dibuang perlu kembali ke asalnya untuk menyelesaikan perjalanannya.
Theori Peredaran Benda (TPB) mengatakan: “satu
satuan benda (materi), dalam berat maupun vo-lume, yang meninggalkan perut bumi
menuju permukaan untuk menjadi barang (produk) apapun ragam dan bentuknya, setelah
tidak digunakan lagi kembali ke asalnya melalui siklus sempurna, tidak menimbulkan
limbah”. Apabila barang (materi) yang tidak lagi digunakan tidak sampai ke
asalnya, dibuang begitu saja dimana-mana, akan secara alami menimbulkan limbah yang
mence-mari lingkungan, dan tak seorangpun dapat dipersalahkan. Ini disebabkan oleh
komponen biaya yang dibutuhkan untuk mengantarkan benda ke asalnya belum terhitung
dalam kapitalisme. Perja-lanan barang dan sampah jasa, wujud: gas, cair, padat,
yang tidak lagi diperlukan dari pelanggan menuju ke asalnya menjadi tugas
ekonomi kapitalisme yang harus diselesaikan untuk menghilang-kan limbah, selain
keadilan ekonomi bagi semua, dan diantara segala bangsa di dunia memasuki millenium
ketiga. Membuang sampah ke tempatnya adalah kewajiban moral yang harus
diajarkan, akan tetapi mengantarkan limbah atau sampah kembali ke asalnya adalah
ongkos ekonomi yang harus dibiayai. Keduanya perlu berjalan seiring untuk
menghindarkan sampah atau limbah.
Saat melancong
ke sejumlah negara tropis dan subtropis, saat langit cerah, dari ketinggian
terbang orang dapat menyaksikan pemukiman manusia dari desa sampai kota. Beragam
bangunan tampak oleh para wisatawan, yang sebelumnya samasekali belum ada, karena
masih hutan belantara, se-dangkan bahan bangunan pun masih tersimpan dalam
perut bumi rupa “bahan”. Manusia lalu me-ngeluarkannya dari dalam perut bumi menuju
permukaan untuk mendirikan bangunan pemukiman, melahirkan yang dinamakan “arus
bahan” dalam bahasan ini. Masih dapat disaksikan oleh para wisatawan pemukiman dibangun
sebelum revolusi industri, kemudian pemukiman sesudah revolusi industri. Adapun
yang menandai desa hingga kota yang dibangun setelah revolusi industri ialah, a-danya
jalan-raya dilalui mobil, juga jalan-baja dilewati kereta-api, lapangan terbang
disinggahi pesawat, pelabuhan dengan kapal-api yang bersandar dan lain sebagainya.
Kota-kota yang muncul setelah revolusi industri dilengkapi pula dengan saluran:
air bersih, air kotor, listrik, telekomuni-kasi, dan lainnya; begitu pula
jembatan jalan-raya dan jalan-baja, pipa minyak, pipa gas; semuanya dari besi dan baja. Ada pula Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT), kabel TT, dan lain sebagai-nya. Kebanyakan warga perkotaan
tinggal dan bekerja dalam bangunan tinggi sampai pencakar langit. Adapun bangunan
yang timbul sesdah revolusi industri, tidak semata menjulang ke angkasa untuk
mencakar langit, tetapi juga yang menuju pusat bumi, seperti: pemukiman, pusat
belanja, lapisan kereta bawah-tanah, sampai kereta-listrik bawah laut yang menghubungkan
benua Eropa dengan Kerajaan Inggris diseberangnya.
Tidak
diragukan lagi munculnya pemukiman sesudah revolusi industri, menyebabkan lebih
banyak benda (materi) dari dalam perut bumi mengalir ke permukaan, mulai: pasir,
batu, berjenis logam, dan lain sebagainya; begitu juga bahan-bakar penghasil panas
(kalor): BBP, BBC, BBG, dan lain-nya dari IPB. Unsur-unsur kimia tercantum dalam
tabel Mendeleyev mengalir dari dalam perut bu-mi menuju permukaan, digerakkan oleh
Teknologi Buatan Manusia, disingkat TBM (Man Made Technology, disingkat MMT) yang
awalnya dikembangkan di Eropa lewat pengetahuan praktis yang dikuasai pada awal
revolusi industri lalu berkembang sampai kini; menimbulkan “arus bahan” yang bergerak
berkesinambungan dari dalam perut bumi yang tak pernah berhenti menuju permu-kaan.
Apa yang disaksikan para wisatawan dari udara hanyalah sebagian “arus bahan”
yang telah menjelma menjadi bangunan, kendaraan, jembatan, dan lain sebagainya.
Apa yang tidak dilihat para wisatawan ialah limbah yang telah ditimbulkan “arus
bahan” yang kian membesar menuju permu-kaan bumi, baik yang langsung berhubungan
dengan “arus bahan” dalam volume (berat) maupun yang tidak langsung berhubungan,
sejak dimulainya penambangan, pengangkutan, pengolahan, pembuatan beragam kendaraan:
darat, laut dan udara. Demikian juga penggalian batubara, minyak, dan gas, pengangkutan,
pengilangan, hingga dengan pendistribusian yang menyebabkan berjenis kendaraan
dikemukakan diatas dapat bergerak melaksanakan tugas.
Pertama, limbah gas hasil pembakaran dalam
silinder-silinder yang dihamburkan begitu saja ke u-dara oleh mesin-mesin: tambang,
transportasi, pabrik pengolah, dan kilang terlibat. Yang sebenar-nya harus
dilakukan, setelah panas diperoleh, gas dan debu hasil pembakaran dikembalikan ke
asalnya agar tersimpan lagi dalam rak-rak perut bumi seperti sebelumnya. Akan
tetapi karena TBM belum dapat melakukannya, lalu dihamburkan saja ke udara
melalui knalpot yang mencemari at-mosfer lingkungan sekitar. Kedua, dalam pabrik pengolah atau kilang,
tak dapat dihindarkan di-manfaatkannya air bersih yang menyebabkan timbulnya
limbah cair. Yang seharusnya dilakukan, air kotor dibersihkan dahulu dari
limbah pencemar sebelum dibuang ke perairan sekitar, atau digu-nakan lagi, akan
tetapi pada kenyataannya dibuang begitu saja ke sekitar yang mencemari badan
air mulai sungai hingga samudra. Ketiga,
munculnya limbah berupa rongsokan peralatan: tambang, kilang, pabrik, alat
berat, kendaraan, dan lain yang masa pakai ekonomi yang telah habis. Akan
tetapi karena belum tersedia anggara untuk mengembalikan ke asalnya dalam perut
bumi, mengaki-batkan timbulnya limbah padat yang teronggok dimuka bumi menyita darat
yang terbatas. Yang juga luput dari perhatian para wisatawan, ialah limbah gas bertonton
BBC-avtur yang sengaja dibakar untuk mengantarkan mereka ke tujuan yang mereka dibayar,
menimbulkan “jejak karbon” (carbon footprint) yang tidak diinginkan.
Luas permukaan
bumi 510 juta km persegi, terdiri 149 juta km persegi darat, dan 361 juta km air;
yang terakhir lebih luas dari yang
pertama. Udara ialah lapisan gas seputar bumi yang ditahan me-dan gaya-tarik (gravitasi) bumi, dinamakan atmosfer.
Tiga perempat berat atmosfer bumi berada pa-da ketinggian 11 km dari permukaan
laut. Atmosfer bertugas melindungi kehidupan dari pancaran sinar ultra-violet datang
dari matahari, menghangatkan udara di muka bumi dengan menahan panas (gejala
rumah kaca), dan menyeragamkan perbedaan suhu udara antara siang dan malam. Atmosfer adalah juga ruang udara yang digunakan mahluk
untuk bernafas dan tanaman melakukan proses photosintesis. Udara kering terdiri
dari: 78,09 % nitrogen, 20,95 % zat asam, 0,93 % argon, 0,039 carbon dioksida dalam
volume, dan sedikit lainnya. Udara juga mengandung uap air bervariasi rata-rata
1 %. Dari apa yang diutarakan diatas, tampak
bahwa bumi terdiri dari daratan (pemukiman, ladang, sawah, pertanian,
perkebunan, pertanian, hutan, dan rimba belantara), peairan (kolam, ka-nal, sungai,
danau, sungai, laut, dan samudra), dan udara. Ketiga kawasan biosfer bumi ini
terbatas, baik dalam luas maupun volume. Karena itu tidak dapat disangkal, apabila
limbah langsung dan tak-langsung dari “arus bahan” yang terus-menerus mengalir
dari dalam perut bumi ke permukaan berupa: gas hasil pembakaran dihamburkan ke udara,
cairan kotor ditumpahkan ke perairan, dan rongsokan benda padat dionggokkan di daratan;
ketiga lingkungan hidup (biosfer) di bumi selain dipenuhi limbah: gas, cair,
dan paat, juga tercemar, dan dalam perjalanan waktu (abad) akan me-ngancam kehidupan
dan keberadaan mahluk di bumi.
Setelah melalui: abad-18, abad ke-19, abad
ke-20, kini revolusi industri sedang memasuki abad ke-21; umat manusia dengan
TBM-nya telah meraih keadaan yang dinamakan: “maju kena” dan “mun-dur kena”.
Mundur, artinya menurunkan volume atau berat “arus bahan” yang meninggalkan perut bumi menuju permukaan. Tindakan ini akan
mendapat perlawanan dari para pengusaha yang akan kehilangan peluang usaha (business)
memperoleh keuntungan, SDM kehilangan mata pencaharian, dan bank yang kehilangan
uang dan bunga serta laba. Maju, berarti menambah volume atau berat “arus
bahan” yang semakin mengotori biosfer dan mengancam kehadiran mahluk di bumi. Terha-dap
terakhir perlu dicarikan jalan untuk menekan limbah dihasilkan dalam volume
maupun berat menjadi sekecil-kecilnya meski tidak dapat dihilangkan samasekali.
Apa Yang Harus Dilakukan
Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, pencemaran lingkungan hidup di
bumi: darat, laut, udara, hingga angkasa, berasal dari “arus bahan” yang meninggalkan
perut bumi menuju permu-kaan untuk membuat beragam barang (produk) kebutuhan
manusia: mesin, kendaraan dan lainnya, yang dilakukan sejak awal revolusi
industri penghujung abad-18, dan awal
abad ke-19 silam. “Arus bahan” ini, secara langsung maupun tidak-langsung,
menimbulkan pencemaran ekosistim di bumi timbul sejak revolusi industri dimulai,
dan terus berlangsung sampai saat ini, dan telah melampaui ambang batas kesehatan
mahluk di berbagai belahan bumi, tidak terkecuali manusia. Itulah sebab-nya mengapa
perlu dicarikan jalan keluar untuk mengatasinya, khususnya terhadap biosfer
bumi, karena “arus bahan” meninggalkan perut bumi menuju permukaan semakin besar
jumlahnya dalam perjalanan waktu dan beragam sifatnya memenuhi tuntutan zaman.
“Arus bahan” dari dalam perut bumi menuju permukaan ini, tidak ubahnya letusan "gunung lumpur"
yang meninggalkan gunung lumpur (mud volcano) Lapindo di Sidoarjo, artinya
mengalir terus menerus meski bu-
Sumber: Google
kan lumpur bercampur gas, sedangkan jumlahnya jauh lebih besar. Dibandingkan
"letusan gunung-api" yang menggelegar menghamburkan gas dan batuan ke udara
disusul lahar dingin setelah turun hujan lalu bungkam tahunan lamanya, “arus
bahan” yang mengalir dari dalam perut bumi menuju permukaan yang diupayakan
manusia jumlahnya masih lebih besar. Aliran benda (materi) menuju permukaan bumi
dapat juga disamakan dengan serangkaian erupsi gunung-api, sebagaimana petasan yang
meletus bersahut-sahutan pada hari imlek, berlangsung berabad lamanya. “Arus bahan”
dari dalam perut bumi menuju permukaan yang timbul sejak awal revolusi industri
silam terus berjalan sampai saat ini dan tidak pernah berhenti barang sesaat
pun.
Sumber: Google
Berbagai langkah yang dapat ditempuh untuk mengatasi limbah yang ditimbulkan
“arus bahan” meninggalkan perut bumi
menuju permukaan, lalu dijadikan beragam barang (produk) yang diperlukan manusia
memanfaatkan TBM, kemudian setelah tidak diperlukan lagi karena masa pakai
ekonominya habis, selanjutnya menjadi limbah langsung yang mencemari ekosistim
di bumi mene-lusuri perjalanan waktu menempuh zaman, ialah sebagaimana yang dikemukakan
dibawah ini:
1. Departemen Limbah
Untuk menghindarkan mahluk kemasukan limbah dalam kegiatan: makan,
minum, bernafas, dan lingkungan asal “arus bahan” yang meninggalkan perut bumi menuju
permukaan yang kian besar jumlah dan ragamnya, begitu juga limbah asal hasil
rekayasa teknologi menelusuri kemajuan IP-TEK di bumi yang berakibat tidak diinginkan,
antara lain: cacat kelahiran, gangguan kesehatan, rasa tidak nyaman, dan lain
sebagainya kedepan, sudah tiba saatnya untuk mencantumkan dalam konstitusi
setiap negara “hak” mahluk memperoleh benda (materi) alami sepanjang hayat. Benda
alami ialah segala macam barang (produk) yang dihasilkan TCA (NIT) sebelum kedatangan
revo-lusi industri, sedangkan yang disebut akhir ini membidani munculnya TBM
(MMT) yang menye-babkan “arus bahan” meninggalkan perut bumi secara massal menuju
permukaan, dan memperke-nalkan beragam barang (produk) hasil rekayasa yang
mencemari biosfer.
Sebentuk definisi perlu disusun guna menerangkan apa yang dinamakan
“benda-alami” (natural matter), dan daripadanya diterangkan “benda bukan-alami”
(unnatural matter)” yang terdapat di muka bumi. Dan dari keduanya diterangkan apa
yang dinamakan “limbah”, baik yang tidak beracun maupun beracun, yang dapat masuk kedalam “benda
mahluk”, melalui aktivitas: makan, minum, bernafas, dan lingkungan. Dengan ketetapan
yang tercantum dalam konstitusi, disusun undang-undang guna melindungi mahluk (manusia)
memperoleh “benda alami” dari IPB berikut keraga-mannya, bukan “benda
bukan-alami” termasuk varitasnya. Lewat undang-undang yang sama, lalu dibentuk “Departemen
Limbah” yang bertanggung jawab melindungi anak bangsa mendapat “benda alami” diseluruh
negeri keperluan: pangan, minum, bernafas, dan lingkungan sepanjang hayat. Dengan
hak insan memperoleh “benda alami” dari IPB yang bersifat “azasi”, Perserikatan
Bangsa-Bangsa (United Nations) lalu mendirikan Organisasi Limbah Dunia,
disingkat OLD (World Waste Organization, disingkat WWO) yang akan mengkampanyekan
ke seluruh dunia hak mahluk di bumi mendapat “benda alami” dari IPB pasca
revolusi industri.
Setelah bumi diguncang gempa, pesisir diterpa tsunami, dan pemukiman dilanda
angin putting-be-liung (tornado), berbagai macam bangunan berikut isi dan lainnya,
tidak terkecuali mahluk, dalam waktu singkat akan berubah menjadi limbah. Segala
bangunan, apapun ragam, bentuk, dan keguna-annya, dalam perjalanan waktu yang panjang
akan berubah menjadi limbah, walaupun tidak dilanda bencana. Peninggalan arkeologi
adalah contoh bagaimana “arus bahan” yang meninggalkan perut bumi menuju
permukaan silam beralih menjadi limbah, setelah ratusan hingga ribuan tahun
waktu berlalu. Departemen Limbah perlu mengenal aneka ragam barang hasil peradaban,
mulai kerajinan masa silam sampai industri modern kini, termasuk seluk-beluk
bahannya. Selain dari itu, Depar-temen Limbah harus pula berpartisipasi aktif dengan
penciptaan bahan-baru (new material) dila-kukan berbagai kalangan hingga industri,
yang memperkenalkan bahan-baru dengan kharakteristik yang diperlukan zaman. Dengan
demikian, deparemen ini dapat mengantisipasi dampak yang ditim-bulkan, baik
positif maupun negatif, yang akan muncul kelak terhadap masyarakat dan
lingkungan biosfer di bumi, ketika bahan-baru (new material) beralih menjadi
limbah.
Kapitalisme baru menentukan harga
barang (produk) yang dihasilkan industri dari “arus bahan” meninggalkan perut bumi menuju permukaan berada
di distributor (toko), yang lalu diserahkan ke-pada pelanggan (konsunen) saat menerima
pembayaran, tetapi belum memperhitungkan ongkos yang dibutuhkan untuk mengantarkan
barang (produk) kembali ke asalnya setelah tidak lagi diperlukan guna menghindarkan
limbah, sebagaimana yang disampaikan TPB. Itulah sebabnya mengapa untuk menyelesaikan
siklus bagian akhir, perlu dikembangkan “sistim pengumpul” (collection system)
beragam barang (produk), lawan dari “sistim distribusi” (distribution system) barang
(produk) industri yang sudah diketahui luas. Sistim pengumpul bertujuan memberi
jalan kepada barang (produk) yang tidak diperlukan lagi oleh beragam alasan, kembali
ke asalnya, mulai tempat tinggal pemilik sampai ke tempat keberadaan barang
(produk) lainnya. Adapun yang dimaksud de-ngan asal dalam hal ini, ialah: pertama
industri atau pabrik yang menghasilkan barang (produk), dan kedua:
rak-rak berbagai kedalaman perut bumi darimana “arus bahan” dikeluarkan menuju permukaan.
Guna menerangkan perjalanan barang
(produk) kembali dengan lebih jelas, diperkenalkan seorang anak yang bermain
lego. Setelah membuka kotak lego dan menentukan apa yang dibuat, seperti: ru-mah,
robot, atau lainnya, si anak lalu menyusun kepingan-kepingan lego sampai
bengun yang di-inginkan diperoleh. Dalam hal ini, anak dengan kepingan legonya
melakukan apa yang dinamakan “teknologi kedepan” (forward technology) dalam merealisasikan
pilihannya. Usai bermain, dido-rong keinginan menyimpan lego miliknya agar dapat
dimainkan kembali nanti, anak membongkar bangun terbentuk dengan melepaskan
kepingan lego satu persatu. Dalam hal ini, anak melakukan “teknologi kebe-lakang”
(reverse technology), sehingga kepingan-kepingan lego miliknya dapat ter-kumpul
kembali dan disimpan lagi. Melalui gabungan “teknologi kedepan” dan “teknologi ke-belakang”
yang dikerjakan dengan baik tidak terdapat kepingan lego milik si anak
tertinggal.
Sejak munculnya revolusi
industri silam, semua industri mulai ringan sampai berat, termasuk kera-jinan
rumah tangga, hanya melaksanakan “teknologi kedepan” yang menghasilkan berbaga macam
barang (produk) yang akhirnya, setelah tidak digunakan lagi, beralih menjadi
limbah yang mence-mari bumi. Itulah sebabnya kini, 262 tahun kemudian, tiba saatnya
seluruh industri tadi menjalan-kan
“teknologi kebelakang” yang mengubah limbah hasil industri “teknologi kedepan” kembali
menjadi bahan-baku kebutuhan industri “teknologi kedepan”, yang juga dikenal
dengan industri daur ulang. Dengan demikian dapat diciptakan “rantai perjalanan
bahan-baku” menyamai “rantai makanan” antara tumbuhan dan hewan termasuk
manusia yang telah diciptakan TCA (NIT) silam, kini dikenal dengan biotechnologi,
guna melenyapkan limbah mahluk dalam waktu singkat.
Kapitalisme modern kedepan perlu membuka babak baru dengan mengembangkan
industri mulai ringan hingga berat merupakan gabungan dari muncul sejak revolusi industri silam dengan
“teknologi kebelakang”. Industri patungan (combine idustry) demikian dapat dilakukan
seatap maupun lain atap dalam modal dan kepemilikan, sehingga limbah yang ditimbulkan
TBM (MMT) dapat dihilangkan. Adapun logika yang digunakan ialah, industri yang
mengerjakan “teknologi kedepan” lebih tahu melola “teknologi kebelakang”
untuk barang (produk) yang dihasikan
mulai ringan sampai berat, sehingga “tambahan harga” barang (produk) yang akan dibebankan
kepada pelanggan (konsumen) menjadi serendah-rendahnya, yakni ongkos untuk me-ngantarkan
barang (produk) ke industri daur ulang bersangkutan. Adapun biaya daur ulang barang (produk) dari keadaan tidak diperlukan
pelanggan kembali menjadi bahan baku dapat diperoleh dari penjualan yang
disebut akhir.
Sebagai contoh dapat dikemukakan
mobil, mulai kendaraan pribadi dan umum serta lainnya. Sete-lah masapakai
ekonomiya lampau, lalu dibeli lagi pabrik pembuat untuk dipreteli “tenologi
bela-kang” agar menjadi beragam komponen yang menjadikannya. Yang disebut akhir
ini lalu dianalisa untuk: dibuang (reduce), digunakan kembali (reuse), dan
didaur ulang (recycle). Yang akan ber-gabung kembali dengan “teknologi kedepan”
untuk melahirkan mobil baru. Produk TBM (MMT) lainnya, seperti: bangunan
permahan, kereta listrik, kapal laut, pesawaterbang, dan lainnya perlu
di-perlakukan dengan cara yang sama. Apa
yang hendak dila-kukan ialah kembali menirukan TCA (NIT). Yang akhir ini
memperkenalkan: tanaman, hewan dan manusia, tetapi unsur-unsur kimia ter-cantum
dalam tabel Mendeleyev dapat beredar diantara ketiga-nya melalui kegiatan:
minim, ma-kan, bernafas dan lingkungan. Kini, unsur-unsur kimia ini juga
beredar diantara beragam barang (produk) dihasilkan TBM (MMT). Itulah sebabnya mengapa pemerintah, mulai walikota
sampai kepala negara, perlu menyediakan tempat-tempat pe-ngumpulan barang
(produk) strategis yang diperlukan warga, lawan dari sistim distribusi yang ada
diseluruh negeri, mulai gedung (toko) sam-pai lapangan terbuka guna menampung berbagai
macam barang dikembalikan, menurut ragamnya.
Yang menjadi pertanyaan sekarang,
karena barang (produk) dijual lebih murah dari semestinya (under quote), darimana
ongkos mengantarkan barang (produk) kembali ke asalnya harus dipe-roleh? Terdapat
berbagai pilihan, pertama: diambil kembali oleh si pembuat barang
(produk), se-hingga kebijakan: pengurangan (reduce) limbah, limbah digunakan lagi
(reuse), dan daur ulang limbah (recycle) dapat dilaksanakan; kedua: langkah
fiskal diambi pemerintah, sehingga limbah dapat diubah menjadi barang berguna yang
dapat dijual; ketiga: lewat tanggungjawab sosial kor-porasi (TSK/CSR),
dan para pemberi subsidi lainnya, tergantung macam barang (produk) yang telah menjadi
limbah mencemari lingkungan hidup. Departemen Limbah perlu juga mengantisipasi
limbah “arus bahan” hasil kreasi akal-budi manusia kedepan, berkaitan kemajuan IPTEK
yang memperkenalkan barang (produk) hasil rekayasa, mulai hasil: pemanasan campuran
beragam bahan, reaksi-kimia, radiasi, dan lainnya. Sejumlah darinya yang telah digunakan,
antara lain: serat optik, serat karbon, bahan komposit, nanomaterial, dan
lainnya, dan semua yang akhir ini tidak diragukan lagi akan menjadi limbah masa
depan manakala masapakai ekonominya telah habis. Kesemuanya akan memperbesar jumlah
dan keragaman limbah teknologi yang dieksport ke negara-negara berkembang dalam
petikemas yang mengotori bumi belahan lain. Lainnya, juga akan me-nyusul menjadi
limbah ialah: hand phone, smart phone, tablet, phablet, beragam robot, unmanned
vehicle, dan masih banyak lainnya.
Perlu diketahui Departemen
Limbah adalah lembaga yang bertugas mengetahui segala macam ba-rang (produk) yang
dihasilkan yang akhirnya menjadi limbah, setelah tidak diperlukan dan kebera-daannya
di tengah masyarakat tidak lagi diinginkan, apapun dampak yang ditimbulkannya.
Adapun Departemen Kesehatan ialah lembaga teknis yang tahu bagaimana limbah, apapun
ragamnya, dapat menimbulkan cacat lahir, atau membuat mahluk sakit, atau lain
yang tidak dkehendaki dengan keragamannya. Sedangkan Departemen Lingkungan
Hidup ialah lembaga teknis yang tahu bagaimana menyiapkan biosfer yang diperlukan
mahluk bumi. Kemudian Deparemen Perdagangan ialah lembaga teknis yang mengawasi
perdagangan “benda alami” keperluan: pangan, minum, bernafas, dan
lingkungan dalam negara dengan keragamannya,
lalu melarang diperdagangkannya benda bu-kan-alami, seperti: tahu diawetkan formalin,
makanan yang kedaluwarsa, dan lain yang merugikan kesehatan dari peredaran.
2. Ultra
Dengan angkutan: darat, laut, dan udara, yang berkembang pesat sejak awal
revolusi industri, jum-lah dan keragam semuanya meningkat menelusuri perjalanan
zaman. Kepadatan angkutan darat lalu menimbulkan kemacetan lulu-lintas yang menyebabkan
kecepatan rata-rata kendaraan berada diba-wah nilai ekonomi yang menyebabkan pemakaian
BBC menjadi boros; sementara di air jumlah ka-pal kecil hingga besar membuat ekosistim,
mulai: sungai, danau, laut, hingga samudra kian terce-mar. Ituah sebabnya
mengapa kini sudah tiba saatnya untuk mengembangkan ultra (Ultra Large Torus Rotary-wing
Aircraft). Sarana angkutan akhir ini bermaksud untuk mengantisipasi permin-taan
angkutan penumpang dan barang massal yang
mampu tinggal landas dan mendarat vertikal, berangkat dari dinamika kehidupan umat
manusia di bumi, menghadapi kendala yang dihadapi sarana angkutan darat dan
air, yang kian mengganggu ekosistim di bumi. Ultra dapat dikembangkan mulai yang
terkecil: LTRA (Large Torus Rotary-wing Aircraft) menggunakan BBC, disusul ML-TRA
(Medium Large Torus Rotary-wing Aircraft) memanfaatkan bahan-bakar BBC atau
nuklir, lalu yang terbesar dari semuanya ULTRA bertenaga nuklir. Dengan kehadiran
ultra berikut keraga-mannya di berbagai belahan bumi, kepadatan angkutan di jalan-jalan
raya, pencemaran badan air dari sungai sampai samudra, dan angkutan udara yang kian
mengerumuni perkotaan, dapat dielak-kan. Lebih lanjut tentang ultra kunjungi: http://newbreedaircraft.blogspot.com
Sesuai rencana, ultra akan menggunakan reaksi nuklir fusion yang membuat
sarana angkutan ma-ssal untuk penumpang dan barang menawarkan biaya perjalanan per
satuan muatan lebih murah, dan jangka waktu pengisian bahan bakar berangka
panjang hitungan tahun. Dengan angkutan udara generasi baru menyinggahi “bandaraultra”
(ultradrome) sebagai tempat) penumpang dan barang se-cara massal berhimpun
(hub) di banyak tempat strategis berbagai belahan bumi, ultra akan mela-yani
angkutan udara penumpang atau barang massal yang muncul dimasa depan. Dengan hadirnya
ultra yang memindahkan muatan: penumpang dan barang jumlah besar atau massal di
bumi, pem-buatan jalan-jalan raya menerobos hutan dan rimba alam, begitu juga pembuatan
dermaga pelabu-han kapal feri untuk menyeberangkan penumpang dan barang besar-besaran
tidak diperlukan lagi, sehingga seluruh ekosistim di bumi, mulai: darat, laut,
hingga samudra dapat terjaga kelestariannya dari pembanguanan yang tidak perlu.
Pemeliharaan badan air, mulai: kolam, kanal, danau, sungai, laut, sampai samudra
di bumi oleh pencemaran kapal-kapal laut kecil hingga besar yang semakin besar
populasinya di bumi kedepan amatt penting, karena bagian terbesar berat “benda
mahluk” yang membentuk tubuh atau jasmani: tanaman, hewan, dan manusia, ialah
air.
3. Elektrifikasi
Listrik adalah bentuk tenaga yang mudah diubah menjadi: gerak, panas,
cahaya, dan lainnya yang diperlukan manusia
dalam kehidupan sehari-hari, mulai: rumah tangga, transportasi, industri, dan lain
sebagainya. Itulah sebabnya mengapa listrik menjadi kebutuhan umat manusia di bumi,
meski harus diubah dari sumber tenaga lain. Sumber tenaga yang banyak diubah
menjadi listrik, ialah: kimia (batu-bara, minyak bumi, gas, dan lainnya), air,
angin, dan lain sebagainya. Dari berbagai sumber ini, dibedakan dua kelompok sumber
tenaga yang dapat diubah menjadi listrik: pertama sumber tenaga yang dapat
diperbaharui (renewable), yakni: tenaga air, tenaga angin, tenaga surya dan
lainnya; dan sumber tenaga yang tidak-dapat diperbaharui (non-renewable), yaitu:
batubara, minyak, gas, nuklir, dan lainnya; sesuai dengan keberadaan sumber
tenaga di bumi, dan dampak terhadap lingkungan sebagai akibat pembakarannya. Berbagai
macam pusat pembangkit tenaga listrik lalu bermunculan di banyak negara, baik bekerja
sendiri, maupun yang bekerja paralel terga-bung kedalam sistim tenaga listrik:
jaringan setempat (local), jaringan wilayah (regional), dan jari-ngan dunia
(internasional) dimasa depan.
Dengan elektrifikasi, pencemaran biosfer asal pembakaran: BBP, BBM, dan
BBG, dari rumah tangga hingga transportasi sampai beragam industri di bumi dapat
dihindarkan, manakala sumber tenaga yang digunakan dapat diperbaharui
(renewable), yakni: Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), Pusat Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTPB), dan sejenisnya. Akan tetapi, bila digunakan sumber tenaga listrik
yang tidak-dapat diperbaharui (non-renewable), seperti: Pusat Listrik Tenaga
Uap (PLTU), Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG), dan sejenisnya, ini berarti
memindahkan pencemaran dari lingkungan rumah tangga, transportasi sampai
industri ke pusat-pusat pembangkitan tenaga listrik disebutkan, meski letaknya
sangat berjauhan. Akhir-akhir ini muncul d bumi Pusat Listrik Tenaga Angin
(PLTAn) dan Pusat Listrik Tenaga Selsurya (PLTS) guna menghindarkan pence-maran.
Adapun PLTAn tidak lain dari apa yang dinamakan “perladangan angin” (wind farm)
yang kini dikembangkan di berbagai negara mulai dari darat sampai lepas-pantai yang
ditandai himpunan menara dengan baling-baling udara dipuncaknya, sedangkan PLTS
ialah perladangan papan surya (solar panel) jumlah besar yang menghadap matahari.
Kedua pusat listrik akhir ini memanfaatkan
angin berhembus dan sinar matahari yang tidak memerluka bahan-bakar
samasekali. Perbedaan antara PLTU dan PLTG tradisional dengan PLTAn dan PLTS yang
sedang bermunculan dimana-mana kini ialah: kelompok pertama menggunakan tenaga
matahari yang tersimpan dalam bahan-ba-kar fossil jutaan tahun lamanya,
sedangkan kelompok kedua memanfaatkan cahaya matahari yang tiba di bumi 8 (delapan)
menit lalu.
Karena bahan-bakar fossil masih banyak tersedia di bumi, sumber tenaga
yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable) masih terus dapat digunakan
menghasilkan listrik puluhan tahun kedepan dengan teknologi yang sudah dikuasai
manusia. Akan tetapi kini perlu dicarikan jalan untuk mengelakkan pencemaran lingkungan
oleh gas hasil pembakaran dan abu. Sejalan theori peredaran benda, gas dan debu hasil pembakaran perlu
kembali ke asalnya, karena itu PLTU dan PLTG tradi-sional perlu dibangun dekat dari
tambang sumber tenaga, dan listrik dihasilkan disalurkan lewat SUTT dan SUTET
ke berbagai kota. Hal ini dilakukan dengan merancang Pembangkit Uap, dising-kat
PU (steam generator) dan Turbin Generator, disingkat TG, (turbine generator)
vertikal kedalam sumur-sumur (silos) yang khusus disiapkan, sehingga pusat listrik
dapat bekerja lebih efisien, juga abu dan gas hasil pembakaran langsung kembali
ke asalnya. Satuan-satuan PU, TG, dan lainnya da-pat dirancang dan dibuat di
negara industri manapun, karena ultra dapat mengangkutnya ke lokasi dan diturunkan
kedalam sumur yang disediakan. Dengan PU dan TG berada dalam tanah, maka yang muncul
keluar tenaga listrik. Untuk negara yang bermusim empat dapat juga dikeluarkan
air panas untuk menghangatkan pemukiman di musim dingin.
Pada tahun 1850, sebelum revolusi industri tahap dua berlangsung, penduduk
bumi berjumlah satu milliard orang. Akan tetapi pada tahun 2012, 162 tahun kemudian,
penduduk di planit biru ini meningkat menjadi
tujuh milliard orang; sebuah kelipatan penduduk yang ditimbulkan revolusi
industri memperlihatkan kemajuan dalam berbagai bidang, termasuk kesehatan masyarakat.
Dengan luas daratan di bumi 149 juta km persegi, kepadatan penduduk meningkat dari
rata-rata 7 orang/km2 menjadi 47 orang/km2, oleh luas
daratan di bumi tidak berubah. Seandainya penduduk di bumi ber-tambah dengan kelipatan yang sama berulang-kali,
tidak dapat dibayangkan bagaimana manusia ha-rus mendiami lahan 1 km2
semakin berdesakan.
Lalu muncul
gagasan untuk menambah bola bumi dengan sebuah lagi, atau lebih. Sekiranya hal
ini dapat dilakukan, dimana akan diletakkan. Menenpatkan berdekatan berakibat timbulnya
benturan dahsyat planetang baru dengan
bumi, belum lagi keseimbangan gaya-tarik antar planit dalam sistim tatasurya
yang mengganggu dan dapat membubarkan semuanya. Itulah sebabnya mengapa gagasan
seperti ini lamunan semata. Kemudian, seandainya garistengah bola bumi ini dapat
ditambah, se-hingga daratan di bumi menjadi lebih luas. Persoalan yang timbul
medan gravitasi bumi menjadi le-bih perkasa, sehingga semua mahluk di bumi
terpaksa berbaring karena tidak dapat lagi berdiri; selain dari itu keseimbangan
sistim tatasurya juga terganggu sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya. Yang disebut akhir ini juga semata
Sumber: Google
lamunan belaka. Dari
apa yang telah dikemukakan se-belumnya, pilihan tinggal untuk mengantisipasi
meningkatnya jumlah penduduk di bumi, ialah mendiami permukaan bumi sebagaimana
biasanya, dan membangun kota vertikal (vertical city). Adapun ide yang berada dibalik
kota vertikal, ialah mendiami permumukaan bumi dengan diameter yang lebih besar
namun bervariasi, juga berada dibawah medan gravitasi bumi yang sama, sehingga orang
dimana-mana masih dapat berkegiatan sebagai-mana biasanya. Lebih jauh kunjungi:
(http://towardlivinginverticalcities.blogspot.com)
Yang disebut
“kota vertikal” dalam bahasan ini bukan bangunan tinggi ratusan lantai yang
dinama-kan pencakar langit, bahkan lebih tinggi lagi mencapai 1000 m, dapat
lebih. Apabila kepada warga yang berdiam
bumi disediakan ruang hidup bernama apartemen (apartment) berukuran: 10 x 10 x
10 = 1000 m3, maka lewat hitungan sederhana, sebuah “kota vertikal”
yang mampu menampung 1.000.000. orang bangun persegi (kubus) akan berukuran, panjang:
1 km, lebar: 1 km, dan tinggi: 1km; memperlihatkan sebuah Bangunan Raksasa,
disingkat BR. Luas lantai sebuah BR adalah 1 km2. Jika diumpamakan semua
manusia di bumi berdiam dalam sekian banyak BR, maka luas per-mukaan bumi yang
diperlukan untuk menyediakan pondasi dengan luas 7.000 km2; amat kecil
bila dibandingkan dengan luas daratan yang ada di bumi sebesar: 149.000.000 km2.
Dengan mendirikan
BR, baik ukuran 100%, 50%, 25%, atau lainnya, sebagai pengganti semua kota yang
ada di bumi mulai kecil sampai besar, maka semua yang disebut akhir ini akan
hijrah dari perkotaan horizontal boros
lahan dengan bangunan tersebar, menjadi perkotaan vertikal hemat la-han menembus atmosfer bumi, sehingga anak dan cucu yang
datang kemudian masih dapat ber-cengkrama dengan kakek dan buyut menikmati
kehidupan di bumi. Adapun kelemahan kota hori-zontal dengan bangunan tersebar
dijumpai dimana-mana, ialah sikap manusia yang smakin egois, menguasai lahan sebesar-besarnya membuat tumbuhan
terpinggirkan (marginal) dan binatang ter-usir; sebagai akibatnya manusia menderita oleh
kesendiriannya. Dengan berdiam dalam BR tana-man dan hewan kembali mendapat
kemewahan tinggal di permukaan bumi yang memang habitat mereka sejak awal
kedatangan di bumi, dimana manusia sebagai pendatang belakangan harus puas berdiam
dalam BR. Apabila manusia ingin bertemu dengan kedua pendahulunya, ia cukup menu-runi bangunan tinggi. Dengan demikian,
ketiga mahluk: tanaman, hewan, dan manusia dapat kem-bali menjalani kehidupan dunia
sebagaimana kodrat iradat mereka pada awal keberadaan.
Kini menjadi
tantangan para arsitek dan ahli teknik sipil untuk merancang BR, mulai bangun:
persegi, silinder, piramida, dan lain yang layak dihuni sesuai iklim yang ada di
bumi. Tidak dapat diragukan ultra akan menjadi Kran Udara (Air Crane),
disingkat KU/AC, amat diperlukan, sehingga penelitian dan pembuatan yang akhir ini
perlu dilakukan. Dengan KU, beragam bagian bangunan dapat diangkut dari berbagai
pabrik yang membuatnya ke lokasi BR untuk dirakit menjadi bangu-nan yang dihuni
warga. Dengan demikian alat-alat konstruksi konventional yang mendatangkan limbah
dapat dikurangi menjadi minimum. Dengan berdiam di perkotaan vertikal hemat
lahan ter-sebar di bumi, perkotaan horizontal yang yang ada di bumi harus dimusnahkan
agar dihutankan kembali. Menjaga hutan dan rimba menjadi tugas manusia, karena
hutan mengubah karbon dioksida dengan pertolongan sinar matahari menjadi
oksigen yang mengisi atmosfer. Hutan adalah bank plasma-nutfah (germplasm) yang
mendatangkan bejenis gen keperluan pangan dan obat-obatan yang diperlukan
mahluk. Selain keperluan hutan dan rimba, lahan di bumi digunakan juga untuk ke-butuhan
pertanian yang menghasilkan pangan, industri pertanian beragam produk kebutuhan
per-dagangan, dan lainnya yang kian besar jumlahnya dengan pertumbuhan penduduk
di bumi.
Dengan tinggal dalam BR, seluruh limbah dihasilkan
lalu diolah menjadi barang berguna. Air hasil daur ulang dapat digunakan
kembali, sedangkan yang dibuang ke lingkngan tidak akan mencemari, karena telah
setara dengan air minum. Dalam setiap BR terdapat dua jenis sarana angkutan,
yakni angkutan vertikal (elevator) dan angkutan horizontal (kendaraan) yang akan
mengantarkan para penghuni ke kediaman masing-masing, dan menjemput dalam hal
sebaliknya. Pada kota horizontal, keduanya berada di satu permukaan, sehingga
kemacetan lalu-lintas tidak dapat dihindarkan ketika jumlah penduduk bertambah.
BR dapat mempelopori reorganisasi penggunaan lahan di bumi yang terbatas untuk keperluan
lain, seperti: pertanian pangan, industri pertanian, perkebunan, industri berat,
tambang, dan lain sebagainya; lalu mengajarkan warga bumi hidup lebih hemat, mengingat
kemampuan IPB yang kian terbatas menghidupi warga bumi yang semakin besar
jumlahnya. Hing-ga dengan 80 % warga bumi berdiam dalam BR dan yang lain masih inggal
sebagaimana adanya, terdapat ruang waktu persiapan yang panjang untuk mendiami permukaan
planet lain dalam sistim tatasurya, sebelum krisis lahan mengancam umat manusia
yang hidup di bumi.
5. Kajian Kuantitativ
Sebanyak mungkin negara perlu mengadakan penelitian, baik sendiri-sendiri
maupun dalam kelom-pok, untuk membuat analisa kuantitativ terhadap “arus bahan”
yang telah mengalir dari dalam pe-rut bumi menuju permukaan sejak dimulainya
revolusi industri di bumi hingga saat ini. Memang ti-dak mudah megumpulkan
kembali keterangan dari masa silam, apalagi dengan ketelitian data yang cukup tinggi.
Apa yang ingin didapat dari hasil penelitian ini, selain besarnya “arus bahan” yang dialirkan menelusuri waktu dengan
keragamannya, seperti: ragam unsur kimia dengan jumlahnya, juga prilaku perjalanan yang memperlihatkan
kecenderungan saat itu, yang berlanjut terus sampai saat ini, untuk mengetahui beragam
faktor yang berperan. Faktor-faktor yang disebutkan, tidak diragukan lagi akan memberi
petunjuk (indikasi) terhadap pencemaran eksistim di berbagai belahan bumi, baik
langsung maupun tak-langsung, yang akan
mencuat ke masa akan datang di bumi.
Akhirulkalam
Walau terlahir dari kitab suci Al-Quranul Karim dan dalam bahasa Arab, surah
Ali-Imran ayat 112 dan surah Ar-Rum
ayat 41, yang memperkenalkan tiga
sekawan: hablumminallah, habluminannas, dan hablumminakaun, sebagai sebuah pandangan hidup Islami telah
diterjemahkan kedalam banyak bahasa yang ada di bumi, sehingga diketahui
keberadaannya, demikian juga makna yang dikan-dung kedua surah.
Pertama. Sebelum kedatangan revolusi
industri, sebagian besar umat manusia di bumi masih hidup terhimpun dalam kelompok-kelompok
(komunitas) terpisah satu dengan lainnya oleh jarak yang berjauhan. Sebagai akibatnya,
dalam setiap komunitas muncul kepercayaan sampai agama, begitu juga adat
istiadat berikut tatanilai, ajaran hidup, bahasa, yang menjadikan budaya dalam komunitas
ersebut. Meski dari sejak zaman leluhur semuanya silam, kelompok-kelompok hidup
di bumi memandang langit yang sama, begitu juga gugusan bintang temasuk bulan di
malam hari, lalu pada siang harinya matahari yang sama sepanjang hayat, akan
tetapi perbedaan agama dan budaya anta-ra berbagai kelompok yang mendiami bumi tidak
dapat dihindarkan. Mungkin keragaman agama sampai budaya ini datang dari perbedaan
lingkungan alam yang mengitari kelompok hidup masing-masing di planit biru, bercorak
yang diwarnai bangsa. Dengan kehadiran revolusi industri, tembok jarak yang mengepung
berbagai komunitas hidup di bumi runtuh, dengan munculnya beragam sara-na angkutan,
mulai darat (mobil, kereta-api), air (kapal-api), hingga udara (kapal-terbang).
Komuni-tas-komunitas hidup yang awalnya kecil lalu membesar, kemudian melalui pergulatan
politik, eko-nomi, dan sosial panjang menimbulkan pemerintahan, mulai kerajaan hingga
demokrasi untuk me-ngatur negara. Keaneka ragaman latar belakang kelompk hidup
di bumi sebelumnya, menimbulkan keberagaman agama dan budaya bangsa, menjadikan
kebinekaan (diversity) agama dan budaya umat manusia di bumi. Apapun alasan
yang telah menimbulkan keragaman agama dan budaya di bumi kini, namun
kebinekaan telah menjadi kekayaan umat manusia berasal dari: hablumminallah.
Kedua. Lewat beragam sarana angkutan
dan Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) yang berhasil dikembangkan revolusi
industri, manusia lambat laun menjadi sadar, bahwa di bumi ini ter-dapat beragam
agama dan budaya dalam setiap negara, mulai bangsa hingga sukunya. Transportasi
dan TIK telah mendekatkan manusia secara lahir dan bathin. Dikatakan lahir, karena
dengan sarana transportasi orang dapat mewujudkan “temu lahir” untuk bersilaturrahmi,
mulai perorangan hingga kelompok; dikatakan bathin, karena dengan berjumpa
orang dapat menyampaikan pendapatnya. Kini orang dapat melakukan “temu
elektronik” yang juga bertatap muka langsung, tidak ubahnya “temu lahir” yang seketika
(real time) menggunakan telepon pintar (smart phone), tanpa harus keluar rumah.
Kedekatan manusia lewat perangkat elektronik (electronic gadget) oleh revolusi
industri dapat menimbulkan kebaikan sekaligus malapetaka, tergantung dari dinamika
kehidupan bermasyarakat digerakkan oleh kebinekaan budaya warisan masa lampau. Disinilah
“hablummin-annas” harus berperan untuk mengedepankan perlunya kebersamaan
manusia berdiam di bumi yang semata wayang, dalam mengatasi perbedaan. Itulah
sebabnya mengapa kebinekaan yang berasal dari “hablummin-allah” harus dikelola
dengan benar agar mendatangkan bahagia kepada semua, a-kan tetapi bilaman diartikan
sempit, dapat mendatangkan malapetaka menyedihkan kepada semua.
Ketiga. Teknologi Buatan Manusia, disingkat TBM (Man Made Technology,
disingkat MMT) telah menyebabkan pencemaran yang semakin merisaukan di bumi. Padahal
yang akhir ini adalah Ibu Pemberi Benda
(IPB), yakni Ibu Bumi (Mother Earth) yang menyediakan: makanan, minuman, dan
zat-asam kepada semua mahluk. Dengan demikian telah timbul kesalahan besar di
bumi, “arus bahan” dari dalam perut bumi ribuan menuju permukaan, setelah tidak
digunakan lagi tidak me-nyelesaikan siklus sempurna untuk kembali ke asalnya agar
tidak meimbulkan limbah, akan tetapi dihamburkan ke atmosfer, ditumpahkan kedalam
badan air, dan dionggokkan di daratan. Padahal alam telah mengajarkan TCA (NIT)
yang mendatangkan berjenis mahluk: tanaman sejak 430 juta tahun silam, hewan
sejak 75 juta tahun terakhir, dan manusia sejak 300.000 tahun belakangan. Adapun
limbah yang dihasilkan TCA hampir semuanya kapur (calcium), seperti: kulit
kerang, begitu juga fossil hewan dan manusia silam, semuanya limbah tidak-berbahaya;
adapun lainnya telah terurai kembali menjadi unsur-unsur kimia yang tertera
dalam tabel Mendeleyev. Menyimak kepada apa yang telah diperbuat TCA sebagai teladan,
perlu diambil langkah untuk menyempurna-kan TBM agar “hablumminakaun”, yakni
Alam Raya karunia Ilahi, khususnya bumi dimana mah-luk berada, dapat terhindar
dari pencemaran lebih parah dilakukan manusia selama keberadaannya.
H.M.Rusli Harahap
Jalan Batu Pancawarnaa I/2A Pulomas,
Kayu Putih, Jakarta. 13210
--------- selesai --------
No comments:
Post a Comment